Jul 24, 2023 12:04 Asia/Jakarta

Latihan militer multinasional dua tahunan Talisman Sabre yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Australia telah dimulai.

Dalam latihan dua minggu ini, pasukan militer Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Fiji, Prancis, Jerman, Indonesia, Selandia Baru, Papua Nugini, Korea Selatan, Tonga, dan Inggris, di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan Australia, akan melakukan pelatihan serangan rudal jarak jauh, pasukan pendaratan, pertempuran udara, dan operasi angkatan laut di beberapa negara bagian dan wilayah Australia.

Meskipun kekuatan militer dari berbagai negara hadir dalam latihan multinasional ini, tidak diragukan lagi bahwa AS memandang latihan ini sebagai aliansi militer melawan Cina. Untuk itu, dalam satu dekade terakhir, latihan militer Talisman Sabre selama dua tahun di bawah kepemimpinan AS dan Australia telah memperluas cakupannya dengan mengikutsertakan mitra militer dan pengamat internasional dari banyak negara di kawasan Indo-Pasifik.

Talisman Sabre

Lee Van Ti, seorang ahli masalah internasional, mengatakan tentang ini:

“Amerika berusaha untuk mengembangkan dan menyelesaikan blokade maritim Cina dengan cara apapun dan dalih apapun, dan untuk tujuan ini menggunakan negara kecil dan besar seperti Fiji hingga Inggris dan Australia. Pada saat yang sama, diadakannya latihan semacam itu juga membahayakan keamanan laut. Namun Amerika tetap bersikeras untuk meningkatkan aliansi anti-Cina di wilayah sekitar negara ini.

Dalam latihan ini, berbagai senjata Amerika digunakan sehingga semacam unjuk kekuatan melawan Cina juga terjadi.

Menurut Mayor Angkatan Darat Australia Tony Purdy, rudal HIMARS buatan AS yang digunakan dalam latihan memberikan peningkatan yang sangat dibutuhkan dalam kemampuan dan akurasi jarak jauh.

Australia berada dalam kerangka kebijakan Amerika melawan Cina dan telah memiliki kehadiran militer-angkatan laut yang aktif dalam berbagai aliansi dengan Amerika.

“Pesan terpenting yang dapat diambil Cina dari latihan ini adalah bahwa kami sangat terikat pada nilai-nilai inti yang ada di antara banyak negara sekutu kami,” kata Komandan Angkatan Laut AS Carlos Del Toro di awal latihan Talisman Sabre.

Padahal masing-masing negara yang hadir dalam latihan ini terkadang memiliki hubungan baik dengan Cina dan tidak memiliki keinginan untuk mengganggu ketertiban dan keamanan kawasan.

Latihan militer multinasional dua tahunan Talisman Sabre yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Australia telah dimulai.

Namun, Amerika Serikat dan Australia mengikuti kebijakan provokasi regional dengan mengobarkan Sinofobia sedemikian rupa sehingga Letnan Jenderal Greg Bilton, Kepala Staf Operasi Gabungan Australia, mengklaim bahwa sementara persiapan dilakukan untuk latihan Talisman Sabre, sebuah kapal mata-mata Cina terlihat di lepas pantai timur laut Australia.

Zhu Hua, seorang pakar urusan internasional mengatakan:

“Kebijakan berprinsip Cina adalah untuk membantu menstabilkan perdamaian dan keamanan di kawasan, dan sejauh ini telah menunjukkan bahwa Cina berkomitmen terhadap kebijakan berprinsip ini dengan menahan diri terhadap kebijakan AS, tetapi negara seperti Australia, yang berusaha menjadi polisi regional di bawah bendera Amerika, mengobarkan perang psikologis melawan Cina sejalan dengan kebijakan Amerika.”

Latihan militer saat ini disebut latihan dua tahunan terbesar Talisman Sabre dalam hal jumlah pasukan yang berpartisipasi dan wilayah geografis pelaksanaannya. Karena lebih dari tiga ribu tentara yang tergabung dalam tentara dari 13 negara, termasuk Jepang, Prancis, Jerman, dan Korea Selatan, hadir dalam latihan ini, yang dimulai pada hari Jumat dan akan berlanjut selama dua minggu ke depan.

Sementara Amerika baru-baru ini mengirim utusan termasuk Henry Kissinger ke Beijing dan mencoba menormalkan hubungan dan menurunkan ketegangan dengan Cina, tapi dengan mengadakan latihan semacam itu dan pada saat yang sama memperkuat aliansi militernya melawan Cina, ini menunjukkan bahwa AS tidak dapat menjadi teman yang dapat diandalkan untuk Cina dengan cara apa pun.

Talisman Sabre

Karena dengan melanjutkan perilaku gandanya terhadap Cina, AS menunjukkan bahwa dia sangat khawatir tentang ancaman hegemoni regional dan globalnya dari Cina, dan untuk alasan ini, dia mengikuti kebijakan blokade maritim Cina dengan sangat serius.(sl)

Tags