Abadeh, Kota Ukiran Dunia
(last modified Wed, 05 Dec 2018 11:23:39 GMT )
Des 05, 2018 18:23 Asia/Jakarta
  • Karya seni ukir kayu Iran
    Karya seni ukir kayu Iran

Provinsi Fars sejak dahulu kala dikenal sebagai pusat kebudayaan dunia. Dari provinsi inilah para seniman besar Iran dikenali di dunia dengan berbagai karyanya. Salah satunya adalah seni ukiran Abadeh.

Daerah yang terletak di dataran subur antara Isfahan dan Shiraz dengan ketinggian 6.200 kaki (1.890 m) ini terkenal dengan karya ukirannya, tidak hanya di Iran, tapi juga mendunia. Abadeh meraih 17 penghargaan nasional di bidang kerajinan tangan, dan lima penghargaan Zerin dari festival Fajr. Hingga kini sekitar 5.000 orang pengrajin bekerja di 150 pabrik ukiran rumahan maupun industri ukiran daerah Abadeh.

Pada 26 November lalu, Dewan Kerajinan Tangan Dunia menetapkan Abadeh dari provinsi Fars sebagai kota ukiran dunia yang diumumkan bersamaan dengan penetapan kota Maybod dari Yazd sebagai kota Zilo (jenis karpet tenun kasar) dan kota Khorasahad sebagai kota tobafi (jenis kain tenun) dunia.  

Ketua Dewan Kerajinan Tangan Dunia (WCC) kawasan Asia Pasifik, Ghada Hijjawi-Qaddumi dalam kunjungannya bulan lalu ke kota Abadeh mengatakan, "Saya melihat seni arsitektur dan sejarah kerajinan tangan, dan tentunya, seni ukiran di daerah ini, yang membuat saya lebih terang mengenalinya,".

Di bagian lain, pejabat tinggi WCC ini memuji dedikasi tinggi warga Abadeh terhadap pekerjaaanya. "Melihat langsung orang-orang ini yang mencurahkan seluruh perhatiannya dalam karya mereka, dan menyaksikan ketenangan dan kepuasaan di dalamnya," ujar presiden regional Asia Pasifik WCC.

Penetapan kota-kota kerajinan tangan dunia dimulai sejak tahun 2014, dan setiap tahun dipilih kota-kota dunia dengan penilaian yang ketat. Di tahun 2015, kota Tabriz diumumkan sebagai kota permadani dunia, dan kota Esfahan sebagai kota kerajinan tangan dunia.

Saat ini sebanyak 28 kota di dunia ditetapkan sebagai kota kerajinan tangan dunia. Dari jumlah tersebut, delapan kota dan desa Iran masuk dalam daftar  dunia yang menempatkannya sebagai negara dengan jumlah daerah kerajinan tangan terbanyak di dunia yang tercatat WCC.

Kabupaten Abadeh terletak 274 kilometer dari kota Shiraz, dan 193 kilometer dari kota Esfahan. Daerah yang terkenal hijau ini dengan penduduk yang ramah menghasilkan berbagai kerajinan tangan. Abadeh berperan penting dalam kebudayaan, seni dan perekonomian provinsi Fars.

Daerah dengan luas 7.500 kilometer persegi ini termasuk salah satu kota budaya dan wisata provinsi Fars. Dari sisi cuaca, Abadeh termasuk daerah dengan cuaca relatif berimbang yang memberikan pengaruh terhadap struktur arsitektur, tradisi, serta pakaian tradisionalnya.

Seni ukiran memiliki sejarah panjang di Iran, bahkan hingga 2.500 tahun silam yang tersebar di berbagai daerah Iran. Tapi pusatnya terletak di provinsi Fars, terutama di kota Abadeh. Hingga kini, karya ukiran Iran menjadi perhatian para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Seni ukiran yang berkembang selama ratusan tahun di kota Abadeh menjadikan kota ini didaftarkan di Organisasi Hak Cipta Dunia (WIPO) di Jenewa Swiss.

WIPO adalah salah satu dari 16 organisasi khusus di bawah naungan PBB yang dibentuk tahun 1976 dengan tujuan untuk melindungi hak cipta. Hingga kini 185 negara dunia, termasuk Republik Islam Iran termasuk anggota WIPO.

Setelah dilakukan kajian secara serius oleh tim dari WIPO, seni ukiran Abadeh mendapatkan tanda standar internasional dari organisasi ini. Kemudian, berkat kerja keras pihak terkait terutama organiasi warisan budaya dan kerajinan tangan Iran, akhirnya kota Abadeh dinyatakan sebagai kota ukiran dunia oleh WCC.

Seni ukiran termasuk seni kerajinan yang dipengaruhi oleh alam, dan keyakinan keagamaan, terutama tasawuf dan ajaran agama Islam. Kombinasi antara seni dan ketekunan seniman berpadu dengan jenis material dan keyakinan yang dianut sebagai acuan dari gambar yang sedang dibuat.

Material yang dipakai untuk seni ukiran adalah kayu. Di Iran biasanya menggunakan jenis kayu walnut, pir, tabrizi, rash, dan shamshad. Masing-masing kayu ini memiliki warna yang khas. Selain Abadeh, seni ukiran kayu juga berkembang di kota lain seperti Tuyserkan dan Malayer di provinsi Hamedan, juga Golpaygan di provinsi Esfahan.

Ada juga sekolompok pengrajin di daerah Busher dan Urumiyeh yang menjadikan seni ukiran sebagai mata pencahariannya. Selain itu di berbagai kota Iran juga terdapat para pengrajin seni ukir kayu dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan terpencar.

Karya seni ukir kayu tertua sekitar pertengahan abad ketiga Hijriah atau abad kesembilan Masehi yang ditemukan dalam ornemen masjid Atiq Shiraz. Kayu ini dibuat di masa Amru bin Lais Safari dengan landasan utama kayu Tabriz dan di atasnya menggunakan kayu walnut sebagai ornamen.

Seorang orientalis Jerman abad ke-19, Heinrich Karl Brugsch dalam catatan perjalanan keduanya ke Iran berjudul "Di tanah Mentari" menulis, "Abadeh terkenal karena menghasilkan berbagai karya dari kayu. Para pengrajin kota ini memiliki keterampilan luar biasa dalam membuat berbagai jenis ukiran yang indah dalam bentuk kerajinan kayu dari pohon pir,".

Jauh sebelumnya, orang-orang Iran sejak dahulu kala memiliki keterampilan dalam berbagai karya seni, termasuk seni ukir kayu. Simbol bangsa Arya yang berpadu dengan beragam gambar menjadi karya seni menawan yang digoreskan para seniman Iran dalam berbagai media, termasuk seni ukir kayu.

Di era Sasanid seni kerajinan ukir kayu mengalami perkembangan pesat yang berlangsung selama beberapa abad lamanya. Perkembangan seni ukir kayu juga berlanjut ketika Islam masuk ke Iran. Pembangunan berbagai masjid dihiasi dengan beragam ornamen seni ukir kayu yang menunjukkan pengaruh jenis kerajinan ini.

Penamaan kota Abadeh sebagai kota seni ukir kayu dunia tidak hanya ditinjau dari aktivitas masyarakat kota ini dalam produksi dan pengembangan seni ukir kayu, tapi juga dilacak dari sejarah panjang provinsi Fars sebagai tempat lahir dan berkembangnya budaya dan seni, termasuk seni ukir Iran yang mendunia.(PH)