Alavi: Menang dalam Perang Ekonomi Musuh Membutuhkan Solidaritas
(last modified Thu, 30 Aug 2018 12:28:03 GMT )
Aug 30, 2018 19:28 Asia/Jakarta
  • Seyed Mahmoud Alavi, Menteri Intelijen Republik Islam Iran
    Seyed Mahmoud Alavi, Menteri Intelijen Republik Islam Iran

Menteri Intelijen Republik Islam Iran menjelaskan bahwa musuh-musuh bangsa Iran telah menggunakan semua sarana yang mungkin untuk mengintensifkan tekanan ekonomi seraya mengatakan, untuk memenangi kampanye ini, kita harus tegar menghadapi musuh dengan solidaritas dan persatuan.

Menurut laporan IRNA, Seyed Mahmoud Alavi, Menteri Intelijen Iran hari Kamis (30/8) saat mengunjungi kawasan khusus ekonomi di kota Lamerd, provinsi Fars di selatan Iran mengatakan, tidak ada yang dapat mencegah kehendak kuat rakyat Iran dan dengan mengandalkan iman rakyat dan kebijaksanaan Pemimpin Besar Revolusi Islam serta program yang telah diimplementasikan, kita akan melewati fase sulit ini.

Seyed Mahmoud Alavi, Menteri Intelijen Iran

Alavi menekankan bahwa apa yang dapat dilakukan musuh dalam situasi saat ini adalah menciptakan keputusasaan, frustasi dan memperluas jurang perselisihan antara bangsa Iran.

"Pengembangan ekonomi Iran bagi musuh sangat mengkhawatirkan," pungkas Alavi.

Amerika Serikat pada 8 Mei menarik diri dari perjanjian Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dan setelah itu menyatakan hingga tanggal 4 November 2018 ekspor minyak, gas dan petrokimia Iran akan ditekan hingga nol.

Sekaitan dengan hal ini, Washington meminta negara-negara dunia menekan impor minyak, gas dan produk petrokimia dari Iran menjadi nol sebagai bagian dari sanksi ekonomi terhadap Tehran.

Sementara mayoritas negara-negara di dunia seperti Cina, Rusia dan Turki menentang keputusan Presiden Amerika Serikat dan menyatakan bahwa mereka tidak akan mengikuti keingingan Trump.

Keluarnya pemerintah Amerika Serikat dari perjanjian JCPOA dikecam luas bagi di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

Tags