May 11, 2024 16:28 Asia/Jakarta
  • Mendagri Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail
    Mendagri Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail

Menteri Dalam Negeri Malaysia, menolak permintaan Amerika Serikat, untuk memperketat sanksi terhadap Republik Islam Iran.

Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, Rabu (8/5/2024) mengatakan Malaysia, hanya mengakui sanksi-sanksi yang sudah diterapkan oleh PBB, bukan sanksi-sanksi sepihak dari setiap negara.
 
Dikutip surat kabar Straits Times, Mendagri Malaysia menambahkan, "Saya tegaskan bahwa kami hanya mengakui sanksi-sanksi yang sudah diterapkan oleh Dewan Keamanan PBB."
 
Setelah melakukan pertemuan dengan pejabat senior Departemen Keuangan AS, Brian Nelson, Ismail menerangkan, "Delegasi Amerika Serikat, menghormati sikap negara kami."
 
Sementara itu, Brian Nelson di Kuala Lumpur menuturkan, "Saya hanya mengatakan bahwa kami telah menyampaikan sejumlah instruksi pelayaran terkait jenis pelayanan yang diberikan, kepada Malaysia."
 
"Kami menyaksikan sebagian transfer dari kapal ke kapal dilakukan terutama di malam hari, disadari atau tidak. Tujuan dari aksi ini tidak lain untuk menutupi asal muatan yang dalam kasus ini adalah minyak Iran," imbuhnya.
 
Pada hari yang sama, Bloomberg, mengutip seorang pejabat Depkeu AS, mengabarkan bahwa upaya Iran, dan kelompok seperti Hamas, untuk meningkatkan pendapatan dari Asia Tenggara, telah memicu kekhawatiran pemerintahan Presiden Joe Biden.
 
Menurut Bloomberg, pejabat Depkeu AS, ini Selasa, bertolak ke kawasan Asia Tenggara, untuk menggalang dukungan penerapan sanksi-sanksi baru terhadap Iran.
 
Klaim Bloomberg menyebutkan, para pejabat AS, bertemu dengan sejumlah direktur eksekutif, anggota parlemen, dan institusi-institusi keuangan di Singapura dan Malaysia, untuk melemahkan kemampuan finansial Rusia, dalam perang di Ukraina, dan memperketat sanksi ekspor minyak mentah Iran. (HS)

Tags