Mar 11, 2024 15:28 Asia/Jakarta
  • Bendera Suriah
    Bendera Suriah

Para pejabat Suriah dan Irak berkonsultasi dengan tujuan memperluas kerja sama bilateral di bidang masalah air bersama di sungai Tigris dan Efrat.

Delegasi Irak yang dipimpin oleh Menteri Sumber Daya air Aoun Diab Abdullah bertemu dengan mitranya dari Suriah, Hussein Makhlouf di Damaskus dan membahas isu-isu bersama, khususnya situasi Sungai Efrat, pengelolaan sumber daya air, dan mengatasi tantangan perubahan iklim dan kelangkaan air.

Dalam pertemuan ini, kedua pihak menekankan perlunya pertukaran pengalaman dan penelitian ilmiah antara kedua negara di bidang pengelolaan sumber daya air.

Merujuk pada perluasan hubungan kedua negara, Makhlouf, Menteri Sumber Daya Air Suriah dalam pertemuan ini menekankan dan mencatat perlunya mengoordinasikan upaya bersama untuk melindungi hak-hak Suriah dan Irak di Sungai Efrat dan untuk memberikan pembagian air yang adil dari sungai ini ke masing-masing negara.

Makhlouf menekankan, Wilayah ini mengalami kekurangan air dalam beberapa tahun terakhir karena berkurangnya impor air dari Turki. Perubahan lingkungan dan pemanasan global, tentu saja, yang penyebab utamanya adalah peran negara-negara industri dalam menghancurkan sumber daya alam bumi dalam beberapa tahun terakhir, berdampak langsung pada iklim geografis, termasuk sumber daya air.

Negara-negara industri belum memenuhi komitmen mereka pada konferensi perubahan iklim Paris tahun 2015 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan salah satu penyebab utama polusi udara.

Negara-negara di kawasan Asia Barat, khususnya dalam beberapa tahun terakhir, menghadapi dampak perubahan iklim dan kekurangan air.

Kehadiran militer negara asing dan rusaknya sumber daya air menjadi salah satu penyebab penting yang menyebabkan berkurangnya sumber daya air baik di permukaan maupun di bawah tanah, dan akibatnya, kekurangan air berdampak langsung pada kehidupan masyarakat di wilayah tersebut dan juga pertanian.

Beberapa masalah internal negara, termasuk pembangunan bendungan dan ketidakpatuhan terhadap pembayaran hak atas air, juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi negara-negara di kawasan ini.

Menurunnya permukaan air dan hilangnya lahan subur di wilayah yang luas menyebabkan partikel debu menyebar luas dan dengan pergerakan massa yang sangat besar tersebut, akan timbul permasalahan lingkungan bagi penduduk di wilayah tersebut dan kesehatannya.

Konsultasi pihak berwenang Suriah dan Irak merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap dampak perubahan iklim yang berdampak parah pada kedua negara tersebut.

Sumber sungai Tigris dan Efrat ada di Turki, dan pembangunan bendungan di negara ini telah mengurangi tingkat air yang masuk ke Irak dan kemudian Suriah.

Kerja sama dan ketaatan terhadap hak atas air merupakan faktor efektif yang akan mengurangi dampak debu halus.

Republik Islam Iran, sebagai negara yang menghadapi dampak perubahan iklim dan debu halus dalam beberapa tahun terakhir, telah memasukkan negosiasi bilateral dengan negara-negara tetangga dan kawasan dalam agendanya untuk mengatasi masalah ini.

Iran telah memainkan peran yang efektif dalam menarik perhatian otoritas negara-negara tetangga terhadap isu-isu perubahan iklim dan penanganan debu halus dan telah memainkan perannya dengan baik dengan mengadakan pertemuan dan konferensi ilmiah dan politik dengan kehadiran para pejabat negara-negara regional.

Kebijakan intervensionis dan tindakan pemerintah AS dan negara-negara Barat telah memperburuk masalah iklim di Asia Barat.

Tidak diragukan lagi, keselarasan dan kerja sama negara-negara di kawasan dengan tujuan menangani dampak perubahan iklim dapat berperan efektif dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim.(sl)

Tags