Okt 09, 2024 20:42 Asia/Jakarta
  • Yahya Sinwar, Komandan Operasi Badai Al Aqsa
    Yahya Sinwar, Komandan Operasi Badai Al Aqsa

Parstoday – Surat kabar Amerika Serikat, New York Times, dalam artikelnya yang berjudul "Bagaimana Kebijakan Biden di Timur Tengah Gagal?", mengaitkan kegagalan ini dengan tokoh Hamas, Yahya Sinwar, Komandan Operasi Badai Al Aqsa.

New York Times, Selasa (8/10/2024) melaporkan, isolasi internasional Israel, dan ketidakmampuannya mengalahkan perlawanan Palestina dan Lebanon, adalah kegagalan kebijakan luar negeri AS di Asia Barat.
 
Menurut New York Times, Yahya Sinwar, adalah seorang ahli strategi, yang tidak pernah mundur dari seluruh upayanya dalam kondisi apa pun.
 
Media AS ini juga menyinggung dampak negatif operasi Badai Al Aqsa, terhadap perjanjian AS-Israel, Kesepakatan Abraham, untuk menormalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Rezim Zionis.
 
"Ketika Israel, berusaha menormalisasi hubungan dengan para penguasa negara Arab, dan dari sisi geopolitik cita-cita Palestina, mulai dilupakan, Sinwar, kembali mengingatkan penderitaan rakyat Palestina, dan pentingnya berjuang untuk menghilangkan penderitaan tersebut, kepada dunia," paparnya.
 
NY Times melanjutkan, "Sinwar menunjukkan bahwa Israel, rentan, dan berusaha membuat legitimasi Israel, di sistem global, dan kekuatanya, sirna seiring berjalannya waktu."
 
Menurut media AS, operasi Badai Al Aqsa, adalah faktor yang mengubah Rezim Zionis, menjadi sebuah rezim terisolasi seperti Rezim Apartheid, di Afrika Selatan.
 
New York Times, mengutip Richard Haass, mantan Kepala Dewan Kebijakan Luar Negeri AS, terkait kegagalan kebijakan Washington di Asia Barat menulis, "Kebijakan luar negeri artinya menancapkan pengaruh dalam kebijakan luar negeri negara-negara asing, dan AS, gagal dalam hal ini."
 
Mengutip Franklin Foer, jurnalis AS, New York Times, menyebut kebijakan luar negeri Gedung Putih, di Asia Barat, sebagai "Anatomi Kekalahan". 
 
"Saat ini terwujudnya cita-cita Palestina, sudah berubah menjadi sebuah tuntutan global, bahkan di AS, generasi muda tidak mendukung Israel," pungkas NY Times. (HS)