Nov 06, 2019 11:52 Asia/Jakarta
  • Polusi udara berbahaya bagi manusia
    Polusi udara berbahaya bagi manusia

Amerika Serikat telah secara resmi mengumumkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka telah menarik diri dari perjanjian iklim Paris sebagai bentuk dari kelanjutan kebijakan keluar dari perjanjian dan kewajiban internasionalnya. Dalam hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagos Senin, 4 November, mengumumkan bahwa proses penarikan dari Perjanjian Internasional tentang Perubahan Iklim di Paris telah dimulai.

Pemerintah Trump pada tahun 2017 telah mengumumkan ke PBB bahwa ia akan secara resmi menarik diri dari perjanjian internasional ini pada tahun 2019 tetapi akan menghadiri pertemuan sampai saat itu.

Langkah Washington datang saat perubahan iklim dan pemanasan global menjadi perhatian utama di dunia saat ini dan ancaman serius bagi kehidupan di bumi. Pemanasan global dapat menyebabkan pencairan gletser, banjir, dan perubahan iklim yang parah dalam waktu dekat. Masalah ini menyebabkan 195 negara mengikuti Konvensi Paris pada 12 Desember 2015 di Konferensi Perubahan Iklim PBB yang ke dua puluh satu "COP21" yang bertujuan membatasi pemanasan global dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil, kemudian menandatanganinya serta berkomitmen untuk menurunkan suhu Bumi sebesar satu setengah derajat Celcius.

COP21 Paris 2015

Perjanjian tersebut mulai berlaku pada 4 November 2016, dan banyak negara telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut di berbagai pertemuan. Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian iklim ini dengan sikap negatif. Trump menggambarkan kesepakatan iklim Paris sebagai "bencana total" bagi Amerika Serikat dan mengatakan kesepakatan itu telah mentransfer kekayaan besar dari Amerika Serikat ke negara-negara asing dan telah mengganggu pekerja di industri Amerika.

Keluar dari Perjanjian Iklim Paris, sementara AS adalah salah satu produsen gas rumah kaca terbesar di dunia, telah menimbulkan kekhawatiran.

Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam hal ini mengatakan, "Pengumuman oleh Washington itu tidak terduga, tetapi itu membuat kami khawatir."

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa tanda dan konsekuensi dari pemanasan global semakin meningkat. Organisasi Meteorologi Dunia telah menyatakan bahwa jumlah karbon dioksida yang dipancarkan ke atmosfer telah meningkat sebesar 20% selama empat tahun terakhir dari empat tahun sebelumnya. Karenanya, Antonio Guterres, Sekjen PBB beberapa waktu lalu menekankan pentingnya menyampaikan "Rencana baru dan ambisius" untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari negara-negara.

Pandangan Trump jelas mendapat kecaman tajam dari para pencinta lingkungan dan bahkan beberapa Republikan, yang percaya AS kehilangan kepemimpinannya di dunia, itupun dalam kondisi diperlukan untuk mengambil tindakan segera demi mengurangi dampak dan efek negatif dari perubahan iklim.

Senator independen dan kandidat presiden 2020 AS Bernie Sanders mengatakan, "Trump memimpin pemerintahan yang praktis mengabaikan kenyataan perubahan iklim dan kebijakannya, termasuk kerja sama yang berkelanjutan dengan industri bahan bakar fosil, membuat situasi semakin memburuk."

Senator independen dan kandidat presiden 2020 AS Bernie Sanders

Penerapan kebijakan ini juga menempatkan negara-negara di dunia pada risiko serius pemanasan global. Penolakan AS untuk memenuhi kewajibannya di bawah Perjanjian Iklim Paris tampaknya tidak hanya memiliki konsekuensi bencana bagi seluruh dunia tetapi juga ancaman serius bagi ekonomi AS, seperti pernyataan Trump, seperti yang baru-baru ini dilaporkan oleh Fourth Assessment Report. Perubahan Iklim Nasional, yang diproduksi oleh Kongres AS bekerja sama dengan lusinan lembaga pemerintah dan kementerian, juga mengakui bahwa perubahan iklim akan berdampak ratusan miliar dolar pada ekonomi AS serta kesehatan warganya.

Tags