Ini Tujuan Musuh Menurut Rahbar
(last modified Mon, 26 Sep 2022 12:49:33 GMT )
Sep 26, 2022 19:49 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Rahbar dengan veteran dan komandan Perang Pertahanan Suci
    Pertemuan Rahbar dengan veteran dan komandan Perang Pertahanan Suci

Acara mengenang dan peringatan terhadap veteran dan pejuang era perang Pertahanan Suci digelar di Husseiniyah Imam Khomeini pada 21 September 2022 dengan dihadiri Rahbar dan sejumlah veteran serta komandan Pertahanan Suci.

Selama acara tersebut, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei seraya memuji pada komandan Pertahanan Suci di perang yang dipaksakan rezim Baath Irak kepada Iran pada tahun 1979, menyebut menghargai para pejuang dan veteran perang ini adalah kewajiban semua orang.

Rahbar mengatakan, "Pertahanan suci –era yang penuh semangat, penuh peristiwa, bermakna dan banyak manfaat- termasuk peristiwa yang memiliki dampak bagi masa lalu, sekarang dan mendatang kita; Oleh karena itu, para veteran di peristiwa ini, di mement penting ini, pastinya harus diperhatikan dan dihormati." Rahbar menyebut para veteran dan mereka yang aktif di bidang jihad dan membela negara adalah bukti nyata dari ayat  اَلسّابِقونَ الاَوَّلون‌ (At-taubah: 100) dan وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (al-Waqi'a: 10), serta beliau kembali mengucapkan terima kasih dan memuji para veteran ini.

Di pertemuan ini Rahbar menilai Pertahanan Suci sebagai hasil dari kebijakan strategis imperialis dan sistem hegemonik dalam memusuhi Republik Islamd an bangsa Iran. Mengingat bahwa esensi dari sistem hegemonik adalah dominasi, merampok kekayaan berbagai bangsa dan mempengaruhi sistem politik negara lain, tapi seiring dengan munculnya Revolusi Islam di Iran dan tumbangnya pemerintahan boneka Pahlevi, tangan dan pengaruh kubu arogan terpotong, dan mereka bekerja keras melawan bangsa Iran untuk mengkompensasi kerugiannya tersebut.

Ayatullah Khamenei terkait hal ini mengatakan, "Sebuah bangsa yang tidak takut terhadap Amerika dan kekuatan militer serta politik dan ekonomi yang mendominasi dunia saat itu, sangat tidak dapat diterima oleh mereka. Apalagi pemerintahan ini dibentuk di titik harapan, sandaran dan lokasi yang ditatap AS secara tamak. Oleh karena itu, mereka ingin membalas dendam dan memberi pukulan telak. Pukulan yang dilakukan dengan berbagai cara mulai dari kudeta, serangan udara di Tabas dan memprovokasi berbagai etnis, tapi mereka gagal. Dengan demikian harus ada perang yang dikobarkan dari negara tetangga."

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung tujuan musuh mengobarkan perang Pertahanan Suci. Menurut perspektif Rahbar tujuan utama kubu arogan di perang ini adalah disintegrasi, menumbangkan Pemerintahan Isalm, menumpas dan mengakhiri perlawanan (muqawama). Rahbar terkait hal ini mengatakan, "Harus dilihat apa tujuan serangan Saddam tersebut ? Pertama-tama tujuan Saddam adalah memecah-belah Iran, dan memisahkan Khuzestan dari Iran. Tapi sangat baik, warga Khuzestan memberikan perlawanan dan pembelaan diri yang sangat baik. Benar, seluruh rakyat dari seluruh wilayah negara ini menuju Khuzestan, tapi warga Khuzestan sendiri juga berjuang keras dan ada tokoh pejuang terkenal dari daerah ini seperti Ali Hashemi.

Tujuan berikutnya musuh menurut Rahbar adalah untuk membuat rakyat Iran menyerah. Musuh ingin menumbangkan pemeritahan Republik Islam Iran dan mengubah nasib Iran. Mereka ingin membungkam suara rakyat Iran; Bangsa Iran memiliki ucapan baru bagi dunia. Mereka ingin mencegah pesan ini; Pesan muqawama dan resistensi serta tidak tunduk terhadap arogansi dan diskriminasi internasional. Musuh ingin bangsa lain mengambil pelajaran bahwa jika ada yang melawan Amerika seperti bangsa Iran, maka mereka akan ditumpas, dan tujuan terakhir dan mendasar musuh adalah menutup pintu muqawama. jawaban bangsa Iran adalah menjinakkan seluruh tujuan tersebut, dan yang terjadi benar-benar di luar tujuan musuh.

Menurut perspektif Rahbar, meski Saddam Hussein yang ambisius dan gila itu mendapat dukungan total dari kekuatan-kekuatan dunia, akan tetapi perang, di bawah tiga unsur yaitu kekuatan revolusi yang meluap, kepemimpinan yang sangat efektif dari Imam Khomeini, dan karakteristik unggul serta membanggakan rakyat Iran, telah berubah dari sebuah ancaman nyata dan besar, menjadi sebuah peluang besar, dan kini narasi yang benar dan detail terkait masa penuh semangat dari sejarah Iran kepada generasi muda dan remaja, akan menjamin keberlangsungan prestasi revolusi.

Dari sudut pandang Rahbar, perang meski sebuah peristiwa pahit dan menyakitkan, tapi Perang Pertahanan Suci telah mengubah ancaman menjadi peluang dan menjadi pelajaran bagi generasi mendatang, dan mereka harus mengetahui hal ini. Menurut Ayatullah Khamenei, salah satu sisi indah dari perang ini adalah resistensi warga Selatan dalam melawan pasukan Baath. Meski mereka adalah etnis Arab, tapi mereka tidak mengesampingkan identitas Iran mereka dan melawan kerakusan dan dengan segenap jiwa dan raganya, mereka membela negara.

Sisi spiritualitas dan moral bangsa Iran di perang pertahanan suci, termasuk manifestasi lain dari keindahan perang. Rahbar terkait hal ini mengatakan, "Perang Pertahanan Suci adalah medan manifestasi keyakinan agama dan moralitas bangsa Iran...mulai dari pengorbanan diri, perjuangan, keyakinan agama; ... pelepasan anak-anak muda ke medan jihad oleh ayah dan ibu mereka, istri yang siap berkorban....dan seluruh negara menjadi kedalaman pertahanan garis depan ... semuanya dimaksudkan untuk layanan perang;  Untuk pertahanan, untuk melayani revolusi; Pertahanan suci telah menyatukan semua orang."

Menurut perspektif Rahbar, salah satu capaian perang Pertahanan Suci adalah isu kekuatan militer Iran. Meski militer selama revolusi mengalami pukulan telak, dan Sepah Pasdaran sampai saat itu belum mengakar, Pertahanan Suci dari satu sisi mampu menjadi ujian bagi kesetiaan militer Republik Islam kepada pemerintah, dan membawa kemampuannya ke medan. Di sisi lain, Sepah Pasdaran muncul sebagai salah satu hakikat yang bersinar.

Rahbar menekankan, "Berkat rahmat ilahi, hari ini Iran telah mencapai level pencegahan dalam hal pertahanan, dan tidak ada kekhawatiran dalam hal ancaman eksternal, dan musuh mengetahui hal ini dengan sangat baik."

Menurut Rahbar salah satu capaian penting lain perang Pertahanan Suci bagi bangsa dan pemerintah Iran adalah membuktikan prinsip ini bahwa menjaga negara dari serangan dan sabotase musuh hanya dapat diraih melalui muqawama, dan bukannya dengan menyerah. Terkait hal ini Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Di era Perang Pertahanan Suci terbukti bahwa negara hanya akan terlindungi dari ancaman-ancaman musuh lewat jalan perlawanan. Inilah yang dicapai dan dipahami bangsa Iran; Ini menjadi sebuah prinsip bagi kami. Kami menggunakan prinsip ini di berbagai isu politik, ekonomi, budaya dan lainnya, dan kami tetap akan memanfaatkannya. Sikap negara di banyak masalah adalah prinsip resistensi, sikap untuk bertindak, maju, dan bukannya menyerah dan mundur."

Rahbar mengingatkan bahwa kita dengan spirit ini mampu mengalahkan berbagai skenario penting musuh. Rahbar mengatakan, musuh membawa rencana Timur Tengahbaru ke lapangan, dan mereka gagal. Musuh mulai melanggar perbatasan kita dari udara dan laut, tapi gagal, drone mereka ditembak jatuh, penyusup lautnya di tangkap, ini adalah kepercayaan diri nasional; Ini bersumber mempelajari prinsip tersebut di perang Pertahanan Suci, di mana muqawama adalah solusi untuk melindungi negara.

Salah satu kekhawatiran Rahbar, khususnya dalam beberapa tahun terakhir yang kerap beliau ungkapkan adalah masalah "Jihad Penjelasan". Rahbar meyakini bahwa pemuda dan generasi baru harus mendapat pengetahuan yang benar dari fakta Revolusi Islam, perang Pertahanan Suci dan hasilnya. Jika kita tidak memberi penjelasan yang benar kepada generasi muda, maka musuh akan mendistorsi fakta.

Terkait hal ini, Rahbar menekankan, " Upaya musuh adalah untuk menyangkal pasang surut; ...mereka melakukan pekerjaan budaya, pekerjaan propaganda dan aktivitas media dengan intensitas; Mereka mencoba menunjukkan kekaguman dan kesombongan di wajah anak muda dengan iklan dan aktivitas media; menunjukkan kemegahan mereka di mata mereka; menyembunyikan kepahitan dan kegelapan mereka dan, di sisi lain, menyembunyikan ketinggian, kepentingan, dan keanggunan yang dihasilkan dari pertahanan suci dan isu-isu di sekitarnya; Mereka ingin membuat orang takut pada mereka... Itulah mengapa karya narasi ini sangat penting."

"Upaya harus dilakukan untuk menjawab narasi yang menyimpang, salah dan palsu tentang pertahanan suci, dan juga untuk menjawab narasi semacam itu tentang prinsip revolusi, dan mereka yang benar-benar bekerja, orang-orang berpikir, profesional, harus bisa melakukan sesuatu, insya Allah," ungkap Rahbar.