Sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelidiki masalah serangan hukuman Iran terhadap rezim Zionis diadakan pada Minggu (14/4) malam, berubah menjadi ajang konfrontasi antara negara-negara pendukung Iran dan blok Barat yang mendukung rezim Zionis. Selain perwakilan rezim Zionis, perwakilan Iran dan Suriah juga hadir dalam sidang itu.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden menekankan dukungan komprehensif Washington terhadap Jepang dalam melawan Cina, termasuk penggunaan pencegahan nuklir.
Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, mengatakan, Cina, Iran, Rusia dan Korea Utara, membentuk "aliansi kekuatan-kekuatan otoriter" untuk melawan Barat.
Resolusi yang diusulkan oleh AS mengenai perang Gaza, yang merupakan dukungan nyata lainnya terhadap genosida rezim Zionis, tidak disetujui akibat veto Rusia dan Cina.
Komando Pusat Militer Amerika Serikat di Timur Tengah, CENTCOM, menyebut penguatan hubungan, dan koalisi segitiga Rusia, Cina dan Iran, sangat mengkhawatirkan.
Era tank sampai hari ini masih belum berakhir, dan pasukan-pasukan terkuat dunia masih mengembangkan serta memodernisasi armada kendaraan lapis bajanya.
Opium, candu, atau madat, sejak zaman dahulu kala, sudah dikenal, dan digunakan sebagai salah satu jenis obat-obatan, di Cina.
Para kepala badan intelijen Amerika Serikat menyebut Republik Islam Iran, Rusia dan Cina sebagai pengganggu supremasi Amerika di dunia.
Armada kapal perang negara-negara peserta manuver gabungan Sabuk Keamanan Maritim 2024, sudah memasuki wilayah perairan Iran, di utara Samudra Hindia.
Rezim Zionis sejak 7 Oktober 2023 dengan dukungan penuh negara-negara Barat melakukan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat tak berdaya Palestina.