Turki Tolak Perluasan NATO, Ini Alasannya
Turki menolak proposal NATO untuk menghadiri pertemuan tripartit tentang perluasan organisasi pakta keamanan kawasan Atlantik Utara itu.
Turki memberikan persetujuan bersyarat tentang keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO, dan menunggu reaksi dari kedua negara Eropa yang mengajukan keanggotaan baru di NATO.
Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu hari Rabu (15/6/2022) mengatakan bahwa Ankara sedang menunggu tanggapan tertulis dari kedua negara.
Sementara itu, media Turki melaporkan bahwa Ankara telah menolak tawaran NATO untuk mengadakan pertemuan antara Swedia, Turki dan Finlandia.
Turki menolak undangan NATO untuk berpartisipasi dalam pembicaraan trilateral dengan Finlandia dan Swedia dengan tujuan menemukan solusi mengenai penentangan Ankara terhadap permintaan kedua negara untuk bergabung dengan aliansi militer Barat itu.
Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung hari Rabu akan dihadiri oleh pejabat dari tiga negara dan seorang pejabat senior NATO.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan beberapa jam sebelumnya bahwa Ankara pasti tidak akan mengubah posisinya mengenai perluasan NATO sebelum langkah-langkah nyata diambil oleh Swedia dan Finlandia untuk memenuhi tuntutan tertulis Turki.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara hari ini tentang upaya untuk mengatasi kekhawatiran Turki, sambil menggambarkan proses itu memakan waktu.
Finlandia dan Swedia telah berjanji untuk mereformasi undang-undang anti-terorisme.
Ankara mendesak Finlandia dan Swedia supaya tidak mendukung Partai Buruh Kurdistan Turki (PKK) dan, menggunakan posisinya di NATO untuk mendesak kedua negara Eropa sejalan dengan kepentingan Turki dalam masalah PKK.
Turki menempatkan PKK dalam daftar kelompok teroris, dan Ankara berusaha membasmi kelompok ini di mana pun dan dengan cara apa pun, termasuk menggunakan sarana NATO.(PH)