Jika Rusia seperti Israel Bunuh 170 Wartawan, Apa Kata Media Barat?
Aug 14, 2024 14:51 Asia/Jakarta
Parstoday – Sejak awal perang Gaza, 7 Oktober 2023, Rezim Israel, selain melakukan berbagai jenis kejahatan perang, juga membunuh sekitar 170 wartawan Palestina.
Selain itu, Rezim Israel, juga melukai sejumlah banyak wartawan Palestina, dengan maksud untuk mengganggu tugas mereka dalam meliput berita perang brutal Israel, terhadap Jalur Gaza.
Mark Glenn, jurnalis Amerika Serikat, dalam wawancara dengan media Iran, Mehrnews, mengulas masalah ini, dan standar ganda yang diterapkan negara-negara Barat, terkait Palestina,
Puluhan wartawan dalam perang Gaza, diserang dan terbunuh. Apakah jumlah pembunuhan wartawan sebanyak ini oleh pasukan Israel, adalah ketidaksengajaan atau disengaja?
Bagi orang-orang yang rasional terutama mereka yang memahami mekanisme Israel, jelas bahwa para wartawan dengan sengaja, dan secara sistematik diserang oleh Israel.
Rezim Israel dibangun berdasarkan kebohongan dan penipuan, dan ketika melakukan kejahatan mengerikan seperti pemboman sekolah yang penuh pelajar, atau pembunuhan wartawan, mereka akan mengaku terjadi kesalahan dan kekeliruan.
Akan tetapi ini hanyalah sebagian dari kejahatan Israel. Mereka bukan sekadar membunuh wartawan dengan sengaja, bahkan menikmatinya.
Mengapa Israel, menyerang wartawan padahal wartawan dan media sangat dibutuhkan untuk mengembangkan demokrasi di seluruh dunia?
Orang-orang Yahudi, di berbagai periode, di Yunani, Romawi, Persia, Eropa, Timur Tengah atau Timur Jauh, belajar bagaimana cara orang-orang non-Yahudi, berpikir, sehingga mereka berperilaku dengan memperhatikan model-model cara berpikir khusus mereka.
Oleh karena itu, tidak lama setelah penyelenggaraan kongres Zionisme pertama tahun 1897 oleh Theodor Herzl, maksud dan niat merebut Palestina, dan wilayah Timur Tengah lainnya, terbentuk, dan dengan cepat menyita seluruh model media massa di masa itu terutama di AS dan Barat.
Mereka menyadari bahwa apa yang dipikirkannya itu membutuhkan penguasaan pikiran masyarakat di negara-negara tersebut, artinya menguasai apa yang disaksikan, didengar, dibaca dan dibayangkan oleh masyarakat.
Pertanyaannya adalah mengapa Israel, tetap menyerang para wartawan dan media meski mengetahui pentingnya mereka di bidang komunikasi? Realitasnya, Israel, tidak menyukai demokrasi, dan tidak akan pernah menyukainya.
Sebagaimana orang-orang korup dan bermoral buruk yang terus menerus menyemprotkan parfum untuk menutupi bau busuk badan dan jiwa korupnya, Israel pun menggunakan kata-kata seperti demokrasi untuk menyebut substansi kejahatannya, padahal kenyataannya substansi nyata Israel, lebih mirip dengan ISIS.
Sebagaimana diketahui ISIS adalah sebuah struktur politik teroris, dan jumud yang sama sekali tidak tahan berdiskusi atau menerima pendapat berbeda.
Seperti yang Anda ketahui, wartawan adalah pemantau fakta untuk kemudian merefleksikannya, tapi negara-negara Eropa, diam menyaksikan pembunuhan wartawan oleh Israel, mengapa? Bagaimana mungkin standar ganda semacam ini bisa dibenarkan? Jika pasukan Rusia, dalam perang Ukraina, membunuh sekitar 170 wartawan, apa yang akan dilakukan media Barat?
Seperti yang saya katakan sebelumnya, Zionisme terorganisir dalam satu abad terakhir mulai menyandera seluruh bentuk komunikasi massa, dan media, dan berhasil.
Mereka perlahan-lahan melegitimasi konten yang dianggap boleh dibahas oleh surat kabar atau kantor-kantor berita, dan proses legitimasinya pun dimulai, dan setiap wartawan yang keluar dari siklus ini, bukan hanya kehilangan pekerjaan, bahkan secara umum dikucilkan dari dunia media.
Orang-orang Yahudi, tidak tahan untuk mendengarkan kritik atau protes terhadap posisi mereka, dan pencurian serta penyanderaan Timur Tengah berada di barisan pertama program mereka.
Pada dasarnya kebutuhan mendapatkan pujian adalah sebuah kebutuhan alami manusia. Selain itu, dari sisi substansi, manusia lebih senang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mudah daripada pekerjaan-pekerjaan moral, dan para wartawan juga tidak terkecuali.
Secara pribadi saya berani bersaksi tentang apa yang akan terjadi ketika pada diri wartawan ketika berbicara fakta, dan mengancam sistem. Kenyataannya, sejumlah media independen yang berminat mengunggah gambaran sempurna dan akurat terkait apa yang sedang terjadi, sangat sangat sedikit.
Sebagian besar media internasional mengaku tidak takut berbicara fakta, tapi ketika menyangkut masalah penggambaran detail, maka dapat dipastikan mereka tidak akan memublikasikan detail yang besar dan asli. Karena jika dipublikasikan, maka ceritanya akan berubah total.
Prinsip umum saya untuk mengambil keputusan terkait apakah seorang wartawan atau media tertentu bisa dipercaya atau tidak, adalah kita lihat apa pendapat Israel, tentangnya, dan jika pendapat Israel, negatif, maka wartawan atau media itu telah lolos uji kepercayaan pertama dari saya.
Apa yang dapat dilakukan wartawan dan aktivis di seluruh dunia untuk melindungi keselamatan insan media di Gaza?
Sungguh disayangkan kita berada pada situasi yang serupa perang gajah dan semut. Meskipun kekalahan Israel, AS dan Barat, dari sisi kekuatan militer, sulit, tapi kondisinya dari sisi ini telah mengambil arah yang berbeda.
Akibat genosida yang dimulai setelah 7 Oktober 2023, parfum dan pewangi yang selalu disemprotkan Israel, AS dan Barat, untuk menutupi bau busuk dan bau bangkai mereka, lenyap, dan bangsa-bangsa berhati nurani dengan mengikuti Republik Islam Iran, sudah mengambil langkah untuk keluar dari kondisi koma massal, dan menghimpun energi, kerja keras serta infiltrasinya dalam pertempuran melawan setan ini.
Tidak jelas puncaknya akan terjadi kapan, tapi kenyataan bahwa Israel, menggunakan energinya sebesar ini untuk memukul Iran, menunjukkan seberapa dalam mereka khawatir, dan sekalipun masalah ini pasti mengkhawatirkan mengingat Israel yang harus darah, tapi pada saat yang sama, ini menjadi sebuah dorongan karena suatu hari, kemungkinan sangat cepat, dunia akan menghentikan aksi Israel, dan mengirimnya ke neraka tempat mereka berada. (HS)