Newsweek Ungkap Mengapa Israel Semakin Tak Aman Pasca-Teror Nasrullah
Okt 07, 2024 17:31 Asia/Jakarta
Parstoday – Salah satu media Amerika Serikat, dalam artikelnya mengungkap alasan mengapa Rezim Zionis, semakin tidak aman setelah teror terhadap Sekjen Hizbullah Lebanon.
Majalah mingguan AS, Newsweek, Rabu (2/10/2024) Israel, merayakan teror Sayid Hassan Nasrullah, Sekje Hizbullah pada 27 September, dan membangga-banggakan teror itu.
"Teror ini dapat menyebabkan posisi Israel, semakin tidak aman, dan membuat kawasan Asia Barat, semakin tidak stabil," tulis Newsweek.
Menurut media AS ini, meskipun Nasrullah, kerap menyampaikan pidato berapi-api menyerang Rezim Zionis, dan memimpin poros perlawanan Lebanon, dalam menghadapi Rezim Zionis, tapi pada saat yang sama, ia adalah seorang pemimpin yang penuh perhitungan, dan mengamalkan pernyataan serta keyakinannya.
Newsweek menambahkan, "Nasrullah selama Perang Gaza, menerapkan prinsip akurasi dan penuh perhitungan, dan sangat menahan diri. Ia berusaha menghidupkan perlawanan, dan menjaganya tetap dinamis, tanpa harus menyeret Lebanon, ke dalam perang total melawan Israel."
Majalah AS ini mengakui teror terhadap Nasrullah, alih-alih meruntuhkan Hizbullah, malah semakin mendorong kelompok ini untuk terlibat perang terbuka melawan Israel, dan melakukan aksi-aksi militer yang lebih luas, serta meningkatkan efek destruktif terhadap Israel.
Newsweek menegaskan, berkaca dari pengalaman sejarah, tindakan menyingkirkan seorang pemimpin terkemuka, biasanya akan berujung dengan terpilihnya pengganti yang tak terduga, dan lebih berbahaya. (HS)