Industri Pertahanan Iran, Penjamin Keamanan dan Stabilitas Nasional
(last modified Tue, 14 Aug 2018 12:03:01 GMT )
Aug 14, 2018 19:03 Asia/Jakarta
  • Menhan Iran Brigjen Amir Hatami saat Meresmikan Rudal Fateh Mubeen
    Menhan Iran Brigjen Amir Hatami saat Meresmikan Rudal Fateh Mubeen

Brigjen Amir Hatami, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran seraya menjelaskan bahwa Iran mampu melewati seluruh rintangan dan anti rudal menekankan, industri pertahanan Iran salah satu elemen utama independensi dan penjamin keamanan serta stabilitas negara.

Menhan Iran Senin (13/8) di acara pameran rudal Fateh Mubeen menjelaskan, dewasa ini tidak ada rintangan yang mampu melawan rudal ini.

 

Fateh Mubeen, generasi baru rudal darat dan laut yang dilengkapi dengan sistem pelacak canggih dan cerdas serta memiliki keakuratan dan kecepatan tinggi menyerang target darat serta laut.

 

Lembaga The American Enterprise Institute (AEI), salah satu lembaga berpengaruh dan terkenal di bidang keamanan dan militer di laporannya dengan tema "Masa Depan Kebijakan Keamanan Iran" tulisan Matthew McInnis, mantan pengamat senior Iran di staf komando pusat militer AS seraya mengisyaratkan kemampuan rudal balistik Iran menulis, "Ketika para insinyur Iran mampu memproduksi rudal scud mereka, arsenal rudak balistik Iran berubah menjadi cincin industri pertahanan negara ini."

Menhan Iran, Brigjen Amir Hatami

 

McInnis seraya menekankan bahwa Tehran ingin nasionalisasi produksi senjata dan seluruh infrastruktur militer, menyebut alasan nasionalisasi militer adalah sanksi Barat dan motif ideologi Iran untuk independen dan meraih swasembada pertahanan berdasarkan prinsip ekonomi muqawama.

 

Alasan lain penekanan akan peningkatan kemampuan di sektor pertahanan rudal adalah pengalaman perang delapan tahun Iran-Irak. Iran selama perang tersebut yang dimulai rezim Saddam Hussein dengan dukungan luas kekuatan dunia, mengalami kerusakan parah khususnya selama serangan rudal rezim Baath Irak ke kota dan wilayah-wilayah pemukiman. Namun tak diragukan lagi bahwa dewasa ini, AS menilai kemampuan dan kekuatan militer Iran sebagai halangan terbesar bagi ambisi hegemoninya. Oleh karena itu, AS dengan mencitrakan kemampun pertahanan Iran sebagai hal buruk berusaha menunjukkannya sebagai ancaman keamanan.

 

Namun Republik Islam Iran terus melanjutkan jalannya dan tidak terpengaruh oleh ancaman, sanksi dan represi. Para teknisi Iran juga tetap melanjutkan jalan mereka.

 

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad javad Zarif dalam wawancaranya dengan Wartawan Jerman, Jürgen Todenhöfer mengatakan, "Kami di kawasan bila dibanding dengan negara lain memiliki anggaran terendah untuk senjata. Arab Saudi memiliki rudal dengan jangkauan lebih besar dari kami dan memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir. Sementara rudal Iran tidak didesain untuk membawa hulu ledak nuklir."

 

Jelas bahwa Amerika menilai kemampuan rudal Iran bukan sekedar masalah keamanan, tapi sebuah elemen berpengaruh bagi kekuatan nasional dan regional Iran. Oleh karena itu, Amerika menfokuskan segenap upayanya terkait isu ini.

 

Kehadiran kuat Iran di kawasan sejatinya menjadi penghalang terbesar bagi ambisi hegemoni Amerika dan tidak mengijinkan trioka AS, Israel dan Arab Saudi untuk meraih ambisi mereka. Penentangan Amerika terhadap kekuatan militer dan defensif Iran juga dapat dikategorikan dalam ambisi trioka tersebut.

 

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam sebuah arahan terbarunya kepada para pemimpin tiga lembaga tinggi, pejabat pemintah dan militer mengatakan, kehadiran di kawasan dan dukungan berbagai bangsa kepada Republik Islam Iran merupakan kedalaman strategi Iran dan tidak ada pemerintah yang berakal  yang akan mengabaikan elemen kekuatan ini. (MF)

 

Tags