Jika AS Keluar dari JCPOA, Iran akan Tingkatkan Pengayaan Uranium
(last modified Thu, 03 May 2018 01:37:47 GMT )
May 03, 2018 08:37 Asia/Jakarta
  • Alaeddin Boroujerdi.
    Alaeddin Boroujerdi.

Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di Parlemen Iran, mengatakan jika sanksi kembali berlaku, maka sudah tidak ada pembenaran bagi publik Iran, pemerintah dan parlemen untuk meneruskan kesepakatan nuklir.

Alaeddin Boroujerdi, seperti dikutip Mehrnews, Rabu (3/5/2018) menyampaikan hal itu di sela-sela kunjungannya di Damaskus, Suriah.

“Iran dalam beberapa hari dapat meningkatkan pengayaan uranium yang diperlukan, tentu saja garis merah kita adalah senjata nuklir, di mana fatwa Pemimpin Besar Revolusi Islam mengharamkan kepemilikan dan penggunaan senjata pemusnah massal dan Republik Islam Iran menentang keras kepemilikan dan penggunaannya,” ungkapnya.

Menurut Boroujerdi, kebijakan Amerika Serikat telah memperlemah prinsip-prinsip Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di dunia.

“Jika AS benar-benar mengkhawatirkan senjata nuklir, mereka harus mengejar rezim Zionis, di mana tanpa terikat dengan komitmen internasional apapun memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan ini mengancam keamanan Asia Barat dan dunia,” tegasnya.

Boroujerdi menuturkan penolakan berulang Presiden Donald Trump untuk melaksanakan kesepakatan nuklir adalah bukti bahwa AS tidak bisa dipercaya di kancah internasional.

Mengacu pada serangan AS dan sekutunya ke Suriah, anggota legislatif Iran ini mengatakan, AS, Inggris dan Perancis menyerang Suriah demi mempertahankan kekacauan sehingga dapat menciptakan zona aman bagi Israel.

“Republik Islam percaya bahwa keamanan permanen di Suriah adalah sebuah perkara yang sangat penting, karena stabilitas negara ini memiliki keterkaitan dengan perdamaian dan keamanan dunia,” tandasnya. (RM)

Tags