Partisipasi Aktif Iran di Sidang Majelis Parlemen Asia
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani bersama rombongan akan menghadiri sidang Majelis Parlemen Asia (APA) di kota Antalya, Turki, hari Sabtu (14/12/2019).
Kehadiran ketua parlemen Iran dalam pertemuan ini sangat penting dari beberapa sisi. Pertama, Majelis Parlemen Asia didirikan sebagai Asosiasi Parlemen Asia untuk Perdamaian di Tehran pada tahun 2006 dan Sekretariat Tetap APA bertempat di Iran.
Kedua, APA tercatat sebagai asosiasi parlemen terbesar setelah Persatuan Parlemen Sedunia (IPU) yang membawahi 56 parlemen di dunia. Ketiga, kehadiran Larijani bertujuan untuk menjelaskan pandangan Republik Islam Iran, dan APA sendiri memainkan peran penting dalam memperkuat konvergensi antara negara-negara di wilayah Asia untuk melawan ancaman kolektif.
Keempat, ada kebutuhan untuk memanfaatkan kapasitas APA untuk melawan unilateralisme Amerika Serikat di bidang ekonomi dan keamanan.
Seorang anggota parlemen Rusia, Mikhail Emelyanov mengakui peran penting Majelis Parlemen Asia dan mengatakan, negara-negara anggota forum ini dapat memainkan peran pentingnya dalam menyikapi unilateralisme, sanksi, dan tekanan yang diterapkan oleh pihak asing di kawasan, terutama tekanan militer.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara Asia khususnya di Asia Barat merasakan dampak destruktif campur tangan AS terhadap perdamaian, keamanan, ekonomi, dan perdagangan dunia. Negara-negara Asia berkesimpulan bahwa mereka harus memperkuat kerja sama untuk melindungi kepentingan ekonominya dan keamanan kolektif.
Dan kelima, APA perlu memperkuat hubungan multilateral, terlibat dalam proses pembangunan perdamaian di kawasan, serta memperkokoh kekuatan pertahanan dan multilateralisme dalam diplomasi dan perdagangan.
Republik Islam Iran sebelum ini telah mengusulkan beberapa hal kepada APA yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi dalam menghadapi ancaman dan meningkatkan kerja sama regional.
Dalam hal ini, Sekjen Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani mengatakan arsitektur keamanan regional harus didefinisikan sejalan dengan kepentingan bersama negara-negara di kawasan, sehingga memungkinkan untuk memutuskan campur tangan kekuatan asing dan melawan unilateralisme.
Pengalaman menunjukkan bahwa perilaku beberapa negara di kawasan dan intervensi asing secara praktis telah menjadi alat untuk mewujudkan kebijakan kekuatan hegemoni di Asia Barat. Perilaku seperti itu bukan hanya tidak memiliki kontribusi nyata terhadap keamanan dan pembangunan ekonomi regional, tetapi juga telah menjadi bagian dari persoalan negara-negara di kawasan.
Iran siap untuk memperluas kerja sama antar-parlemen yang komprehensif demi memperkuat perdamaian dan keamanan serta mempromosikan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara negara-negara Asia. (RM)