Penyebaran COVID-19 Mengancam Keselamatan Dunia
(last modified Wed, 08 Apr 2020 11:51:33 GMT )
Apr 08, 2020 18:51 Asia/Jakarta

Data terbaru yang dirilis pada hari Rabu pagi, 8 April 2020, 1.417.303 orang telah terinfeksi COVID-19, dan 81.901 dari mereka meninggal dunia. Sementera jumlah pasien yang sembuh dari virus tersebut mencapai 294.703 orang.

Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 399.929 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 12.910 dari mereka meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kedua. 140.511 warga negara ini tertular COVID-19, dan 13.897 dari mereka meninggal dunia.

Negara berikutnya adalah Italia. 135.586 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 17.217 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Jerman, Prancis, Cina, Iran, Inggris, dan Turki.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, penyebaran Virus Corona, COVID-19 merupakan tantangan terbesar bagi dunia sejak Perang Dunia II.

Hal itu dikakatan Guterres pada peluncuran laporan PBB tentang potensi dampak sosioekonomi wabah Covid-19. Dia memperingatkan wabah ini bisa menyebabkan resesi yang mungkin belum pernah terjadi di masa lalu.

Saat berbicara di Markas PBB di New York City, Guterres mengatakan, COVID-19 menyerang masyarakat, dan merenggut nyawa dan mata pencaharian orang-orang.”

"COVID-19 adalah ujian terbesar yang kami hadapi bersama sejak pembentukan PBB," ujarnya ketika meluncurkan laporan mingguan untuk menanggapi krisis Virus corona.

Sekjen PBB menyerukan respons kesehatan cepat yang terkoordinasi untuk menekan penularan dan mengakhiri pandemi. Dia juga mendesak negara-negara industri untuk membantu mereka yang kurang beruntung, atau berpotensi “menghadapi mimpi buruk penyakit yang menyebar seperti kebakaran hutan”.

PBB memperkirakan bahwa hingga 25 juta lapangan kerja bisa hilang di seluruh dunia akibat wabah tersebut. Badan dunia ini juga memproyeksikan “tekanan ke bawah” hingga 40% pada aliran investasi asing langsung global.

PBB juga memperingatkan potensi dampak jangka panjang akibat pandemi sehingga masyarakat internasional perlu meningkatkan kerja sama untuk memeranginya.

Laporan PBB yang diluncurkan Guterres itu antara lain berisi imbauan agar negara-negara mengikuti pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta menjalankan langkah kesehatan secara cepat untuk menghentikan penyebaran virus, termasuk dengan meningkatkan pengujian, karantina, dan perawatan.

"Kita masih sangat jauh dari keadaan ideal untuk bisa secara efektif memerangi COVID-19 di seluruh dunia dan mengatasi dampak negatifnya," kata Guterres kepada wartawan.

Guterres mengatakan bahda dia terutama sangat mengkhawatirkan Afrika dan mendesak negara-negara maju untuk berbuat lebih banyak bagi negara-negara yang kurang siap. (RA)

Tags