Syahid Ismail Haniyeh, Pemimpin Perlawanan yang Dicintai dan Sabar
Jul 31, 2024 19:26 Asia/Jakarta
Parstoday – Ismail Haniyeh, atau Abu Al Abd, Kepala Biro Politik Hamas, Rabu (31/7/2024) dinihari gugur diteror di kediamannya di Tehran.
Ismail Haniyeh, yang berada di kota Tehran, untuk menghadiri acara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada hari Rabu dinihari, selepas menghadiri acara, diteror dan gugur.
Ia adalah salah satu pemimpin perlawanan yang dicintai rakyat Palestina, dan popularitasnya semakin naik di arena internasional setelah operasi Badai Al Aqsa.
Sebagaimana para pemimpin perlawanan Palestina yang lain, Ismail Haniyeh, juga merupakan salah satu target teror Rezim Zionis, sejak lama.
Kelahiran dan Keluarga
Ismail Haniyeh, memiliki nama lengkap Ismail Abdusalam Ahmad Haniyeh, dengan nama panggilan Abu Al Abd, dilahirkan pada tahun 1963 di kamp pengungsi Palestina, Al Shati, di Gaza. Lokasi tempat tinggal keluarga Haniyeh, sebelum mengungsi adalah desa Al Jura, Ashkelon.
Pendidikan
Ismail Haniyeh, menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah milik UNRWA, di kamp pengungsi Al Shati, Gaza. Ia melanjutkan pendidikan menengah atas di sekolah agama Al Azhar, Gaza, lalu pada tahun 1981 diterima di Universitas Islam Gaza, dan menjadi anggota Perhimpunan Islam, universitas ini.
Haniyeh, dari tahun 1983 hingga 1984, menjadi anggota Dewan Mahasiswa Universitas Islam Gaza, dan dari tahun 1985 hingga 1986, memimpin Dewan Mahasiswa ini. Ia meraih gelas sarjana pada jurusan sastra Arab di Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Gaza.
Pengasingan dan Penjara
Ismail Haniyeh, lulus kuliah hampir bersamaan dengan pecahnya Intifada Pertama, dan ia pun terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi Intifada Pertama itu, sampai dipenjarakan oleh pengadilan militer Israel.
Pada tahun 1989 ia dikurung di penjara selama tiga tahun, dan setelah itu bebas. Pada tahun 1992, pejabat militer Rezim Zionis, mengasingkan Haniyeh, bersama Abdulaziz Al Rantisi, dan Mahmoud Al Zahar, beserta 400 pemimpin senior Hamas, lainnya ke Lebanon.
Mereka tinggal lebih dari setahun di Marj El Zouhour, Lebanon Selatan, lokasi yang menurut keterangan BBC, di sana Hamas, berada di bawah pantauan media secara luas, dan dikenal di seluruh dunia. Setahun kemudian, Ismail Haniyeh, kembali ke Gaza, dan terpilih menjadi Rektor Universitas Islam.
Pada tahun 1997, Ismail Haniyeh, terpilih menjadi Kepala Biro Politik Hamas, dan pada tahun 2006 menang pemilu di Palestina, menjadi Perdana Menteri Palestina ke-10, dan menjabat hingga tahun 2007.
Serangan-serangan Rezim Zionis, ke Gaza, menyebabkan tiga putra, serta tiga cucunya gugur pada tanggal 10 April 2024 lalu.
Kata-Kata Bijak Ismail Haniyeh yang paling terkenal:
"Sampai kapan pun, sampai kapan pun, sampai kapan pun, kami tidak akan pernah mengakui Israel."
"Umban tidak akan pernah jatuh ke tanah, pagar-pagar tidak akan retak, dan atas izin Tuhan, tidak akan ada sikap yang dipaksakan kepada kami."
"Secara pribadi saya sebagai Perdana Menteri, bangga menjadi anggota Gerakan Perlawanan Islam, Hamas."
"Jenderal Soleimani, adalah Syahid Al Quds. Kami akan meneruskan jalan Syahid Soleimani, sampai Palestina, merdeka."
"Operasi Badai Al Aqsa, menjaga harapan-harapan pembebasan Al Quds tetap hidup."
"Iran, berdiri di barisan pertama dalam mendukung cita-cita dan bangsa Palestina."
Pada peringatan berdirinya Hamas yang ke-21, dalam sebuah pidato, Haniyeh mengatakan, "Wahai Bush, engkau telah tiada, tapi umban-umban kami tetap kuat. Engkau pergi tapi jalan kami terus berlanjut." (HS)