Mengenang Kepergian, Ummu Abiha , Fatimah Az-Zahra
Para pecinta Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya tenggelam dalam duka yang mendalam. Pada tanggal 3 Jumadil Tsani tahun 11 Hijriah, putri tercinta Rasulullah Saw berpisah dari dunia fana dengan meninggalkan nilai-nilai utama dan abadi yang masih terus dikenang hingga kini.
Langit dan bumi meratapi kepergian Sayidah Fatimah, dan hati para pencintanya diliputi kesedihan. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam atas kesyahidan putri Nabi Muhammad Saw. Semoga di hari Kiamat kelak, kita semua mendapatkan syafaat dari wanita agung ini.
Sayidah Fatimah memiliki beberapa sebutan mulia di antaranya: Fatimah, Zahra, Muhaddatsah, Mardhiyah, Siddiqah Kubra, Raihanah, Bathul, Rasyidah, Haura Insiyah (bidadari berbentuk manusia), dan Thahirah.
Allamah al-Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar menukil sebuah riwayat dari Imam Jakfar Shadiq as, yang menyatakan bahwa "Ia dinamakan Fatimah, karena tidak terdapat keburukan dan kejahatan pada dirinya. Apabila tidak ada Ali as, maka sampai hari kiamat tidak akan ada seorang pun yang sepadan dengannya (untuk menjadi pasangannya)".
Imam Ali as berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ia dinamakan Fatimah, karena Allah Swt akan menyingkirkan api neraka darinya dan dari keturunannya. Tentu keturunannya yang meninggal dalam keadaan beriman dan meyakini segala sesuatu yang diturunkan kepadaku.".
Sayidah Fatimah berperan sangat cemerlang dan bercahaya dalam berbagai sendi kehidupannya. salah stau yang menonjol mengenai perannya sebagai ibu dari manusia-manusia mulia yang dibesarkannya. Puteri agung Sang Nabi ini mempersembanhkan anak-anak terbaik kepada masyarakat, yang masing-masing laksana mentari yang bersinar di jalan kemanusiaan.
Sayidah Sadiqah adalah contoh sempurna dari seorang ibu teladan. Pendidikan yang membentuk karakter anak-anaknya berpijak pada nilai-nilai luhur ajaran Islam. Imam Hassan yang tumbuh dalam pendidikan sang ibu dan ayah, memberikan model kesabaran dan martabat serta kedermawanannya terkenal dalam sejarah.
Imam Hussein dibesarkan dengan kehormatan dan keteguhannya membela kebenaran melawan kebatilan dengan puncak dalam epik abadi Asyura.
Sayidah Zainab Kubra dengan keberaniannya dan kasih sayangnya lahir dan tumbuh menjadi perempuan pemberani sebagai pembela panji-panji Islam. Kefasihan Zainab yang mengguncang Yazid dengan kata-katanya, sebagai manifestasi Fatimiyah yang konsisten membela kebenaran.
Hingga kini nilai-nilai yang dijunjung tinggi Fatimah menjadi spirit perjuangan para muhajid. Misalnya, syahid Haji Qasem Soleimani, yang merupakan salah satu pecinta dan pengagum Sayidah Zahra,menyampaikan pidato yang efektif dan berpengaruh di hadapan sekelompok veteran era pertahanan suci dan ibu syuhada, dengan mengatakan, "Setiap kali menghadapi tekanan dalam perang yang membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa, maka kami bertawasul kepada sayidah Zahra ... dalam Operasi Valfajr 8, ketika mata kami tertuju pada perairan Arvand yang bergolak dan menakutkan, maka kami tidak memiliki nama yang lebih akrab daripada Sayidah Zahra. Oleh karena itu, di perairan Arvand, kami bersama para Basij memanggi nama Zahra dan kami mengendalikan Arvand dengan "Ya Zahra" dan melewatinya. Saya melihat kekuatan keibuan dan cinta Sayidah Zahra di tengah medan perang. Ketika Anda, para ibu tidak ada, sedangkan anak-anak Anda berdarah-darah, saya melihat Sayisah Zahra di sana .."..
Salah satu gelar Sayidah Zahra adalah "Ummi Abiha" yang diberikan sang ayah. Sayidah Fatimah tidak hanya seorang ibu teladan dan unik untuk anak-anaknya, tetapi juga seorang ibu yang baik dan penuh kasih untuk ayahnya.
Sayidah Zahra mengungkapkan cinta dan kasih sayang kepada sang ayah, sebagaimana yang diungkapkan seorang ibu kepada anaknya. Sayidah Fatimah dengan telaten dan hormat merawat Nabi Muhammad Saw. Ketika Rasulullah kembali dari perang, putrinya mencuci pakaian dan pedang berdarah sang ayah, dan mengobati luka-lukanya. Beliau juga menghibur hati Rasulullah Saw dengan segenap jiwanya.
Doa harian adalah salah satu warisan dari Ahlul Bait Rasulullah Saw untuk kita menapaki jalan kehidupan ini. Doa hari Ahad dinisbatkan kepada Sayidah Zahra yang mengandung nilai luar biasa. Siapa pun yang mengucapkannya dengan khusuk, maka cahaya kebijaksanaan akan masuk ke dalam hatinya. Dalam doa hari Ahad, Sayidah Fatimah memohon kepada Allah swt:
«اللّهُمَّ اجعَل أوَّلَ یومی هذا فَلاحاً، وآخِرَهُ نَجاحاً، وأوسَطَهُ صَلاحاً. اللّهُمَّ صَلِّ عَلی مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ، وَاجعَلنا مِمَّن أنابَ إلَیک فَقَبِلتَهُ، وتَوَکلَ عَلَیک فَکفَیتَهُ، وتَضَرَّعَ إلَیک فَرَحِمتَهُ»
Tuhanku, jadikan awal hari ini keselamatan dan akhiridengan kemenangan serta pertengahan dengan kebaikan dan pahala. Ilahi, limpahkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan Ahlul Baitnya, dan jadikanlah kami salah satu dari orang-orang yang kembali kepada-Mu dengan penerimaan-Mu, dan Engkau menerimanya, dan kami bertawakal dan berdoa kepada-Mu, dan Engkau mengasihaninya.
Mengenai keutamaan Sayidah Fatimah, Nabi Muhammad Saw bersabda,"... Allah swt memerintahkan sekelompok malaikat untuk melindungi Fatimah dari semua arah. Mereka bersamanya di kuburan dan pada saat kematiannya. Mereka mengirim banyak berkah kepada Fatimah dan ayahnya, serta suami, dan anak-anaknya."
Rasulullah Saw juga bersabda, “Wahai Fatimah, barangsiapa yang mengirimkan salam dan shalawat kepadamu, maka Allah akan mengampuninya dan bergabung dengannya di mana pun aku berada di surga,”
Salah satu zikir yang dibaca 530 kali untuk pemenuhan kebutuhan adalah shalawat Fatimah Zahra yang berbunyi:
اللّهُمَّ صَلِّ عَلی فاطِمَةَ وَ اَبیها وَ بَعْلِها وَ بنیها وَالسِّرِّ الْمُسْتَوْدَعِ فیها بِعَدَدِ ما اَحاطَ بِه عِلْمُکَ.
Salam dilimpahkan untuk Fatimah dan ayahnya yang mulia, serta dan suami serta anak-anaknya yang tersayang (dan rahasia yang Engkau janjikan kepadanya) sebanyak pengetahuan-Mu yang meliputi segala sesuatu.
Sayidah Fatimah adalah hamba Allah swt yang tulus dalam ibadah dan mengabdi terhadap sesama manusia. beliau telah melepaskan belenggu dan rantai dunia, dan menempuh jalan ridha Allah swt. Oleh karena itu beliau disebut sebagai Radiyah dan Mardiyah.
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Putriku Fatimah adalah wanita teladan dunia serta bagian dari tubuh dan cahaya mata dan jiwaku. Dia adalah bidadari seperti manusia, dan setiap kali dia berada di mihrab untuk beribadah di hadapan Tuhan, cahayanya bersinar untuk para malaikat surga seperti cahaya bintang bersinar untuk orang-orang di bumi,".
Rasulullah Saw juga mengungkapkan,“Jika semua kebajikan dan keutamaan moral dimanifestasikan, maka semuanya milik Fatimah. Bahkan Fatimah lebih tinggi dari semua itu,". Di hari duka ini, para pencinta Sayidah Zahra menyampaikan belasungkawa atas kesyahidannya dan berusaha untuk terus menggali nilai-nilai mulia yang diwariskan perempuan agung ini.(PH)