Kekuatan Defensif Iran; Alat Membendung Ancaman Musuh
(last modified Sun, 19 Aug 2018 08:31:36 GMT )
Aug 19, 2018 15:31 Asia/Jakarta
  • Rudal Fateh Mubeen.
    Rudal Fateh Mubeen.

Republik Islam Iran memiliki kemampuan untuk menghadapi ancaman dengan mengandalkan berbagai prestasi di bidang pertahanan dan dengan memanfaatkan pengalaman selama Perang Pertahanan Suci.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami berbicara dalam program Negahe Yek TV1 IRIB, Sabtu (18/8/2018) malam, menjelaskan sejumlah pencapaian Iran di bidang pertahanan dan mengatakan, "Kami tidak pernah bergerak ke arah senjata pemusnah massal dan senjata nuklir karena larangan agama dan arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam, tetapi kami tidak akan membiarkan serangan terhadap kepentingan Iran dan kami mencari perdamaian."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidato mengatakan, "Angkatan Bersenjata Iran membutuhkan orang-orang terbaik dari segi pemikiran, keilmuan, tekad, dan semangat sehingga dapat melindungi bangsa dari serangan musuh."

Hal ini menjadi sangat penting jika memperhatikan perilaku agresif musuh terhadap Iran. Salah satu strategi musuh adalah meningkatkan kampanye Iranphobia, yang dipimpin oleh Amerika Serikat sejak kemenangan Revolusi Islam. Saat ini AS terus mencitrakan kemampuan pertahanan rudal Iran sebagai ancaman. Beberapa negara Eropa juga mendukung kampanye ini.

Brigjen Amir Hatami.

Misalnya, Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu kemarin, berbicara tentang kekhawatirannya mengenai kekuatan rudal Iran.

Seorang analis Amerika, Noam Chomsky dalam sebuah wawancara dengan portal Democracy Now, memberikan sebuah uraian mengapa kekuatan rudal Iran dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan. Dia menuturkan, "Ini harus dilihat siapa saja yang mengkhawatirkan kekuatan defensif? Mereka adalah pihak-pihak yang ingin menggunakan kekuatan militer. Mereka yang ingin menggunakan kekuatan secara bebas, tentu saja khawatir dengan kekuatan defensif."

Barat terus menyuarakan kekhawatirannya pada saat Iran belum pernah menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang negara lain, tetapi AS dan beberapa negara Eropa sudah sering menggunakan kekuatan ini untuk menekan, mengancam, dan melakukan intervensi di negara lain.

Kebijakan Republik Islam didasarkan pada menghindari konflik dan konfrontasi militer, namun Iran selalu mengirim pesan kepada musuh bahwa dalam kasus-kasus genting, kekuatan ini tidak hanya akan digunakan untuk membela keamanan wilayahnya, tetapi juga untuk menghadapi unsur-unsur perusak stabilitas dan keamanan di kawasan.

"Selama beberapa pihak berbicara dengan bahasa ancaman ke Iran, maka kami akan memperkuat basis pertahanan Iran dengan tekad penuh," tegas Brigjen Hatami. (RM)

Tags