Mengapa AS Mengingkari Terjadi Genosida di Gaza?
Lebih dari sebulan telah berlalu sejak dimulainya operasi Badai Al-Aqsa, rezim Zionis, yang melakukan operasi darat di Jalur Gaza untuk menyerang pejuang Hamas, telah mengintensifkan serangan udara terhadap pemukiman padat penduduk dan menyebabkan pembunuhan besar-besaran terhadap rakyat tertindas di Jalur Gaza.
Meskipun jumlah martir Palestina telah melebihi 10 ribu dan jumlah korban luka telah melebihi 24 ribu, dan sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, Amerika Serikat sebagai pendukung utama dan tanpa syarat Zionis Israel, dengan cara yang aneh menyangkal terjadinya genosida di Jalur Gaza oleh rezim Zionis.
Terkait hal ini, John Kirby, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, yang mendukung kejahatan Zionis terhadap Palestina, menyatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukanlah genosida.
Kirby mengatakan, Anda tidak bisa melihat perkembangan di Gaza dan mengatakan bahwa peristiwa ini memenuhi definisi genosida.
Menurutnya, Menyatakan bahwa kata genosida adalah cara yang tidak bertanggung jawab untuk menggambarkan perkembangan ini.
Pejabat Amerika ini patut ditanya kejahatan apa lagi yang dilakukan rezim Zionis, yang telah melakukan pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rakyat Jalur Gaza dengan dalih membela diri dan mendapat dukungan penuh dari pemerintahan Biden dan Kongres Amerika Serikat dalam hal ini.
Haruskah rezim Zionis melakukan kejahatan lain terhadap rakyat Palestina agar menjadi contoh kejahatan perang dan genosida?
Selain itu, klaim Kirby tentang tidak terjadinya genosida di Jalur Gaza telah dikemukakan, sementara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) telah mengakui adanya pembunuhan massal terhadap warga Palestina.
Juru Bicara Pentagon Patrick Ryder akhirnya mengakui setelah sebulan sejak awal bentrokan antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel bahwa ribuan warga sipil terbunuh dan terluka di Jalur Gaza oleh Tel Aviv sebagai serangan brutal atas operasi Badai Al-Aqsa.
Patrick Ryder mengakui pada hari Senin (06/11/2023), Mengenai korban sipil di Gaza, Kami tahu jumlahnya mencapai ribuan.
Angkatan Udara Zionis sejauh ini telah menjatuhkan dan menembakkan 35.000 ton bom, yang itu berarti lebih dari dua kali kekuatan bom atom Hiroshima, terhadap berbagai sasaran di Jalur Gaza.
Beratnya kejahatan Zionis Israel terhadap Palestina bahkan memicu protes sejumlah pejabat senior Eropa.
“Israel harus diselidiki karena melakukan kejahatan perang dan semua bukti menunjukkan hal ini,” kata Menteri Kerja Sama Pembangunan Belgia Caroline Gennez pada Senin (06/11) malam.
Lebih dari sebulan telah berlalu sejak dimulainya operasi Badai Al-Aqsa, rezim Zionis, yang melakukan operasi darat di Jalur Gaza untuk menyerang pejuang Hamas, telah mengintensifkan serangan udara terhadap pemukiman padat penduduk dan menyebabkan pembunuhan besar-besaran terhadap rakyat tertindas di Jalur Gaza.
Hal yang penting adalah bahwa meskipun posisi Presiden Joe Biden dan para pejabat pemerintahnya memberikan dukungan tanpa syarat dan komprehensif untuk Israel dan berusaha membuat orang-orang Palestina, terutama Hamas, bersalah atas perang yang sedang terjadi di Gaza, tetapi bahkan politisi Amerika pun sangat menyadari sifat agresif dari rezim Zionis dan penindasan Zionis terhadap Palestina selama puluhan tahun, yang hingga saat ini terus berlanjut dengan membunuh dan merampas tanah mereka kemudian mengkritik hal ini.
Terkait hal ini, dalam sebuah memo, para pegawai Kementerian Luar Negeri AS mengkritik cara pemerintah AS menangani perang antara rezim Zionis dan Hamas dan mengumumkan bahwa pemerintahan Biden harus mengkritik Israel secara terbuka.
Catatan yang diterbitkan oleh Politico ini menunjukkan semakin menurunnya kepercayaan diplomat Amerika terhadap pendekatan Biden terhadap krisis Palestina, dan juga menunjukkan sikap banyak diplomat Amerika tingkat menengah dan bawah.
Intensifikasi perselisihan internal ini dapat diprediksi dapat mempersulit pemerintahan Biden dalam menerapkan kebijakan terhadap wilayah tersebut.
Memo itu memuat dua tuntutan utama kepada pemerintah AS, termasuk dukungan Washington terhadap gencatan senjata dan kritik terhadap Israel, baik secara publik maupun pribadi, atas taktik militer dan perlakuannya terhadap Palestina.
Kita harus secara terbuka mengkritik pelanggaran Israel terhadap norma-norma internasional, seperti kegagalannya membatasi operasi ofensif hanya pada sasaran militer yang sah, kata memo itu.
Pada saat yang sama, pendekatan pemerintahan Biden yang tidak adil dan suportif terhadap rezim Zionis telah menyebabkan beberapa politisi independen Amerika serta kubu progresif Partai Demokrat mengkritik pendekatan suportif pemerintahan Biden terhadap rezim Zionis.
Rashida Tlaib, anggota DPR AS dari Partai Demokrat, mengatakan pada hari Sabtu (04/11), Joe Biden mendukung genosida terhadap warga Palestina dalam perang Gaza, dan Amerika tidak akan melupakan masalah ini dalam pemilu 2024.
Bernie Sanders, seorang senator independen dari negara bagian Vermont, AS, mengutuk “pembunuhan buta terhadap orang-orang tak bersalah” di Palestina dan mengatakan bahwa serangan rezim Zionis harus dihentikan.
Terlepas dari sikap kritis tersebut, pemerintahan Biden dan Kongres AS terus mendukung rezim Zionis, dan dalam hal ini, pemerintahan Biden berencana mengirimkan bom kecil tetapi sangat akurat senilai 320 juta dolar ke Israel.(sl)