Enam Poin Penting yang Harus Diketahui Israel soal Serangan Drone Yaman
(last modified Sat, 20 Jul 2024 13:53:49 GMT )
Jul 20, 2024 20:53 Asia/Jakarta
  • Enam Poin Penting yang Harus Diketahui Israel soal Serangan Drone Yaman

Parstoday – Salah satu gedung di jantung Tel Aviv, Jumat (19/7/2024) menjadi sasaran serangan drone Yaman, yang menyebabkan seorang Zionis terbunuh, dan 10 lainnya terluka.

Terkait serangan ini, Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bertanggung jawab, dan serangan dilakukan dengan menggunakan drone Yafa, sebuah kata Bahasa Arab, dan merupakan nama Tel Aviv, di masa lalu.
 
Drone anti-radar Yafa, adalah buatan Yaman, dan mampu menembus sistem pelacak canggih Israel. Drone ini juga mampu menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer.
 
Media-media Zionis, menyebut serangan drone Yaman, ini termasuk serangan yang besar, dan dilakukan dari arah laut dengan ketinggian rendah menargetkan jantung Tel Aviv. Drone-drone itu, katanya, mampu menerobos seluruh lapisan pertahanan, dan menghantam sebuah gedung.
 
Serangan drone ini telah memicu kemarahan besar para pejabat Zionis, dan sekutu-sekutu Baratnya. Di bawah ini akan disampaikan ulasan singkat tentang enam poin penting yang perlu diketahui Israel, dan para pendukungnya terkait serangan drone Yaman.
 
 

 

Serangan-Serangan Hebat Yaman akan Berlanjut
 
Operasi drone ini adalah serangan pertama yang dilakukan oleh Ansarullah Yaman, ke kota Tel Aviv, ibu kota Rezim Zionis Israel.
 
Angkatan Bersenjata Yaman, sebelumnya mengumumkan, selama Israel, belum menghentikan serangan ke Jalur Gaza, dan mengakhiri pembunuhan rakyat Palestina, serta mencabut blokade anti-kemanusiaan terhadap mereka, maka serangan ke kapal-kapal afiliasi Israel, di Laut Merah, bahkan serangan ke target-target di dalam Israel, akan terus dilakukan.
 
Sehubungan dengan hal ini, Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan, "Kami akan melanjutkan dukungan atas para pejuang di Gaza, dan para pembela umat Islam, serta bangsa Arab. Operasi-operasi kami akan berlanjut sampai perang dan blokade atas rakyat Palestina di Gaza, dihentikan."
 
 
Israel Hadapi Krisis Manajemen Keamanan-Militer di Dalam Negeri
 
Operasi-operasi serangan Ansarullah, telah membangkitkan ketakutan atas meluasnya perang dari perbatasan-perbatasan Wilayah pendudukan ke ibu kota rezim ini.
 
Masalah ini telah menghidupkan tekanan-tekanan dalam negeri terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan perang. Meski pejabat Israel, awalnya terkejut atas operasi drone Yaman, tapi setelah berbagai dimensinya jelas, respons mereka semakin luas.
 
Dalam hal ini, Menteri Keamanan Internal Israel, Itamar Ben Gvir, menilai serangan ke Tel Aviv, sama dengan kekalahan di seluruh front.
 
Media-media Israel mengumumkan, "Sistem-sistem identifikasi darat, udara, dan laut tidak melacak drone Yaman, dari saat masuknya ke zona udara Israel, sampai tibanya di Tel Aviv, dan ini adalah sebuah kesalahan besar."
 
Ben Gvir mengatakan, "Garis merah telah dilanggar, dan orang-orang yang berusaha menangkis serangan-serangan ke Kiryat Shmona, di utara Wilayah pendudukan, dan Sderot, di utara Jalur Gaza, sekarang menjadi sasaran serangan di Tel Aviv."
 
Pada saat yang sama, Itamar Ben Gvir, meminta supaya dirinya dimasukkan ke dalam Dewan Perang Israel, untuk menentukan kebijakan-kebijakan baru.
 
 
Dukungan AS atas Israel Tak Efektif
 
Amerika Serikat, untuk menciptakan pencegahan terhadap serangan Yaman, melakukan propaganda luas dengan tema ancaman global Yaman, dan berusaha melibatkan semakin banyak negara dalam serangan ke Yaman, dan memposisikan Israel, sebagai pusat perlindungan dunia.
 
Sekarang operasi-operasi Yaman, membuktikan kekalahan pasti kebijakan-kebijakan AS, dalam mendukung Israel. Pada kenyataannya serangan drone terbaru Yaman, kembali menunjukkan kegagalan AS, dalam menjaga keamanan Israel, kepada seluruh dunia.
 
 
Pusat-Pusat Pendukung Israel di Palestina, Terancam Bahaya
 
Serangan drone Yaman, ke Israel, juga merupakan peringatan terhadap AS, terutama karena lokasi jatuhnya drone hanya berjarak 100 meter dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Realitasnya operasi ini adalah peringatan serius bagi AS dan sekutu-sekutu Barat, Israel, yang tidak berhenti mendukung Israel, dan membuka kesempatan berlanjutnya perang serta pembantaian semakin banyak warga Palestina.
 
 
Jika Perang Meluas, Israel Lebih Cepat Runtuh
 
Merespons serangan drone Yaman, ke Tel Aviv, Hamas, merilis pernyataan yang mengucapkan selamat atas operasi luar biasa pasukan Yaman, dan Ansarullah, dalam rangka mendukung rakyat Palestina.
 
Dalam pernyataan itu disebutkan, "Apa yang dilakukan saudara-saudara Ansarullah di Yaman, dan front-front perlawanan di Lebanon dan Irak, adalah hak asli terhadap perlawanan dan bangsa Palestina, untuk menghadapi agresi fasis Rezim Zionis di kawasan, dan penegasan atas persatuan bangsa, dan nasib bersama untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel."
 
Hassan Fadlallah, anggota Fraksi Loyalis Perlawanan di Parlemen Lebanon menegaskan, "Operasi Angkatan Bersenjata Yaman, terhadap Tel Aviv, adalah pesan tegas bagi rezim ini bahwa target-target di dalam Wilayah pendudukan tidak terlidungi, karena Yaman, berhasil melancarkan serangan semacam ini, dan mengecoh seluruh sirene bahaya dini, dan teknologi musuh serta para pendukungnya. Maka dari itu Israel, harus memahami bahwa jika terjun ke dalam sebuah perang luas, dan multifront, kondisinya akan seperti apa."
 
 
Poros Perlawanan Punya Kemampuan Menciptakan Model-Model Baru
 
Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Israel, bersikeras melanjutkan kebijakan-kebijakan agresi dan pembunuhan warga Palestina di Gaza, dan tidak membiarkan perundingan untuk mengakhiri perang Gaza, berhasil.
 
Oleh karena itu, dengan operasi ini, Angkatan Bersenjata Yaman, membuktikan bahwa orang-orang Palestina, tidak sendirian, dan akan selalu membela hak-hak mereka, dan dalam hal ini berhasil membentuk model baru.
 
Sehubungan dengan hal ini, Jazzam Al Assad, anggota Biro Politik Ansarullah, Yaman memperingatkan, "Kami telah memasuki tahap strategi baru dalam operasi-operasi melawan musuh, dan Israel, harus merasa tidak aman di seluruh kota yang diduduki." (HS)