Peran Pemuda dalam Revolusi Islam Iran
-
Pemuda revolusioner dalam peristiwa pendudukan sarang spionase Amerika Serikat di Tehran.
Masa muda adalah era keemasan yang terbilang singkat, tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Sejarah selalu menyaksikan peran dan kontribusi pemuda di sepanjang masa.
Sejak permulaan Islam dan ketika Rasulullah Saw memulai dakwah secara terbuka, para pemuda menyambut antusias seruan ini dan jumlah mereka yang masuk Islam bertambah berkali lipat. Dengan fitrahnya yang suci, mereka menjadi pengikut Rasulullah yang terdepan, menyertai langkahnya dengan penuh semangat, dan tentu saja partisipasi aktif mereka membuat Rasulullah bahagia.
Rasulullah Saw mengenai sambutan anak muda terhadap dakwahnya bersabda, “Allah Swt mengutusku untuk memberikan kabar gembira dan peringatan, lalu para pemuda bergabung denganku dan orang-orang tua menentangku.”
Dulu, ketika Revolusi Islam Iran memulai kebangkitan untuk menegakkan pemerintahan yang adil, para pemuda berada di barisan terdepan gerakan revolusi ini dan memainkan peran besar dalam mengubah perimbangan yang menguntungkan agama dan rasionalitas.
Imam Khomeini ra menganggap kemenangan Revolusi Islam berhutang budi pada pengorbanan dan perjuangan para pemuda. Ia berkata, “Kalian para pemuda dengan kekuatan iman telah membawa kebangkitan ini sampai di sini dan mengantarkannya pada kemenangan, jagalah kekuatan iman kalian.”
Pada kesempatan lain, Imam Khomeini berkata, “Rahmat Tuhan atas kalian bangsa besar Iran dan kalian para pemuda yang berani dan pintar, dengan tekad besar kalian di antara seluruh lapisan masyarakat Iran, kalian telah mengantarkan kebangkitan ini ke tahap ini, tekad kalian yang besar telah membuat kita menang dan mencabut sebagian akar kerusakan dari Iran, dan setelah ini dengan tekad kalian yang besar pula, Insya Allah pohon dari kerusakan ini akan tercabut dari akar-akarnya.”

Di era rezim Pahlavi, penguasa dengan sikap represif mencabut kekebasan pemuda untuk melakukan aktivitas politik, sosial, dan budaya, padahal sebagian besar populasi Iran terdiri dari pemuda. Dari sisi lain, rezim Pahlavi berusaha mengarahkan pikiran dan potensi pemuda ke arah penyimpangan sehingga mereka tidak memikirkan masa depan negaranya.
Di tengah kondisi itu, Imam Khomeini dan para tokoh revolusi memainkan peran kunci dalam menyadarkan kaum muda dan memberikan pencerahan kepada mereka. Setelah itu, para pemuda secara berkelompok membangun gerakan bawah tanah dan memulai pergerakan di bawah arahan tokoh-tokoh politik.
Generasi muda Iran memandang slogan-slogan revolusi sejalan dengan cita-cita mereka yaitu; identitas Islami, penegakan keadilan, independensi, anti-penindasan, dan penolakan terhadap hegemoni. Oleh karena itu, mereka terjun ke lapangan sebagai sebuah kekuatan yang besar dan efektif. Mereka berada di front terdepan sejak dimulainya gerakan revolusioner rakyat Iran pada 1978.
Sejak awal Revolusi Islam terbentuk berkat kerja keras dan perjuangan para pemuda. Aksi-aksi unjuk rasa biasanya dikoordinasikan oleh pemuda dan mereka mengemban berbagai tanggung jawab di kota-kota dan desa-desa. Selama pecahnya gerakan Revolusi Islam, para pemuda menemukan kembali identitas nasional dan agamanya dan merasa bertanggung jawab untuk membangun masa depan Iran.
Keberanian pemuda Iran pada peristiwa 13 Aban, perang jalanan dan pendudukan barak-barak militer pada Bahman 57, pendudukan sarang spionase AS, dan delapan tahun perang pertahanan suci, merupakan peran yang selalu dikenang dan dipuji dalam sejarah kontemporer Iran.
Para pemuda Iran melakukan perjuangan tak kenal lelah untuk menggelorakan Revolusi Islam di masyarakat dan mengantarkannya pada kemenangan. Mereka membawa gerakan perlawanan anti-kezaliman ini ke masjid-masjid, hauzah ilmiah, dan kampus-kampus.
Selama agresi rezim Saddam ke Iran, para pemuda dan remaja menyertai perjuangan seniornya yang membela Republik Islam dengan jiwa dan raganya selama depalan tahun perang pertahanan suci. Selama masa perang, para pemuda dari hauzah dan universitas memegang garis komando dan memimpin perlawanan.
Posisi komandan perang dipegang oleh para pemuda yang berasal dari hauzah dan universitas. Mereka terjun ke medan perang untuk menunaikan tanggung jawabnya membela tanah air.
Mengenai karakter para pemuda selama era pertahanan suci, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, “Ibadah, tafakkur, bijak, berani, rela berkorban, tangguh, dan arif telah menjadi karakteristik istimewa para pemuda ini, di mana membentuk mereka menjadi singa di siang hari dan ahli ibadah di malam hari, dan atas dasar ini pula, Imam Khomeini dengan pandangan luasnya menyebut pengkaderan para pemuda semacam ini sebagai Fathul Futuh (pembuka segala kemenangan).”
Para pemuda Iran juga memainkan peran sentral dalam mempertahankan Revolusi Islam dan memajukan cita-cita revolusi di segala bidang. Pasca perang pertahanan suci, mereka menyumbangkan ide dan tenaga dalam program rekonstruksi negara. Agresi rezim Saddam telah merampas kehidupan banyak orang dan menghancurkan infrastruktur negara, termasuk jaringan pipa minyak dan kilang-kilang minyak.
Para pejabat negara dan masyarakat bergandengan tangan untuk membangun kembali infrastruktur dan fasilitas publik. Di sini, pemuda adalah komunitas yang paling aktif yang terlibat dalam program rekonstruksi dengan tujuan untuk memajukan ekonomi negara dan memutus ketergantungan pada asing. Kerja keras selama bertahun-tahun sudah banyak mengubah wajah kota-kota dan desa-desa Iran, yang sebelumnya rusak akibat agresi sepihak. Para pemuda memiliki kontribusi yang luar biasa dalam pembangunan ini dan patut mendapat pujian dan apresiasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran mencatat kemajuan yang signifikan di bidang sains, teknologi, dan industri. Proses cepat kemajuan ini menjadi bukti bahwa Revolusi Islam terus bergerak maju untuk meraih posisi yang tinggi.
Iklim kondusif dan semangat percaya diri yang diciptakan Revolusi Islam di masyarakat, telah membantu pengembangan potensi generasi muda dan memperkuat rasa percaya diri mereka. Para pemuda menemukan dirinya sebagai modal dan kapasitas yang luar biasa untuk pembangunan dan kemajuan Republik Islam. Setiap saat ada panggilan, mereka akan selalu memberikan pengabdian besar untuk kemajuan negara dan revolusi.

Saat ini Republik Islam Iran telah banyak melahirkan para ilmuwan muda di berbagai bidang ilmiah dan mereka mampu mendobrak monopoli sains dan teknologi. Namun, keberhasilan ilmuwan Iran telah mengundang kemarahan Barat dan mereka mengambil sejumlah tindakan untuk menghambat kemajuan Republik Islam, termasuk membunuh beberapa ilmuwan nuklir dan menerapkan sanksi.
Meski demikian, kerja keras para ilmuwan dan pemuda Iran telah menghadirkan kesuksesan besar di bidang energi nuklir dan menjanjikan masa depan yang cerah untuk bangsa dan negara.
Di bidang politik, para pemuda menunjukkan partisipasi aktif dalam pemilihan umum sejak awal kemenangan revolusi sampai sekarang. Partisipasi ini membuat musuh-musuh Iran dan revolusi berputus asa serta mempertegas kemandirian dan independensi Republik Islam.
Hari ini, para pemuda Iran – dengan keyakinan, iman, ketekunan, kreativitas, dan pemikiran – tampil lebih unggul di antara pemuda negara-negara lain di kawasan dan menduduki posisi tinggi di banyak bidang ilmiah.
Ayatullah Khamenei merasa bangga memiliki para pemuda seperti itu dan dalam sebuah pesan kepada mereka, berkata, "Bangsa Iran dengan motivasi, semangat, dan kerja keras para pemudanya, akan memiliki masa depan yang cerah dan jauh lebih baik dari sebelumnya."
Rahbar mengatakan, "Kita telah melakukan berbagai jihad selama hampir 40 tahun lalu (pasca kemenangan revolusi). Pemuda berada di garis depan di semua jihad ini, mereka adalah perintis jalan dan mereka lokomotif."
Dalam sebuah pesan khusus untuk para pemuda, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Kalian (pemuda) jangan berpikir bahwa jalan di depan adalah jalan tanpa rintangan. Tidak, jalan menuju kemajuan ada di depan kita, tetapi ini adalah jalur yang penuh tikungan, ada rintangan. Musuh benar-benar aktif melawan kita. Kita harus melalui jalan ini sambil menyingkirkan rintangan." (RM)