Amnesty International: Pemerintah Mesir Segera Adili Pelaku Tragedi Rabiah
-
Tragedi bundarang Rabiah al-Adawiyah, Mesir
Organisasi Amnesty International bertepatan dengan peristiwa pembantaian para pendukung Mohammad Morsi, mantan Presiden Mesir di bundaran Rabiah menekankan pengadilan para pelaku pembantaian ini.
Menurut laporan Farsnews, Najia Bounaim, Direktur Bidang Utara Afrika di Amnesty International hari Selasa (14/8) dalam sebuah pernyataan menyinggung telah lewat lima tahun dari pembantaian para pendukung Mohammad Morsi di bundaran "Rabiah al-Adawiyah" dan menekankan bahwa para pejabat Mesir sampai saat ini belum juga menjatuhkan hukuman kepada para pelakunya.

"Tragedi Rabiah merupakan peristiwa mengerikan di bidang hak asasi manusia," ungkap Najia Bounaim.
Direktur Bidang Utara Afrika di Amnesty International menambahkan, selama lima tahun lalu pasukan keamanan Mesir telah melanggar banyak kasus hak asasi manusia mencakup penculikan dan hukuman mati ilegal.
14 Agustus 2013 militer Mesir yang dipimpin Abdul Fattah al-Sisi, Menteri Pertahanan Mesir waktu itu dan kini sebagai Presiden Mesir menyerang para pendukung Morsi yang melakukan aksi demo di dua bundaran Rabiah al-Adawiah dan al-Nahdhah yang mengakibatkan 632 orang tewas dan banyak lagi yang cedera.
Al-Sisi bulan Juli 2018 menyetujui UU kekebalan bagi komandan militer atas setiap bentuk penghakiman dan penyidikan terkait tragedi yang terjadi antara 3 Juli 2013 hingga Januari 2016.
Parlemen Mesir mengesahkan UU kekebalan bagi komandan militer dari tuntutan hukum di masa depan terkait tragedi berdarah sebelum dan sesudah pelengseran Mohammad Morsi.