Warga Malaysia Lagi Pusing, Harga Serba Naik-Subsidi BBM Dialihkan!
Meningkatnya biaya hidup bakal menjadi pukulan berat bagi masyarakat kelas menengah dan atas di Malaysia. Hal ini seiring dengan rencana pemerintah Negeri Jiran mengalihkan subsidi bahan bakar dan listrik, serta menaikkan pajak sebagai bagian dari reformasi ekonomi.
Anggaran rumah tangga untuk kedua kelompok ini akan berkurang secara signifikan pada paruh kedua tahun 2024. Mereka tak lagi memenuhi syarat untuk mendapat bantuan negara dan harus bergulat dengan lonjakan harga barang impor akibat gangguan di Laut Merah.
"Kelompok yang paling rentan adalah masyarakat berpendapatan menengah karena mereka cenderung memiliki tabungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan rumah tangga berpendapatan tinggi," kata Mohd Afzanizam, kepala ekonom dan kepala keuangan sosial di Bank Muamalat Malaysia, dikutip dari The Strait Times, Senin (22/1/2024).
Malaysia mengkategorikan tingkat pendapatan rumah tangga ke dalam tiga kelompok, yaitu B40, M40 dan T20. B40 merupakan 40% kelompok berpenghasilan rendah, M40 Adalah 40% kelompok berpenghasilan menengah, dan T20 adalah 20% masyarakat berpenghasilan tinggi.
Kelompok M40 mempunyai pendapatan kotor bulanan antara RM 5,250 (S$ 1,490) dan RM 11,819. Keluarga dengan pendapatan lebih tinggi, T20, dianggap berpenghasilan tingg. Sedangkan rumah tangga B40 memperoleh pendapatan kotor bulanan di bawah RM 5,250.
Adapun mulai 1 Februari, tagihan air bulanan akan naik antara RM 1,60 dan RM 8 di 11 negara bagian di Semenanjung Malaysia, dan tiga wilayah federal. Kebijakan ini untuk mendanai instalasi pengolahan air baru dan memperbaiki pipa yang bocor.
Di enam bulan pertama tahun 2024, tagihan listrik bulanan akan naik rata-rata RM 22 untuk pengguna domestik yang punya jumlah tagihan antara RM 230 dan RM 738. Ini merupakan bagian dari rencana pemerintah menurunkan pengeluaran subsidi listrik.
Mulai bulan Maret Malaysia juga berencana menaikkan pajak layanan air dan listrik menjadi 8% dari sebelumnya 6%. Bagian terbesar dari anggaran subsidi pemerintah, yang totalnya diperkirakan melebihi RM 81 miliar pada tahun 2023, adalah untuk bensin, solar, dan bahan bakar gas cair.
Pemerintah juga diperkirakan akan mencabut subsidi bensin untuk kelompok T20 pada paruh kedua tahun 2024. Langkah ini diprediksi akan menambah kas negara sebesar RM 15 miliar hingga RM 17 miliar.
Sementara itu dicabutnya program pengendalian harga ayam pada Oktober 2023, yang bertujuan untuk mengurangi subsidi dan mengatur pasokan, mengakibatkan kenaikan harga sebesar 17% pada bulan November.
Adapun penghematan dari pemotongan subsidi akan disalurkan kepada kelompok berpenghasilan rendah dalam bentuk bantuan tunai. Ms Anuradha, warga kelompok M40, mengaku semakin kesulitan untuk hidup nyaman. Apalagi harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat.
"Saya heran sekarang, ketika saya membeli barang sehari-hari seperti susu, telur, roti, dan sayur-sayuran, tagihannya sudah antara RM 50 dan RM 100, dua kali lipat (dari enam bulan lalu). Sekitar 30% dari total pengeluaran saya digunakan untuk membeli bahan makanan," curhatnya. (detik.com)