Pelanggaran Komitmen AS atas Kesepakatan Nuklir Iran
-
Sayid Abbas Araqchi
Deputi Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Republik Islam Iran setahun lalu menyaksikan pelanggaran-pelanggaran komitmen, penundaan, kebijakan-kebijakan terlambat dan permusuhan Amerika Serikat serta beberapa negara lain dalam pelaksanaan kesepakatan nuklir Iran.
Sayid Abbas Araqchi, Deputi Menlu Iran untuk urusan hukum dan internasional, Minggu (15/1) memperingati setahun Rencana Aksi Bersama Komprehensif atau JCPOA dalam jumpa persnya di Tehran mengatakan, Amerika dan Eropa dalam setahun terakhir melakukan apapun untuk mengganggu pelaksanaan JCPOA, namun Iran melawannya dan berusaha mengatasi semua hambatan.
Araqchi menambahkan, Dewan Keamanan PBB mengakui program nuklir Iran sebagai program nuklir legal dan program nuklir ini terus berlanjut, dan riset serta pengembangan di bidang ini tengah dilakukan.
Deputi Menlu Iran menjelaskan, Iran akan mencapai pengayaan industri dan kerja sama-kerja sama nuklir damai Iran dengan negara-negara lain terus berlangsung.
Menurut Araqchi, sanks-sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran sudah dicabut di tiga bidang penting, energi, minyak dan petrokimia, transportasi dan finansial serta perbankan, dan beberapa masalah yang dihadapi saat ini di bidang perbankan tidak ada kaitannya dengan JCPOA.
Terkait detail perundingan terbaru dengan delegasi Amerika di Wina, Deputi Menlu Iran menuturkan, Iran tidak melakukan negosiasi dengan delegasi Amerika kecuali dalam sejumlah masalah teknis JCPOA dan masa depan perundingan.
Araqchi menerangkan, pengambilan keputusan terkait masa depan JCPOA di Amerika adalah tanggung jawab presiden mendatang negara itu.
"Perundingan nuklir Iran dan Amerika sudah final, dan Iran tidak akan menggelar perundingan tentang JCPOA dengan pemerintahan baru Amerika," pungkasnya. (HS)