Nasrullah: Saat Kemenangan atas Israel Semakin Nyata, Barat Sulut Perpecahan
Jul 17, 2024 16:37 Asia/Jakarta
Parstoday - Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon mengatakan, kehancuran Rezim Zionis, akan terwujud di tangan generasi hari ini Gaza, dan front-front pendukungnya.
Rezim Zionis, setelah sembilan bulan memerangi Gaza, tidak berhasil meraih satu pun targetnya, dan berputus asa menghadapi perlawanan rakyat Palestina di Gaza.
Sayid Hassan Nasrullah, Selasa (16/7/2024) malam di malam Asyura mengatakan, "Kehancuran Rezim Zionis, akan terwujud di tangan generasi hari ini Gaza, dan front-front pendukungnya, dan jika perbatasan-perbatasan dibuka, maka kita akan menyaksikan mereka menjalankan kewajibannya dalam mendukung Gaza."
Ia menambahkan, "Salah satu berkah operasi Badai Al Aqsa, dan kerja sama front-front pendukung terutama di Lebanon, Irak, dan Yaman, adalah provokasi-provokasi sektarian yang dilakukan Amerika Serikat, selama bertahun-tahun, telah sampai pada titik terendahnya."
Sekjen Hizbullah menegaskan, "Diharapkan setelah kemenangan dalam pertempuran Badai Al Aqsa, provokasi-provokasi sektarian untuk menyandera salah satu hasil penuh berkah operasi ini yaitu persatuan umat Islam, dalam mengahadapi bahaya yang ditimbulkan Israel, dan proyek Zionisme, akan terhenti."
Menurut Sayid Hassan Nasrullah, apa yang terjadi di kawasan Asia Barat, sejak tahun 1948 adalah kerusakan besar, dan Rezim Zionis, didukung Barat, telah mempermalukan seluruh bangsa Arab.
"Para ilmuwan dan pakar musuh memperkirakan 70 hingga 80 tahun setelah berdirinya rezim ini, kehancuran akan datang, dan indikasi-indikasi alami, sejarah dan sosial menunjukkan bahwa Rezim Zionis, sekarang telah sampai pada fase sensitif," imbuhnya.
Nasrullah melanjutkan, "Tuhan, akan menghukum Rezim Israel, melalui tangan orang-orang yang meyakini bahwa rezim ini adalah tumor berbahaya, dan harus dicabut akarnya."
Sekjen Hizbullah, menyinggung realitas bahwa Rezim Zionis, sudah sampai pada akhir masa ilegalnya, sementara para pejabat Tel Aviv, untuk lari dari kekalahan perang, menyebarkan berita-berita bohong terkait teror para komandan perlawanan. (HS)