Lembaga AS Khawatirkan Peningkatan Popularitas Drone Iran di Dunia
(last modified Sun, 18 Aug 2024 11:54:11 GMT )
Aug 18, 2024 18:54 Asia/Jakarta
  • Lembaga AS Khawatirkan Peningkatan Popularitas Drone Iran di Dunia

Sebuah lembaga think thank Amerika Serikat membuat laporan mengenai perkembangan drone Iran yang melampaui Ukraina dan Israel, dan telah terlihat setidaknya dua benua lain.

Tehran, Parstoday- Lembaga think thank Amerika Serikat,  Foundation for Defense of Democracies, FDD dalam sebuah laporan tentang penerimaan global senjata Iran menyatakan, "Meskipun pemerintahan Biden berusaha keras untuk mencegah atau membatasi serangan rudal dan drone oleh Iran dan proksinya terhadap Israel yang merupakan tindakan rasional. Tapi, mari kita lihat bahwa Timur Tengah sekarang penuh dengan senjata dan proyektil Iran,".

Foundation for Defense of Democracies, FDD, dalam laporan menunjukkan keberadaan beberapa senjata Iran di Lebanon, dengan menyatakan bahwa serangan drone jarak jauh pertama dalam sejarah yang dilakukan oleh kelompok Ansarullah Yaman dilakukan terhadap Tel Aviv dan menyebabkan satu orang tewas yang dilakukan oleh drone buatan Iran dengan kemampuan menempuh jalur penerbangan sejauh 2600 kilometer.

Menurut analisis lembaga think thank Amerika ini, hal tersebut bukan hanya masalah yang mengkhawatirkan saat ini, namun Republik Islam juga memanfaatkan lingkungan internasional yang menguntungkan untuk menjadi pemasok utama senjata pertahanan dan militer.

Menurut pengumuman lembaga think tank ini, salah satu keuntungan yang memberikan kepentingan Iran adalah berfungsinya sistem berbiaya rendah seperti drone di medan perang.

Contoh nyata dari hal tersebut adalah drone Shahid-136 yang berperan penting dalam perang Rusia melawan Ukraina, sehingga Moskow menembakkan 4.600 drone tersebut dalam dua tahun pertama perang. Drone yang sama juga mencapai Tel Aviv belum lama ini.

Laporan ini FDD menyatakan bahwa drone Iran telah melampaui wilayah Ukraina dan Israel dan telah terlihat setidaknya di dua benua lain. Masalah ini menunjukkan ruang lingkup penggunaan senjata Iran di kancah internasional.

Tehran membantu Venezuela dalam produksi drone dalam negeri, dan angkatan bersenjata negara Amerika Latin ini menggunakan drone Mohajer-2 milik Iran, bernama ANSU-100, serta ANSU-200, yang sangat mirip dengan Shahid-171 milik Iran.

Di Ethiopia, tentara negara ini menggunakan drone Mohajer-6. Dalam perang saudara di Sudan, drone Iran yang sama telah membantu angkatan bersenjata Sudan dalam mencegah kemajuan pasukan penyerang dan merebut kembali beberapa wilayah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika drone mendapat tempat dalam kesepakatan senjata senilai $500 juta antara Iran dan Armenia.

Lembaga pemikir anti-Iran ini mengutip laporan dari kantor berita internal bahwa Tehran berencana untuk mengambil tempat Turki di pasar drone global pada tahun 2028, oleh karena itu mencoba untuk mengambil setidaknya seperempat dari pangsa pasar ini yang setara dengan sekitar 6,5 miliar dolar.

Di bagian lain laporan ini, para ahli dari lembaga think tank FDD menyatakan bahwa kehadiran yang kuat dalam pameran pertahanan telah menjadi cara lain untuk memperkenalkan kemampuan Iran kepada dunia.

Pada tahun 2024, Republik Islam menampilkan sistem militernya di tribun pameran pertahanan di Malaysia, Qatar dan Irak, serta mengirimkan rombongan untuk berpartisipasi dalam pameran di Arab Saudi. Moskow dan Beograd juga menjadi ajang pameran lain yang diikuti oleh produsen senjata Iran.

Laporan ini menyatakan bahwa Iran tidak menghadapi pembatasan internasional apa pun di bidang perdagangan senjata global, kecuali sanksi Amerika dan Eropa, dan menyatakan bahwa sanksi senjata dan uji coba rudal Iran masing-masing pada bulan Oktober 2020 dan Oktober 2023, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan. dan perjanjian nuklir 2015 yang telah berakhir.

Foundation for Defense of Democracies, FDD menyatakan dalam laporan ini bahwa pemulihan pencegahan dan hukuman terhadap Iran diperlukan karena meningkatnya perluasan senjatanya di tingkat dunia. Tetapi ketika anggota tetap Dewan Keamanan PBB mendapat manfaat dari drone Iran dan mungkin akan segera meluncurkan rudal balistik juga diterima Iran, maka kecil kemungkinannya persetujuan resolusi baru terhadap ekspor senjata Iran di Dewan Keamanan PBB.

Para penulis laporan ini menunjukkan perlunya tindakan tegas dan sepihak oleh Amerika Serikat terhadap Tehran dan merekomendasikan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya harus mengganggu sektor pasokan Iran melalui tindakan sabotase terhadap drone Iran atau fasilitas produksi dan penyimpanan senjata lainnya.(PH)