Menelisik Alasan Urgensi Kunjungan Al-Kadhimi ke Tehran
(last modified Tue, 14 Sep 2021 02:28:37 GMT )
Sep 14, 2021 09:28 Asia/Jakarta

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi melakukan kunjungan ke Tehran hari Minggu (12/09/2021) untuk bertemu dengan presiden, ketua parlemen dan sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran.

Perjalanan al-Kadhimi ke Tehran penting dari beberapa perspektif.

Pertama, Mustafa al-Kadhimi adalah pejabat senior asing pertama yang mengunjungi Tehran sejak pelantikan pemerintah Iran ke-13 yang dipimpin oleh Sayid Ebrahim Raisi. Perjalanan ini menunjukkan bahwa al-Kadhimi mementingkan hubungan dengan Iran.

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi

"Irak mendukung semua upaya Republik Islam dalam mengembangkan berbagai hubungan dan pembicaraan," kata al-Kadhimi setelah bertemu dengan Raisi.

Kedua, Irak dan Iran memiliki kepentingan yang sama dalam memperluas hubungan.

Irak ingin memperluas hubungan dengan Iran, baik dari segi keamanan maupun ekonomi. Meskipun kekhawatiran masalah keamanan Irak telah menurun tajam dibandingkan tahun 2014-2017, Irak masih membutuhkan dukungan keamanan Iran.

Secara ekonomi, selain Iran berinvestasi di infrastruktur Irak, negara ini juga masih membutuhkan ekspor gas dan listrik Iran. Baru-baru ini, ekspor gas Iran ke Irak telah menurun karena utang negara.

Dikatakan bahwa masalah ini adalah salah satu poros dialog al-Kadhimi dengan Iran. Pada saat yang sama, Republik Islam Iran memiliki pandangan positif tentang perkembangan hubungan ekonomi dengan Irak dan bahkan berusaha untuk meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara dari $ 13 miliar per tahun menjadi $ 20 miliar.

Iran dan Irak berfokus pada konektivitas kereta api untuk memperluas hubungan ekonomi, dan selain masalah energi, masalah kereta api Shalamcheh ke Basrah dan koneksi jaringan kereta api Iran ke Irak ditekankan selama kunjungan baru-baru ini.

Selain isu-isu tersebut, Iran dan Irak juga melakukan kerja sama keagamaan. Terkait hal itu, masalah Arbain dan jumlah peziarah Iran juga menjadi salah satu topik pembicaraan antara pejabat Iran dan Irak selama kunjungan al-Kadhimi.

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi melakukan kunjungan ke Tehran hari Minggu (12/09/2021) untuk bertemu dengan presiden, ketua parlemen dan sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran.

Ketiga, Irak baru-baru ini menjadi tuan rumah pertemuan untuk mendukung Irak di Baghdad dengan partisipasi sembilan negara, termasuk Republik Islam Iran. Irak menekankan pengurangan perselisihan dan ketegangan regional dan mencoba untuk bertindak sebagai mediator regional dalam hal ini.

Sekaitan dengan hal ini, Ahmad Dastmalchian, mantan Duta Besar Iran untuk Yordania, percaya bahwa kunjungan Perdana Menteri Irak ke Tehran dapat dievaluasi sejalan dengan pertemuan Baghdad. Perdana menteri Irak sedang berpikir untuk mengurangi perbedaan antara negara-negara di kawasan, dan Iran menyambut baik ini.

Oleh karena itu, tampaknya al-Kadhimi mungkin akan membawa pesan dari Arab Saudi selama perjalanannya ke Tehran. Baru-baru ini, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi melakukan perjalanan ke Irak dan bertemu dengan para pejabat Irak. Irak sejauh ini telah menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi.

Sebuah sumber yang dekat dengan al-Kadhimi sebelum perjalanan perdana menteri Irak ke Tehran mengatakan, "Selama kunjungan al-Kadhimi ke Tehran, yang merupakan pertemuan pertama antara Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Perdana Menteri Irak, juga akan membahas masalah hubungan Iran-Saudi."

Keempat, isu Amerika Serikat juga berpengaruh dalam hubungan Iran-Irak dan selalu menjadi salah satu topik pembicaraan pejabat kedua negara.

Di satu sisi, isu penarikan pasukan AS dari Irak menjadi penting, dan tampaknya al-Kadhimi juga melaporkan kepada pihak berwenang Iran tentang penarikan pasukan AS dari Irak, yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun. Al-Kadhimi, di sisi lain, selalu berusaha menengahi antara Iran dan Amerika Serikat, yang mungkin menjadi salah satu titik fokus pembicaraan al-Kadhimi dengan pejabat Iran.

Pasukan AS di Irak

Untuk alasan ini, beberapa analis percaya bahwa al-Kadhimi juga membawa pesan dari Amerika Serikat ke Iran.

Intinya adalah bahwa kunjungan al-Kadhimi ke Tehran, yang kedua dalam setahun, menunjukkan bahwa upaya oposisi untuk mempengaruhi hubungan Baghdad-Tehran tidak berkurang, dan bukan hanya hubungan antara kedua negara tidak melemah, justru kedua belah pihak menekankan perluasan hubungan bilateral. (SL)