Film Dokomenter Iran The Seeker of Orient akan Diputar di Jepang
(last modified Sat, 22 Jun 2024 13:38:21 GMT )
Jun 22, 2024 20:38 Asia/Jakarta
  • Henry Corbin
    Henry Corbin

Film dokumenter Iran "The Seeker of Orient" karya Masoud Taheri diputar di Tokyo, Jepang.

Film Mustashriq atau The Seeker of Orient menceritakan kisah hidup dan pemikiran Henry Corbin, filsuf dan pemikir Prancis. Menurut laporan Pars Today, film dokumentar The seeker of Orient karya Masoud Taheri akan diputar pada pemutaran luar negeri pertama pada hari Sabtu, 29 Juni di Tokyo, di Institut Filsafat Meiji (MIPs). Ehsan Shariati dan Bahman Zakipour, seorang profesor Iran yang tinggal di Jepang hadir dalam pemutaran film ini di kampus Izumi Universitas Meiji.

 

Film dokumentar The seeker of Orient yang berdurasi 110 menit, diproduksi tahun tahun 1398 Hs (2019) dan diputar tahun itu juga, tapi setelah merebaknya pandemi Corona, pemutaran film ini dibatalkan. Lima tahun kemudian, acara ilmiah bertajuk "Islam, Corbin dan Heidegger" akan diadakan di Institut Filsafat (MIPs) Universitas Meiji, dan Ehsan Shariati, yang hadir pada pemutaran pertama film tersebut di Iran di Perpustakaan Nasional, adalah dijadwalkan untuk berbicara pada pertemuan ini.

 

Syuting film The seeker of Orient diambil di lima negara, Iran, Prancis, Amerika Serikat, Turki dan Swiss.

 

Profesor seperti Hermann Landolt, Sayid Hossein Nasr, Christian Jambet, Pierre Lory, Mohammad Ali Amir-Moezzi, Yann Richard, Karim Mojtahedi, Gholam-hossein Ebrahimi Dinani, Insya-Allah Rahmati, Bahman Zakipour, Hassan Sayid Arab, dan Alireza Soati hadir dalam dokumenter ini.

 

Siapakah Henry Corbin ?

 

Henry Corbin, filsuf, pakar studi tentang Syiah dan Iranolog Prancis. Ia disebut-sebut sebagai penafsir kebijaksanaan spiritual Iran dan filosofi Syiah yang paling menonjol di negeri ini.

 

Corbin berperang dalam mengenalkan Islam Syiah di Barat dan menarik perhatian studi orientalis dari Islam Sunni ke Islam Syiah. Buku Islam Iran, tentang evolusi pemikiran filosofis dan spiritual di Iran, dengan fokus menjelaskan peran khusus orang Iran dalam penafsiran Syiah dan esoterik dari Islam, telah dianggap sebagai buku Corbin yang paling rinci dan penting.

 

Corbin yang memulai studinya di bidang filsafat Eropa dan Kristen, menjadi tertarik pada hikmah dan filsafat Islam, khususnya filsafat Syiah Iran, setelah mempelajari tentang filsafat isyraqi (iluminasi). Untuk memperluas studinya di bidang ini, selama dua puluh tahun dan sebagian tahun-tahun tersebut dihabiskan di Iran, ia mengajar di Universitas Tehran dan berdiskusi dengan Allamah Tabatabai dan para pemikir Muslim Iran lainnya.

 

Corbin antara tahun 1337-1338 Hs (1958-1959) aktif berdiskusi dengan Allamah Tabatabi tentang teologi, keyakinan dan sejarah Syiah. Terkait diskusi tersebut, Allamah Tabatabai mengatakan, menurut Corbin sampai saat ini para orientalis mengambil informasi dan data tentang Islam dari Ahli Sunnah, sehingga hakikat Mazhab Syiah tidak dikenalkan kepada Barat dengan benar.

 

Sementara Corbin mengatakan, berbeda dengan para orientalis terdahulu, keyakinan saya adalah Syiah sebuah mazhab sejati dan asli, eksis dan memiliki karakteristik sebuah mazhab sejati, serta tidak seperti yang dikenalkan kepada Barat. Apa yang saya dapatkan setelah penelitian ilmiah saya adalah bahwa kebenaran spiritualitas Islam harus dilihat dari sudut pandang Syiah, yang memiliki pandangan realistis terhadap agama ini, oleh karena itu saya mencoba memperkenalkan mazhab ini ke dunia barat sesuai dengan realitasnya.

 

Allamah Tabatabai terkait pertemuan keduanya dengan Corbin menulis: Dalam pertemuan ini, Corbin menyatakan bahwa mazhab Syiah adalah satu-satunya mazhab yang menjaga hubungan bimbingan (hidayah) ilahi antara Tuhan dan manusia selamanya, serta senantiasa menjaga wilayah tersebut tetap hidup dan eksis.

 

Corbin mengatakan, ketika di Eropa, Saya mengadakan sebuah konferensi tentang Imam Mahdi af, Imam keduabelas Syiah dunia, berdasarkan keyakinan Syiah, dan hal ini merupakan hal yang baru bagi ilmuwan Eropa yang hadir di konferensi tersebut.

 

Ia menambahkan, menurut keyakinan saya, seluruh agama mengejar sebuah kebenaran, tapi hanya mazhab Syiah memberi baju abadi dan berkesinambungan kepada kebenaran (hakikat) ini, serta menyakini bahwa karakteristik ini akan kekal di dunia manusia. (MF)

 

Tags