Jan 22, 2024 19:31 Asia/Jakarta
  • Unit 8200 militer Israel
    Unit 8200 militer Israel

Serangan drone di malam tahun baru Masehi ke markas unit 8200 Dinas Intelijen Israel (Aman) di Erbil (Arbil), Irak menewaskan tiga petinggi intelijen rezim ilegal ini.

Unit 8200 berada di bawah naungan Aman. Unit ini bertanggung jawab atas misi penyadapan, penguraian kode komputer, perang dan pertahanan dunia maya, pembuatan segala jenis malware dan segala sesuatu yang mungkin dilakukan di bidang spionase dan pengumpulan informasi atau menyerang negara lain dengan menggunakan peralatan teknis.

Alasan utama dibentuknya unit 8200 adalah kegagalan intelijen rezim Zionis terkait Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Sehari sebelum dimulainya perang pada tahun 1973, Mayor Jenderal Eli Zeira, pimpinan Aman pada saat itu, dalam perkiraan yang disampaikannya kepada para pemimpin rezim Zionis, menilai kemungkinan terjadinya perang dan serangan Arab terhadap Israel sebagai hal yang mustahil. Menyusul kesalahan besar ini, unit pengumpulan informasi sinyal Aman dibangun kembali untuk ketiga kalinya, dan sebagai hasilnya, 8200 unit dibentuk di Aman.

Unit 8200 militer Israel

Disebutkan bahwa unit 8200 adalah unit terbesar di Departemen Perang Israel dari sisi jumlah personel, sehingga dikenal sebagai unit terbesar di jajaran militer Israel setelah angkatan udara. Mayoritas anggota unit ini adalah tenaga sangat muda dan rata-rata berusia 16 hingga 18 tahun.

Menurut laman Defense News, Israel sejak tahun 2003 mempekerjakan ribuan pelajar SMU di unit 8200. Mereka yang dipekerjakan di unit 8200 memiliki misi menyebarkan ideologi Zionis dan menyusup ke dunia Arab serta meracuni budaya dan ideologi mereka, serta merusak nilai-nilai moral dan kemenanusiaan serta keyakinan. Sejatinya unit ini sebuah militer cyber dan mengejar tujuan tertentu di dunia maya.

Saat ini ratusan anggota unit 8200 dengan kedok pengguna dunia maya di berbagia negara dunia, sibuk menyebarkan propaganda, teror karakteristik para pemimpin independen dunia, menciptakan konflik mazhab dan politik serta berbagai aksi lainnya. Unit 8200 yang mayoritasnya adalah pakar informatika dan teknologi, aktivitasnya biasanya dalam kedok perusahaan Israel yang berbasis ilmu pengetahuan. Staf dan pekerja unit ini, setelah wajib menyelesaikan wajib militer, memanfaatkan pengalamannya untuk mendirikan perusahaan swasta, dan melalui perusahaan tersebut, mereka juga memberi jasa pelayanan kepada militer Israel.

Unit ini, seperti badan intelijen Amerika, mendengarkan semua percakapan di dunia. Salah satu penyadapan kontroversial ini dilakukan menggunakan malware Pegasus. Pada tahun 2010, surat kabar Le Monde Diplomatic mengungkapkan bahwa unit 8200 telah mendirikan pangkalan besar di gurun selatan Israel, yang dikenal sebagai Negev. Jaringan intelijen yang luas ini bertanggung jawab untuk mendengarkan dan memantau panggilan telepon, email, dan sejenisnya, dari mana saja di Afrika, Asia, Timur Tengah, dan bahkan Eropa. Bahkan kapal-kapal di laut pun tak luput dari jangkauan pangkalan ini.

Unit 8200

Unit 8200 juga mengawasi seluruh kedutaan besar Israel di berbagai negara dunia, dan bahkan mereka memanfaatkan jet-jet canggih perusahaan Gulfstream Aerospace untuk operasi spionase. Menurut Yossi Melman, penulis, jurnalis dan pakar militer-keamanan Israel, tidak ada operasi intelijen di Israel yang tidak diikuti oleh unit 8200, dan di setiap operasi militer di luar Israel, unit 8200 akan memberi dukungan. Peran unit 8200 adalah penyadapan dan memberi peringatan kepada pasukan Israel akan adanya bahaya.

Terlepas dari fungsi dan posisi unit 8200 ini, unit yang merupakan salah satu unit militer dan intelijen paling rahasia tentara Israel ini tidak lepas dari pengawasan muqawama. Pada bulan April 2018, tentara Israel menargetkan posisi tentara Suriah di pangkalan T-4 dekat Homs dengan beberapa rudal, yang menyebabkan kematian beberapa penasihat Iran di pangkalan tersebut. Satu bulan setelah serangan rezim Zionis terhadap posisi tentara Suriah, posisi tentara Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki menjadi sasaran puluhan roket. Dalam serangan roket ini, 10 sasaran militer penting terkena roket tersebut, di antaranya salah satu markas 8200 unit tentara Israel. Pada Maret 2022, dua pusat pelatihan lanjutan milik Mossad di Erbil diserang oleh rudal balistik Angkatan Bersenjata Iran.

Dalam beberapa hari terakhir, surat kabar Jerusalem Post memberitakan bahwa pada tanggal 31 Desember 2023 dan Malam Tahun Baru, markas besar Badan Intelijen unit 8200 militer Zionis di Erbil, Irak, menjadi sasaran sebuah drone. Menurut laporan tersebut, tujuh anggota unit 8200 badan intelijen rezim Zionis berkumpul untuk merayakan tahun baru di kawasan hiburan Salahuddin Erbil, ketika mereka diserang. Dalam penyerangan ini, 3 perwira intelijen dari unit 8200 militer Zionis tewas dan 4 lainnya luka-luka. Serangan ini tidak mendapat banyak perhatian media, namun dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).

Serangan terhadap unit 8200 sangatlah penting. Disebutkan, Unit 8200 merupakan salah satu unit terbesar militer Zionis yang memiliki fungsi intelijen penuh. Peran unit 8200 adalah untuk mendengarkan dan memperingatkan kekuatan internal tentang adanya bahaya. Namun, unit ini berulang kali menjadi sasaran poros perlawanan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa menargetkan unit 8200 berarti kegagalannya mencapai tujuan intelijen. Oleh karena itu, penyerangan terhadap unit 8200 dan terbunuhnya sejumlah perwira unit ini dianggap sebagai kekalahan rezim Zionis.

Hal lain yang membuat serangan terhadap unit 8200 dan kegagalan unit ini dalam melawan serangan tersebut semakin menonjol adalah kegagalan rezim Zionis dalam menemukan atau memprediksi operasi Badai Al-Aqsa. Rezim ini menghadapi kejutan besar dan kegagalan intelijen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam operasi Badai Al-Aqsa. Serangan baru-baru ini terhadap unit 8200 di Erbil, yang dilakukan di tengah perang Gaza, merupakan satu lagi kegagalan rezim Zionis dan menjadikan kelemahan intelijen rezim Israel semakin menonjol.

Dinas intelijen Israel (Aman)

Poin penting ketiga adalah bahwa serangan baru-baru ini terhadap unit 8200 dilakukan di tengah perang Gaza dan setelah aksi teroris rezim Zionis terhadap komandan perlawanan, terutama Syahid Sayid Razi Mousavi, penasihat militer senior Iran di Suriah. Dalam 100 hari terakhir, Republik Islam Iran telah berulang kali memperingatkan rezim Zionis bahwa kelanjutan perang dan aksi teroris dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi rezim ini dan menyebabkan meluasnya perang di wilayah tersebut. Mohammad Marandi, pakar masalah internasional, menyatakan bahwa "serangan yang dilakukan Iran ditujukan untuk menargetkan kantor Mossad dan organisasi teroris dan untuk mengirim pesan kepada Amerika dan Israel bahwa ketegangan ini akan merugikan mereka lebih dari siapa pun."

Poin terakhir adalah tidak menutup kemungkinan serangan yang dilancarkan terhadap unit 8200 dan kegagalan Israel menghadapi serangan ini telah mendorong Tel Aviv kembali meninjau ulang berbagai lembaga intelijennya. Selain itu, serangan terhadap lembaga intelijen Israel termasuk unit 8200 dan Mossad sepertinya menunjukkan Republik Islam Iran dan poros muqawama memiliki kemampuan intelijen dan militer yang tinggi untuk memberi pukulan serius terhadap musuh, khususnya rezim Zionis Israel.

 

Tags