Kerja Sama Pertahanan Iran-Irak dan Upaya Ciptakan Keamanan
(last modified Thu, 19 Apr 2018 08:44:35 GMT )
Apr 19, 2018 15:44 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Kwartet di Irak
    Pertemuan Kwartet di Irak

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami mengunjungi Baghdad, ibukota Irak untuk bertemu dengan pejabat tinggi negara ini termasuk Kepala Staf Angkatan Darat Irak Letnan Jenderal Othman al-Ghanmi.

Hatami bertemu dan berdialog dengan al-Ghanmi pada hari Rabu (18/4/2018). Dia mengucapkan selamat atas kemenangan besar Irak dalam menumpas terorisme, dan mengatakan, Irak mencapai prestasi ini berkat persatuan nasional, bimbingan para Marja', upaya para pejabat dan keberanian para pejuang dan pemuda Irak.

 

Menhan Iran menuturkan, pandangan Iran terhadap Irak adalah pandangan komprehensif yang didasarkan pada "Irak yang bersatu," dan Tehran meyakini bahwa keamanan dan stabilitas Irak sangat penting bagi seluruh kawasan.

 

Dalam pertemuan tersebut, kepala staf angkatan darat Irak mengatakan, kerjasama antara Baghdad dan Tehran di sektor pemberantasan terorisme dengan tujuan membersihkan seluruh wilayah Irak dari keberadaan teroris akan berlanjut. Al-Ghanmi mengapresiasi peran nyata Iran dalam berbagai kemenangan Irak untuk menumpas kelompok teroris takfri Daesh (ISIS).

 

Iran dan Irak, selain dua negara yang saling bertetangga, juga merupakan dua kekuatan penting dan efektif dalam Front Muqawama untuk menumpas terorisme, di mana kerja sama kedua negara itu telah membuat Daesh di Irak yang didukung oleh AS dan sekutunya hancur.

 

Iran dan Irak disebabkan persamaan budaya, agama, mazhab, sejarah dan bahasa memiliki hubungan mendalam yang didasarkan pada hubungan masyarakatnya. Kedua negara ini memiliki perbatasan bersama yang panjang, namun tidak saling mengabaikan untuk keamanan masing-masing. Ketika Daesh menyerang Irak dan menduduki sebagian wilayah negara ini, Iran adalah negara pertama yang membantu Irak untuk melawan kelompok teroris takfiri tersebut.

 

Keamanan dan stabilitas Irak penting bagi keamanan Iran. Oleh karena itu, Iran menularkan pengalamannya kepada Irak dalam perang menumpas terorisme. Tehran juga membantu pemerintah Baghdad untuk membentuk pasukan yang efektif, kuat dan strategis; yaitu pasukan yang berasal dari mobilisasi rakyat.

 

Persatuan dan pembentukan pasukan relawan al-Hashd al-Shaabi serta bimbingan Marja'iyah Tinggi di Irak serta bantuan para penasihat militer Iran telah mengakhiri kehidupan teroris Daesh di negara Arab itu. Kerja sama konstruktif Iran dan Irak dalam perang menumpas Daesh menujukkan bahwa kedua negara yang memiliki perbatasan panjang bersama, mempunyai kepentingan strategis bersama pula.

 

Keamanan dan stabilitas Irak yang terintegrasi dianggap sebagai keamanan dan stabilitas Iran. Oleh karena itu, segala bentuk ketidakamanan di Irak akan mempengaruhi keamanan di Iran.

 

Kemampuan pertahanan dan militer Iran digunakan untuk melayani perdamaian dan keamanan regional terutama untuk negara-negara tetangganya. Hal ini terbukti dari bantuan pemerintah dan militer Iran kepada Irak untuk menumpas Daesh.

 

Penerimaan tanggung jawab oleh Iran atas Irak berakar dari persamaan-persamaan masyarakatnya, oleh sebab itu, kepentingan kedua negara tidak terbatas pada periode tertentu saja.

 

Hari ini, pasca kehancuran Daesh, Iran dan Irak juga memerlukan kerja sama untuk merekonstruksi negara Arab itu. Presiden Irak Fouad Masoum dalam sebuah pernyataan terbaru menyinggung peran efektif Iran dalam mendukung negaranya untuk menumpas teroris Daesh.

 

Dia mengatakan, "Saat ini, pasca kehancuran Daesh, perluasan hubungan Irak dan Iran untuk meraih kepentingan bersama di bawah bayangan perbatasan bersama, ikatan agama, mazhab, budaya dan sejarah, adalah penting."

 

"Diplomasi pertahanan" Iran terhadap Irak berakar dalam persamaan budaya dan sejarah, dan didasarkan pada kepentingan umum serta interaksi persahabatan kedua negara. Kerjasa sama pertahanan dan militer Irak bukan hanya kerja sama bilateral, namun juga berada dalam kerangka Front Muqawama (perlawanan).

 

Pebentukan komite segi empat Irak, Suriah, Rusia dan Iran menunjukkan kerja sama strategis Tehran dan Baghdad dalam skala regional untuk melayani perdamaian dan keamanan di Asia Barat. (RA)

 

Tags