Menanti Kehancuran Terorisme di Irak yang Semakin Dekat
Seiring dengan berlanjutnya kemenangan militer dan pasukan rakyat Irak dalam melawan Daesh, serta pembersihan sebagian besar wilayah yang diduduki kelompok teroris itu, Haider Al Abadi, Perdana Menteri Irak mengabarkan kekalahan total terorisme di negara itu hingga akhir tahun 2017.
Kelompok teroris Daesh pada tahun 2014 dengan dukungan dana dan militer Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat serta Arabnya, termasuk Arab Saudi, menyerang Irak dan menduduki sejumlah besar wilayah utara dan barat negara itu. Daesh juga melakukan banyak aksi kejahatan kemanusiaan di Irak.
Sekarang, militer Irak dibantu pasukan sukarelawan rakyat dan bantuan penasehat militer Iran, berhasil merebut kembali sejumlah besar wilayah yang diduduki Daesh dan secara praktis telah menghentikan aktivitas kelompok teroris itu di Irak.
Penegasan Haider Al Abadi, PM Irak terkait penumpasan total Daesh dalam waktu dekat ini, disampaikan setelah militer Irak mengumumkan keberhasilannya membebaskan Al Hawija di barat kota Kirkuk dan membersihkan total wilayah itu dari keberadaan teroris Daesh.
Haider Al Abadi pada 5 Oktober 2017 mengumumkan pembebasan Al Hawija yang menambah catatan kesuksesan rakyat Irak dalam memerangi terorisme. Kerja sama masyarakat, militer dan pemerintah Irak, menjadi faktor determinan dalam melemahkan Daesh dan proses kehancuran kelompok teroris itu di Irak.
Para pejabat senior Irak dengan pandangan yang realistis atas efektivitas sinergi kekuatan pasukan rakyat Al Hashd Al Shaabi, militer dan pemerintah, mengumumkan kehancuran Daesh di Irak pada tahun 2017, dan sekarang, seiring dengan semakin nyatanya janji tersebut, kebenaran prediksi itu akan segera terbukti.
Kekalahan teroris Takfiri di Irak dan Suriah berarti kekalahan konspirasi kubu adidaya Barat di kawasan yang berusaha menguasai wilayah ini dan menjalankan rencana memecah belah sebagian negara, dengan mendorong kelompok teroris Takfiri merebut kekuasaan.
Dengan merebut sejumlah wilayah strategis termasuk Al Hawija dan mengembalikannya ke pangkuan "Irak Bersatu", pemerintah Baghdad telah melakukan lompatan penting dalam menggagalkan manuver untuk memecah belah Irak. Pembebasan Al Hawija oleh pasukan pemerintah Irak, kenyataannya telah menutup jalan masuknya pasukan Peshmerga dan klaim penggabungan bagian lain wilayah Irak ke wilayah Kurdistan oleh pejabat wilayah tersebut.
Pada situasi sekarang ini, dengan semakin dekatnya kekalahan total Daesh di Irak, para pendukung kelompok teroris itu khususnya Amerika yang telah kehilangan kekuatan di Irak, terpaksa melancarkan konspirasi baru di era pasca kekalahan Daesh di Irak.
Sejumlah manuver separatisme mencurigakan di wilayah Kurdistan, Irak termasuk referendum pemisahan diri ilegal wilayah itu dari Irak, dilakukan atas arahan kekuatan-kekuatan adidaya Barat dalam kerangka konspirasi baru tersebut. Akan tetapi pemerintah Irak dengan mengambil sejumlah langkah konstitusional, terjun mengelola krisis dan menghadapi konspirasi tersebut serta merancang skenario di era pasca Daesh.
Kesuksesan-kesuksesan politik, keamanan dan militer Irak dalam memerangi Daesh juga telah memperkuat tekad mereka dua kali lipat untuk menghadapi konspirasi-konspirasi lain. Hal ini memberikan visi terang untuk membantu rakyat Irak melewati berbagai permasalahan dan krisis dalam negeri di era pasca Daesh. (HS)