Respon Tegas Presiden Irak terhadap Serangan Daesh
Presiden Irak mengecam keras pemboman di kota Samarra dan Tikrit yang merenggut nyawa dan melukai ratusan orang termasuk para peziarah dari Republik Islam Iran.
Fuad Masum dalam sebuah pernyataan terbaru mengatakan, serangan teroris di Samarra dan Tikrit di Provinsi Salahuddin, Irak utara tidak akan dibiarkan tanpa reaksi dan para teroris akan menebus kejahatannnya tersebut.
Ia meminta Dinas Keamanan Irak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencegah terjadinya serangan serupa. Masum juga menegaskan pemberantasan penuh kelompok-kelompok teroris yang menarget para peziarah dan warga tak berdosa.
Sebuah bom mobil meledak di tempat parkir Haramain Askariyyain as di Samarra pada Minggu pagi, 6 November 2016. Serangan ini merenggut nyawa 10 peziarah Iran dan melukai 102 lainnya.
Di sisi lain, sebuah bom mobil menghantam pintu masuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Salahuddin di Tikrit. Insiden ini menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 25 lainnya, di mana mayaritas korban adalah warga sipil. Kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom tersebut.
Menyusul kemajuan operasi militer Irak untuk membebaskan kota Mosul dari pendudukan Daesh, kelompok teroris ini meningkatkan seranganya terhadap warga sipil untuk menciptakan instabilitas dan ketakutan di masyarakat.
Menutut para pakar politik, meningkatnya serangan bom di Irak merupakan upaya untuk memudarkan dua peristiwa penting yang akan terjadi di negara ini. Pertama, pawai besar Arbain Huseini, dan kedua, kekalahan penuh Daesh dalam operasi militer Irak untuk membebaskan kota Mosul dari pendudukan kelompok teroris ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer dan pasukan relawan Irak telah memulai operasi mereka untuk membebaskan kota Mosul dari pendudukan Daesh. Operasi ini telah mendekati tahap akhir yang menandakan berakhirnya kelompok teroris tersebut di Irak.
Kemajuan operasi militer Irak telah melemahkan semangat anasir-anasir teroris Daesh. Oleh karena itu, Daesh meningkatkan serangan teror dan pemboman di Irak untuk mengdongkrak semangat mereka dan untuk mengalihkan opini publik dari kekalahannya di negara ini. Selain itu, dengan cara tersebut, Daesh ingin menciptakan ketakutan agar operasi di Mosul dihentikan.
Di sisi lain, para teroris berusaha untuk mencegah kesuksesan penyelenggaraan Arbain dengan berbagai cara. Sebab, mereka menyadari bahwa gerakan besar umat Islam terutama Syiah dalam acara Arbain akan membawa pesan yang mencerahkan dan mengungkap hakikat penyimpangan akidah Takfiri dan Salafi.
Setiap tahun, jutaan peziarah Imam Husein as dari Irak dan dari 60 negara dunia dunia, khususnya dari Iran menziarahi makam cucu Rasulullah Saw ini di Karbala dan turut serta dalam acara 40 hari kesyahidan Imam Husein as yang dikenal dengan Arbain Huseini.
Keagungan Arbain Huseini sebenarnya adalah perwujudan persatuan Syiah dan Sunni dalam menghadapi gerakan-gerakan takfiri-teroris di Irak. Kehadiran jutaan peziarah Syiah dan Sunni di hari Arbain membawa makna kegagalan para ekstremis dan upaya orang-orang yang menginginkan Irak tidak aman dan makmur. Hal itu juga menunjukkan kegagalan konspirasi para ekstremis dan pendukung Barat dan Arab mereka.
Mengingat universalitas pesan Imam Husein as, maka dapat dikatakan bahwa pawai akbar Arbain Huseini merupakan simbol kepemimpinan ummat Islam dalam menuntut kebenaran dan hak, anti-penindasan dan melawan para penindas, di mana unsur-unsur berharga ini telah mengkhawatirkan teroris dan para pendukungnya.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah selama beberapa tahun terakhir, acara Arbain telah diselenggarakan di Karbala secara besar-besaran. Ancaman keamanan, peledakan bom dan serangan mortir oleh teroris tidak mengurangi sedikitpun semangat para peziarah untuk ikut serta dalam acara memperingati 40 hari kesyahidan Imam Husein as.
Setiap tahun, penyelenggaraan acara Arbain Huseini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, militer Irak diharapkan akan mengambil langkah yang lebih serius menyusul meningkatnya ancaman Daesh dan menggagalkan upaya gerakan teroris ini untuk menciptakan ketidakaman di Irak. (RA)