Okt 06, 2021 17:55 Asia/Jakarta
  • Ayatullah Khamenei
    Ayatullah Khamenei

Pada tanggal 3 Oktober 2021 lalu digelar wisuda bersama taruna Militer, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, dan Kepolisian Iran.

Dalam wisuda bersama taruna militer Iran, yang merupakan momen penting dalam proses sinergi seluruh kapasitas, persatuan dan solidaritas lulusan sekolah perwira militer Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidatonya melalui video conference
 
Ayatullah Khamenei pertama mengucapkan selamat kepada para taruna militer lulusan sekolah perwira, dan para pemuda yang baru saja bergabung dengan Angkatan Bersenjata Iran, dan berterimakasih kepada jajaran komandan militer yang telah mendidik para pemuda Iran seperti ini.
 
Rahbar mengutip perkataan Imam Ali as, فَالجُنودُ بِاِذنِ اللَّهِ حُصونُ الرَّعیَّة, bahwa angkatan bersenjata dengan izin Allah Swt adalah perisai kuat bagi rakyat, dan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran juga merupakan benteng, dan perisai pertahanan yang kokoh dalam menghadapi ancaman-ancaman berat musuh dari luar, dan dari dalam. Menurutnya Angkatan Bersenjata Iran adalah sumber stabilitas, dan keamanan rakyat Iran, serta tanah air yang kuat dan mulia.
 
Dalam pandangan Rahbar, keamanan merupakan salah satu elemen penting, dan menjadi prasyarat bagi terbentuknya elemen-elemen lain. Dengan kata lain, keamanan sebuah negara merupakan infrastruktur utama bagi seluruh aktivitas ekonomi, ilmu pengetahuan, kesehatan, keselamatan, politik, dan berbagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Jika sebuah negara tidak memiliki keamanan, maka ia akan mengalami gangguan dalam seluruh kemajuan, dan aktivitas-aktivitas yang urgen, serta perlu dilakukan.
 
Angkatan Bersenjata Iran bangga menjamin infrastruktur utama ini dengan tekad, dan jiwanya. Akan tetapi sebagaimana disampaikan Rahbar, salah satu poin penting yang perlu diperhatikan bahwa keamanan setiap negara tidak boleh bergantung pada asing. Ia menjelaskan, “Bahwa sebuah negara bisa mewujudkan keamanan dengan pasukannya sendiri yang perkasa, kuat dan dominan, adalah kebanggaan yang besar, dan orang-orang yang memiliki angan-angan bersandar pada pihak lain, dan dengan bersandar pada pihak lain mengira bisa menjami keamanannya, ketahuilah bahwa ia akan segera menerima akibat perbuatan ini.”
 

 

Ayatullah Khamenei menerangkan, “Anda menyaksikan sendiri dalam pertikaian terbaru antara Eropa dan Amerika Serikat, negara-negara Eropa mengumumkan bahwa AS menikam mereka dari belakang, masalahnya adalah Eropa perlu menjamin keamanannya dengan pasukan sendiri yaitu berhenti berharap pada NATO yang didominasi AS, artinya bahkan negara-negara maju sekelas Eropa juga ketika keamanannya berada di tangan pihak lain atau terkait dengan sebuah pasukan asing, meski secara lahir pasukan asing itu bukan musuhnya, seolah berada dalam satu front, namun merasa ada yang kurang, dan kenyataannya memang seperti itu. Sebenarnya memang ada yang kurang. Sekarang negara-negara tidak terlalu maju yang pasukannya berada di bawah kendali militer AS, dan yang seperti AS, pada tempatnya sendiri.”
 
Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran yang lahir di tengah berbagai krisis setelah kepergian Imam Khomeini, dengan menggagalkan segala bentuk ancaman, konspirasi, tekanan keras, dan sanksi dari semua arah, mampu menjaga kekuatan dan kejayaan negara. Mereka, terutama selama Perang Pertahanan Suci, berhasil melindungi keamanan negara dengan kekuatan, kebanggaan, kejayaan dan kemuliaan, serta mengusir pasukan penjajah, memukulnya dan keluar sebagai pemenang. 
 
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran (Rahbar) selain memuji kekuatan yang menurutnya pendidikan, inovasi ilmu pengetahuan, kemajuan berbagai bidang ilmu, instrumen, dan ketertiban administrasi juga turut mempengaruhi, mengajak semua pihak memperhatikan faktor-faktor penting lain.
 
Ia menuturkan, “Semua ini secara mandiri merupakan sesuatu yang dibutuhkan, dan dapat dipastikan Angkatan Bersenjata Iran membutuhkannya, sebagaimana instansi-intansi lain, bahkan lebih dari mereka, tapi ada sebuah faktor yang sangat penting yaitu semangat, spiritualitas, prioritas agama dan akhlak, masalah ini sangat penting dan memainkan peran luar biasa dalam membangun kekuatan Angkatan Bersenjata Iran. Jika faktor semacam ini tidak ada di sebuah pasukan, sekali pun peralatan dan fasilitas yang dimiliki lengkap, tetap saja pasukan itu tidak dapat mengklaim sebagai pasukan yang kuat.”
 

 

Ayatullah Khamenei menyebut keluarnya pasukan yang dipersenjatai lengkap, tapi tak bermoral dan minus spiritualitas AS dari Afghanistan sebagai contoh dari kekuatan lahiriah, dan bukan kekuatan hakiki.
 
Ia menjelaskan, “Mereka tinggal di negara itu 20 tahun, membunuh dan melakukan kejahatan, menjajah dan menyebarkan narkotika, dan menghancurkan infrastruktur minim negara ini, setelah 20 tahun menyerahkan kekuasaan kepada Taliban, dan keluar dari negara itu, artinya mereka datang untuk menggulingkan Taliban, 20 tahun tinggal di negara itu dengan kondisi seperti ini, dan setelah melakukan semua kejahatan, menjatuhkan banyak korban, mengeluarkan sekian banyak biaya materi, dan jiwa, akhirnya harus melepaskan kekuasaan dan memberikannya kepada Taliban, keluar dari negara itu dan pulang ke negaranya. Artinya bahwa sebuah elemen asasi dan vital tidak terdapat dalam pasukan AS, dan itu adalah spiritualitas, elemen semangat akhlak, perhatian kepada Tuhan, dan maknawiah. Ini adalah pelajaran bagi semua negara.”
 
Rahbar menilai film-film Hollywood tentang pasukan AS dan negara-negara semacamnya hanyalah pertunjukan, dan substansi nyata mereka tidak lain dari apa yang terjadi di Afghanistan. Ayatullah Khamenei juga menyinggung kebencian masyarakat Asia Timur terhadap pasukan AS, dan mengingatkan, “Di tempat-tempat lain kurang-lebih sama. Di negara lain ketika di sana ada pasukan AS, katakan misalnya karena para penguasa negara itu tidak cukup berani mengusirnya, pasukan AS dibenci rakyat negara tersebut, di negara mana pun, misalnya di negara-negara Asia Timur seperti yang Anda saksikan, pasukan AS selama bertahun-tahun ditempatkan di sana, menjadi sumber kebencian rakyat negara-negara itu.”
 
Di dunia dewasa ini, kekuatan adidaya dan arogan menganggap dirinya berhak mencampuri urusan negara lain, dan dengan melakukan infiltrasi terhadap pusat-pusat sensitif pengambilan keputusan, mereka menciptakan perpecahan, ketidakpercayaan, dan guncangan pada tekad nasional bangsa-bangsa dunia, demi kepentingan pribadinya. Dalam pandangan Rahbar, ini merupakan salah satu musibah paling besar bagi negara dunia bahwa pihak asing mencampuri urusan keamanan mereka, dan mendesain perang serta damai mereka, dan mendikte mereka. Anda melihat sendiri, dan sudah saya sampaikan hari ini bahkan negara-negara Eropa yang bernafas di bawah naungan NATO, ingin bergerak menuju independensi.
 

 

Rahbar juga menganggap kehadiran pasukan asing di kawasan sebagai sumber konflik, kerugian dan kerusakan. Ia menegaskan, “Semua harus berusaha untuk menjadikan pasukannya mandiri, bersandar pada rakyat dan bekerja sama dengan pasukan negara-negara tetangga, dan kawasan lainnya. Maslahat kawasan ada pada langkah ini. Jangan kita biarkan, dan jangan mereka biarkan pasukan asing sebagai penjaga kepentingan nasionalnya yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan rakyat mereka, datang dari jarak ribuan kilometer, dan campur tangan di negara-negara ini, menempatkan pasukan dan mencampuri pasukan mereka. Pasukan negara-negara kawasan mampu mengelola kawasan ini, jangan biarkan pihak asing masuk.”
 
Satu lagi poin yang disampaikan Rahbar adalah dimilikinya kekuatan disertai rasionalitas. Menurut Ayatullah Khamenei, sebagian orang untuk menjustifikasi pandangan konservatif dan ketakutannya, menggunakan kata rasionalitas, akan tetapi kenyataannya rasionalitas adalah pandangan yang benar, logis dan sesuai dengan kenyataan yang akan membuahkan hasil yang rasional dan diterima akal setelah dikalkulasi. Oleh karena itu pemerintahan Islam yang kuat tidak berlandaskan perasaan, emosi, angan-angan atau semacamnya.
 
“Peristiwa yang terjadi di barat laut Iran, juga terjadi di beberapa negara tetangga kita, dan ini merupakan sesuatu yang harus diselesaikan dengan logika ini. Tentu saja negara kita dan Angkatan Bersenjata kita bekerja berdasarkan rasionalitas, dalam semua masalah, metode yang digunakan adalah metode rasionalitas. Kekuatan diserta rasionalitas, dan pihak lain juga lebih baik menggunakan rasionalitas, dan tidak membiarkan kawasan ini bermasalah. Mereka yang berusaha menggali lubang untuk saudaranya, maka mereka sendiri yang pertama akan terperosok ke dalam lubang itu. مَن حَفَرَ لِاَخیهِ بِئراً وَقَعَ فیها, “paparnya.
 
Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan jajaran komandan Angkatan Bersenjata, tentara muda, dan lulusan sekolah perwira militer Iran, selalu mendapatkan kesuksesan. “Rakyat Iran harus diberikan selamat karena memiliki Anda semua para pemuda beriman, bertekad kuat dan berani. Allah Swt, Insyaallah akan melindungi Anda semua, dan menggabungkan para syuhada mulia dengan para pemimpin mereka dan Nabi Muhammad Saw,” pungkasnya. (HS)

Tags