Rahbar: Perlawanan, Opsi Tunggal untuk Menghadapi AS
(last modified Thu, 02 Nov 2017 10:56:51 GMT )
Nov 02, 2017 17:56 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, mundur dalam menghadapi Amerika Serikat akan membuat para pejabat negara ini semakin berani dan kurang ajar, oleh sebab itu, satu-satunya jalan adalah perlawanan untuk menghadapinya.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menegaskan hal itu dalam pidatonya di hadapan ribuan siswa dan mahasiswa di Tehran, ibukota Republik Islam Iran, Kamis (2/11/2017) pagi.

Dalam pidato menjelang Hari Nasional Melawan Arogansi Global atau yang disebut sebagai Yaumullah 13 Aban, Rahbar menyebut generasi muda sebagai generasi yang memimpin dan memajukan masyarakat.

"Generasi yang berbakat dan memiliki pemahaman yang baik ini, tidak diragukan lagi, akan mengantarkan Republik Islam Iran melewati berbagai rintangan dan kesulitan menunju titik yang diinginkan. Namun tentu saja, realisasi dari tujuan cemerlang ini membutuhkan pengenalan atas musuh utama dan jahat bangsa Rerpublik Islam Iran,yaitu AS, dan memerlukan ilmu pengetahuan, kerja dan upaya, serta penguatan hubungan dengan Tuhan," kata Ayatullah Khamenei seperti dikutip IRNA.

Rahbar lebih lanjut memuji semangat generasi muda dan kekuatan mereka dalam menganalisa. Ayatullah Khamenei menjelaskan, sifat para pemuda adalah aktif dan progresif, namun keistimewaan ini juga telah dimiliki oleh para remaja Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyingung contoh dari realitas semangat tersebut pada tahap-tahap sebelum dan setelah kemenangan Revolusi Islam.

"Di berbagai peristiwa revolusi, para remaja –seiring dengan para pemuda– telah masuk ke medan perjuangan, bahkan dalam menghadapi kebengisan rezim taghut, mereka telah mencatat Hari 13 Aban 1357 Hs dengan nama mereka," imbuhnya.

Ayatullah Khamenei menyebut partisipasi luas dan berani di berbagai medan perang dalam Perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun) sebagai contoh lain dari semangat para remaja dan pemuda Iran.

Di bagian lain pidatonya, Rahbar menjelaskan pentingnya untuk mengenal musuh sebagai syarat utama berlanjutnya upaya untuk merealisasikan berbagai tujuan pemerintah dan rakyat Iran.

Ayatullah Khamenei menuturkan, AS dalam artinya kata yang sebenarnya adalah musuh jahat dan musuh utama, dan fakta ini bukan dari parsangka dan sudut pandang pesimistis, tetapi dari pengalaman, pemahaman yang benar tentang berbagai hal dan penyaksian atas realitas dan kenyataan di lapangan.

Rahbar juga menyinggung pidato terbaru Donald Trump, Presiden AS yang menyebut rakyat Iran sebagai teroris.

"Perkataan bodoh ini menunjukkan bahwa para pejabat AS tidak hanya memusuhi kepemimpinan (Rahbari) dan pemerintah Republik Islam Iran, namun juga memusuhi dan membenci prinsip keberadaan sebuah bangsa yang tak kenal lelah untuk berdiri melawan mereka," ujarnya.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung pidato salah satu pejabat AS beberapa tahun lalu yang mengatakan bahwa AS harus melenyapkan "akar" bangsa Iran. Beliau menuturkan, mereka tidak mampu memahami realitas bahwa sebuah bangsa dengan catatan sejarah dan budaya yang kaya seperti ini tidak akan bisa dimusnahkan.

Menurut Rahbar, permusuhan mendalam AS terhadap rakyat Iran telah menyebabkan "kebutaan mata perhitungan" para pejabat Washington dan pengulangan kesalahan-kesalahan mereka.

"Sejak hari pertama kemenangan, di mana revolusi masih seperti tunas yang masih muda, AS telah memulai permusuhannya. Kini, ketika Republik Islam telah berubah menjadi pohon yang hijau dan subur, para pejabat AS masih melanjutkan konspirasi-konspirasi gagalnya, sebab, permusuhan dan kebencian telah menghalangi mereka untuk melihat dan memahami realitas dan mengevaluasinya dengan benar," jelas Ayatullah Khamenei.

Rahbar juga mengkritik pihak-pihak yang meyakini bahwa jika sedikit mundur dalam menghadapi AS, maka permusuhannya akan berkurang. Beliau mengatakan, pengalaman sejarah membuktikan bahwa para pejabat AS bahkan tidak memiliki belas kasihan terhadap orang-orang yang berharap kepada mereka.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menuturkan, AS juga melakukan berbagai upaya untuk merusak hasil perundingan nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif). Melihat realitas tersebut Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan, mundur dalam menghadapi AS akan membuat para pejabat negara ini semakin berani dan kurang ajar, oleh sebab itu, satu-satunya jalan adalah perlawanan untuk menghadapinya.

Di akhir pidatonya, Rahbar menekankan kepada para siswa dan mahasiswa untuk tidak melupakan musuh utama, yaitu AS, dan menilai syarat utama ini sebagai pelanjut jalur masa depan yang baik bagi Iran.

Pada 13 Aban atau November 1979, mahasiswa Iran menduduki Kedutaan Besar AS di Tehran yang dijadikan sarang spionase Washington. Di masa itu, AS melancarkan berbagai konspirasi terhadap Revolusi Islam melalui koordinasi Kedubes mereka di Tehran, ibukota Iran. (RA)

Tags