Ini Penjelasan Baghaei tentang Upaya Iran Mencegah Eskalasi Krisis di Suriah, dan Koreksi atas Narasi Putin
Ismail Baghaei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa kehadiran penasihat Iran di Suriah sejak awal bertujuan untuk membantu tentara negara ini memerangi terorisme dan mencegah penyebarannya di kawasan.
Vladimir Putin, Presiden Federasi Rusia dalam konferensi pers tahunannya yang bertajuk "Panggilan Langsung" untuk pertama kalinya sejak jatuhnya pemerintahan Bashar Assad di Suriah, menjawab pertanyaan tentang perkembangan di lapangan yang mengarah keluarnya Assad dari Damaskus, serta koordinasi antara Republik Islam Iran dan Federasi Rusia sebagai dua aktor aktif dalam kasus Suriah selama tiga belas tahun terakhir.
Menurut Parstoday mengutip IRNA, sebagian perkataan Presiden Rusia dalam konferensi pers ini menimbulkan pertanyaan di kalangan opini publik, yang menunjukkan bahwa pernyataan Putin tidak akurat. Misalnya, Vladimir Putin menunjukkan bahwa Rusia tidak memiliki pasukan darat di Suriah dan berkata,“Kami memiliki dua pangkalan di sana, satu adalah pangkalan angkatan udara dan yang lainnya adalah pangkalan militer angkatan laut. Komponen darat terdiri dari angkatan bersenjata Suriah sendiri dan beberapa lainnya, seperti kita ketahui karena tidak ada titik tersembunyi, ada yang disebut sebagai unit tempur pro-Iran. Pada satu titik, kami bahkan menarik pasukan operasi khusus keluar dari sana. Pekerjaan kami di sana bukan hanya sekedar berperang.”
Menanggapi pertanyaan tentang apa yang terjadi pada hari-hari terakhir di Suriah, yang mengganggu banyak perimbangan kekuatan saat ini, Presiden Rusia memaparkan penjelasannya tentang apa yang terjadi di bidang militer dengan mengatakan, “Ketika kelompok oposisi bersenjata mendekat memasuki Aleppo, sekitar 30.000 orang-orang membela Aleppo. 350 anggota milisi memasuki kota. Pasukan pemerintah, bersama dengan unit-unit yang disebut pro-Iran mundur dan meledakkan pangkalan mereka tanpa perlawanan. Dengan pengecualian pada beberapa kasus di mana konflik bersenjata terjadi, situasi serupa terjadi di seluruh Suriah. Jika sebelumnya, misalnya, teman-teman Iran meminta kami untuk membantu mereka memindahkan unit mereka ke wilayah Suriah, sekarang mereka ingin kami memindahkan mereka dari sana. Kami telah mengevakuasi 4.000 pejuang Iran dari pangkalan Hmeimim dan memindahkan mereka ke Tehran. Beberapa unit pro-Iran pergi ke Lebanon dan lainnya ke Irak tanpa ikut serta dalam pertempuran".
Sejak dimulainya babak baru perkembangan di Suriah dan hengkangnya Bashar Assad dari negara ini ke Rusia, banyak pejabat Iran, mulai dari Menteri Luar Negeri hingga juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar Republik Islam Iran di Suriah, dengan tampil di berbagai program televisi dan mengadakan konferensi pers. Mereka membahas perkembangan yang terjadi di Suriah dalam beberapa minggu dan hari menjelang jatuhnya pemerintahan Assad, namun poin-poin yang diangkat presiden Rusia dalam konferensi pers tahunan tersebut merupakan hal baru dalam beberapa hal rinci.
Terkait hal ini, kantor berita IRNA melakukan wawancara dengan Esmail Baghaei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengenai perkataan Presiden Rusia baru-baru ini, yang bagian pentingnya dapat Anda baca di sini.
Mengingat sejarah panjang kerja sama dan koordinasi antara Iran dan Rusia dalam menghadapi terorisme di Suriah, Esmail Baghaei mengatakan, "Bukan hal yang aneh jika pihak-pihak yang terlibat dalam perkembangan di Suriah memiliki narasi sendiri tentang penyebab dan faktor perkembangan dan peran aktor-aktor yang berbeda. Pada saat yang sama, tampaknya beberapa isu yang diangkat mengenai peran penasihat Iran di Suriah pada hari-hari terakhir menjelang jatuhnya Damaskus tidak didasarkan pada informasi yang akurat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menambahkan, "Kehadiran para penasihat Republik Islam Iran di Damaskus sejak awal bertujuan untuk membantu tentara Suriah dalam menangani terorisme dan mencegah penyebaran ketidakamanan ke wilayah sekitar dan seluruh kawasan. Keputusan penarikan pasukan penasihat juga merupakan tindakan yang bertanggung jawab. Kondisi dan pertimbangan situasi keamanan-militer dan politik Suriah serta situasi di kawasan juga dipertimbangkan.
Pasca jatuhnya Daesh, kehadiran militer Iran di lini pertahanan Suriah berubah
Mengacu pada fakta bahwa Republik Islam Iran hadir di negara ini atas undangan pemerintah Suriah yang sah dan mapan, Baghaei menjelaskan,"Iran dan Suriah memiliki kerja sama yang efektif melawan terorisme selama bertahun-tahun dan berhasil mencegah aliran berbahaya Daesh di Suriah dan Irak".
Lebih lanjut, Jubir Kemlu Iran mengungkapkan, "Pasca jatuhnya Daesh, kehadiran militer Iran di garis pertahanan Suriah diubah dan garis tersebut hanya sebatas bantuan konsultan ke Suriah untuk mencegah bangkitnya kembali terorisme Daesh dan takfiri serta memperkuat kekuatan militer negara tersebut dalam melawan Daesh dan petualangan rezim Zionis. Tindakan ini berhasil, tapi seperti yang dilihat semua orang, seiring penarikan pasukan penasehat Iran dari Suriah, rezim pendudukan segera menduduki bagian-bagian strategis wilayah Suriah, sekaligus menghancurkan infrastruktur pertahanan penting negara tersebut".
Tehran lebih memilih bertukar pandangan dengan Moskow melalui jalur resmi
Menanggapi pertanyaan tentang jumlah warga negara Iran yang dipindahkan dari Suriah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran kepada IRNA mengungkapkan, "Orang-orang ini termasuk keluarga diplomat dan pegawai misi diplomatik-konsuler dan kebudayaan Iran di Suriah, peziarah Iran, dan sejumlah peziarah non-Iran dan individu. Mereka pergi ke Suriah untuk membantu para pengungsi Lebanon. Semua orang ini diangkut ke Iran dengan pesawat Iran dan melalui Bandara Hmeimim, yang selalu digunakan sebagai bandara tambahan di sebelah Bandara Damaskus yang bekerja sama dengan Rusia".
Di akhir perbincangan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan,"Iran dan Rusia memiliki hubungan penting di berbagai bidang dan pembicaraan kedua negara berlangsung pada tingkat yang berbeda, dan kami lebih memilih untuk bertukar pendapat dan pengalaman melalui jalur resmi".(PH)