Apr 28, 2024 20:43 Asia/Jakarta
  • Hujatulislam Ramezani, dan Presiden Venezuela
    Hujatulislam Ramezani, dan Presiden Venezuela

Sekjen Lembaga Internasional Ahlul Bait as, Hujatulislam Reza Ramezani, dalam lawatannya ke Venezuela, bertemu dengan Presiden Nicolas Maduro.

Dalam pertemuan itu, Presiden Venezuela, mengaku gembira dengan kunjungan Hujatulislam Ramezani, dan menyebut hubungan negaranya dengan Iran, bersahabat, berakar, dan bersejarah.
 
"Hubungan ini harus berlandaskan nilai-nilai dan prinsip. Kita hidup di dunia yang sarat pemaksaan. Chavez menganggap Abad 21 sebagai abad bangsa-bangsa dunia, dan kita adalah bagian dari Abad 21, karena itu Abad 21 adalah abad kita. Tidak ada seorang pun yang dapat merebut hak kebebasan, kemerdekaan, dan hidup dalam perdamaian, dan hak ikatan spiritual, budaya serta agama dari kita."
 
Presiden Venezuela, mengatakan bahwa persahabatan Iran dan Venezuela, bukan persahabatan yang politis dan sementara, tapi nyata dan strategis, dan ia menekankan hubungan rakyat Iran, dan Venezuela.
 
Nicolas Maduro, mengenang pertemuannya dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei, dan menyebut beliau sebagai tokoh yang cerdas, serta memiliki analisa akurat, dan mendalam terkait perkembangan dunia.
 
Ia menegaskan, "Kami selalu memanfaatkan arahan-arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dan saya berharap Sekjen Lembaga Internasional Ahlul Bait, dapat menyampaikan salam khusus saya kepada Ayatullah Khamenei."
 
 
Orang-Orang Zionis Mengendalikan AS Hari Ini
 
Presiden Venezuela, menganalisa situasi dunia terkini,
 
"Dunia memasuki era perubahan baru. Sekitar 100 tahun berlalu dari masa Nazisme dan fasisme, tapi hari ini kita masih menyaksikan gerakan-gerakan Nazi dan fasis, di AS, dan negara-negara Barat. Seluruh permasalahan dunia hari ini disebabkan oleh pandangan fasis dan Nazi, yang menyusup ke dalam seluruh pilar negara-negara Barat."
 
Maduro menambahkan,
 
"Orang-orang Zionis, hari ini yang mengendalikan AS, dan kekuatan militer, politik serta ekonomi berada di tangan mereka. Kedua partai AS, Republik dan Demokrat, dikontrol oleh Zionis. Dua kekuatan utama yaitu kekuatan militer, dan media sosial berada di bawah kendali mereka. Orang-orang Zionis, mengancam perdamaian dengan kekuatan militer, dan dengan kekuatan media sosial termasuk Facebook, X, dan semacamnya, mereka berusaha merekayasa opini publik dunia."
 
Presiden Venezuela menegaskan,
 
"Akan tetapi hari ini kita memasuki dunia multipolar yang di dalamnya terbentuk berbagai blok kekuatan seperti Cina, Rusia, dan Iran. Iran, di bidang militer mengalami kemajuan pesat, dan negara ini di bidang media sosial juga termasuk kuat. Kami di Venezuela, menjadikan pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagai langkah awal, dan pertukaran ilmu pengetahuan antara Venezuela dan Iran, sudah kami mulai. Saya berharap pertukaran ilmu pengetahuan ini dapat diperluas."
 
 

 

Hubungan Iran dan Venezuela Berakar dan Strategis
 
Hujatulislam Reza Ramezani, dalam pertemuan ini menyebut hubungan Iran dan Venezuela, berakar, dan strategis.
 
"Menindas, dan menerima penindasan dibenci oleh ajaran agama kami, dan sebaliknya, kemuliaan dan keadilan, menjadi penekanan."
 
Ia menambahkan,
 
"Imam Khomeini, telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Iran, dan bangsa-bangsa dunia. Pelajaran itu adalah bahwa kita bisa melawan penindasan, dan melangkah di jalan peradaban. Imam Khomeini, meyakini empat prinsip yaitu percaya kepada Tuhan, percaya kepada tujuan, percaya kepada jalan, dan percaya kepada rakyat. Imam Khomeini melakukan revolusi atas dasar empat prinsip kepercayaan, dan keyakinan ini, serta menciptakan perubahan di Iran, dan dunia, juga mengubah konstelasi dunia."
 
Sekjen Lembaga Internasional Ahlul Bait, menjelaskan,
 
"Harus diciptakan perubahan-perubahan di dunia ini sehingga kekayaan dunia secara adil dapat didistribusikan ke seluruh penduduknya, bukan 90 persen penduduk dunia yang hanya mendapatkan 10 persen kekayaan dunia, dan 90 persen kekayaan sisanya dikuasai oleh 10 persen penduduk dunia yang lain."
 
Hujatulislam Ramezani, juga menyinggung perbudakan modern,
 
"Penindasan-penindasan di dunia yang dilakukan oleh beberapa negara, dan dapat disebut sebagai perbudakan modern, harus ditumpas. Di masa lalu, 100 orang atau 1.000 orang dijadikan budak, tapi hari ini bangsa-bangsa dunia dijadikan budak, maka dari itu hak asasi manusia harus dihormati sebenar-benarnya."
 
Ia menambahkan,
 
"Keadilan dalam pemikiran Syiah, menempati posisi sentral, dan simbol keadilan dalam pemikiran Syiah, adalah Imam Ali. Para pemikir semisal George Jordac, memperhatikan masalah ini. Rasionalitas, spiritualitas, dan keadilan adalah tiga sisi pemikiran Syiah, yang lahir dari ajaran-ajaran Ahlul Bait."
 
Sekjen Lembaga Internasional Ahlul Bait menerangkan,
 
"Nabi Isa as, datang untuk menguatkan umat manusia. Kami orang-orang Syiah, juga meyakini bahwa Imam Mahdi, akan datang untuk menguatkan umat manusia, dan pemerintahan dunia akan jatuh ke tangan orang-orang saleh, dan kaum tertindas akan berkuasa atas dunia, sementara para penindas, orang-orang zalim, dan penjajah, akan tersingkirkan."
 
Hujatulislam Ramezani melanjutkan,
 
"Iran, telah berubah dari sebuah kekuatan regional menjadi kekuatan global. Kemampuan-kemampuan Iran, di berbagai bidang disebabkan oleh pertumbuhan, dan kekuatan ilmu pengetahuan. Iran, di beberapa bidang ilmu pengetahuan termasuk 10 negara unggul dunia, dan dalam pemeringkatan sains dunia, Iran berada di peringkat ke-16. Maka dari itu, Iran, siap untuk membagikan pengalaman, dan capaian-capaian ilmu pengetahuannya ke negara lain. Kami siap membagi pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama bertahun-tahun di Iran, dalam kondisi disanksi, kepada Venezuela."
 
 

 

Penegasan Presiden Venezuela atas Perhatian pada Pengikut Ahlul Bait
 
Hujatulislam Ramezani, di akhir pertemuan, meminta Presiden Venezuela, untuk memberikan perhatian khusus pada para pengikut, dan pecinta Ahlul Bait, di Venezuela, dan mengundang perwakilan-perwakilan mereka ke acara-acara terkait.
 
Permintaan ini segera menjadi perhatian serius Presiden Venezuela, dan ia menegaskan perwakilan-perwakilan pengikut ajaran Ahlul Bait, selalu kami undang.
 
Dalam pertemuan ini, Dr. Abdolhossein Kalantari, Kepala Departemen Budaya dan Sosial, Kementerian Pendidikan Iran, Hujatulislam Hojattollah Soltani, Dubes Iran, untuk Venezuela, Ramon Velascuez, Kepala Komisi Kerja Sama dengan Iran, Yvan Gil Pinto, Menteri Luar Negeri Venezuela, dan Freddy Alfred Nazareth, Wakil Presiden Venezuela urusan budaya dan Pariwisata, serta Menteri Komunikasi Venezuela, juga turut hadir. (HS)