Iran dan Upaya Global Perangi Ideologi Ekstrem
https://parstoday.ir/id/news/iran-i55676
Deputi Menteri Luar Negeri Iran urusan hukum dan internasional, Gholamhossein Dehghani dalam sidang Dewan Keamanan PBB, menyinggung pengaruh ideologi ekstrem yang mengancam dunia dan keamanan global.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Apr 25, 2018 18:02 Asia/Jakarta
  • teroris Daesh
    teroris Daesh

Deputi Menteri Luar Negeri Iran urusan hukum dan internasional, Gholamhossein Dehghani dalam sidang Dewan Keamanan PBB, menyinggung pengaruh ideologi ekstrem yang mengancam dunia dan keamanan global.

Dehghani mendesak langkah nyata setiap negara dan lembaga internasional untuk memerangi ideologi ekstrem yang memprovokasi kaum muda melakukan aksi kekerasan.

Dehghani menekankan urgensi melindungi kaum muda dari ancaman ekstremisme dan mengatakan, untuk mencegah penyebaran ekstremisme dan terancamnya para pemuda, tidak ada jalan lain kecuali upaya untuk meningkatkan toleransi, investasi di bidang pendidikan dan penyadaran, menghapus kemiskinan, mengakhiri diskriminasi dan penjajahan terutama di Palestina, dan penangangan efektif atas situasi krisis dan konflik.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, sekitar tiga tahun lalu menulis dua surat bersejarah, pertama pada Januari 2015, setelah itu pada Desember di tahun yang sama, untuk para pemuda Eropa dan Amerika Utara.

Surat Rahbar itu mengarahkan perhatian masyarakat internasional ke pusat utama ekstremisme dan kekerasan yang bersumber dari tindakan-tindakan agresi Barat.

Langkah cerdas ini telah membuka pemikiran baru dan dengan berbicara kepada para pemuda di Barat, Rahbar mengajak para pencari kebenaran untuk kembali mempertanyakan alasan munculnya kekerasan dan ekstremisme.

surat Rahbar

Profesor di Universitas Princeton, Amerika Serikat, Richard Anderson Falk mengatakan, surat Rahbar Iran itu meskipun ditujukan kepada para pemuda, namun penting untuk kita semua. Inti surat itu dapat menjadi pondasi spiritualitas dan moral bagi setiap masyarakat dan disebarluaskan ke seluruh umat manusia.

Hari ini, sungguh disayangkan kekhawatiran terkait ekstremisme dan kekerasan masih terus kita saksikan. Ekstremisme dan kekerasan selama bertahun-tahun telah menjadikan kawasan Asia Barat menjadi ajang perang dan kejahatan kelompok teroris dukungan Barat dan beberapa negara kawasan seperti Arab Saudi.

Pada situasi seperti ini, kelemahan dan kegagalan Dewan Keamanan PBB dan beberapa negara dalam menghadapi intervensi Amerika di Afghanistan dan Irak, juga kejahatan rezim Zionis Israel, semakin mempercepat pertumbuhan terorisme dan ekstremisme di kawasan.

Presiden Iran pada Desember 2013 menyampaikan prakarsa dikeluarkannya resolusi anti-kekerasan dan ekstremisme serta dunia yang bersih dari perang di Majelis Umum PBB yang akhirnya disahkan. 

Dewasa ini pesan diplomasi Iran adalah mendesak seluruh negara dan gerakan pendukung perdamaian untuk saling bekerjasama dan berinteraksi, serta meningkatkan secara maksimal pemahaman, koordinasi dan keseriusan mereka dalam memerangi kekerasan dan ekstremisme.

Pernyataan Menlu Iran dalam High-Level Meeting on Peacebuilding and Sustaining Peace di New York, 24-25 April 2018 menegaskan masalah ini. Mohammad Javad Zarif mengatakan, mencegah terjadinya perang membutuhkan konsentrasi pada sebab dan akar perang termasuk penjajahan, intervensi asing dan ekstremisme. (HS)