Jalan Menuju Cahaya 966
Surat At-Tur 1-12
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَالطُّورِ (1) وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ (2) فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ (3) وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (4)
Demi bukit, (52: 1)
dan Kitab yang ditulis, (52: 2)
pada lembaran yang terbuka, (52: 3)
dan demi Baitul Ma'mur, (52: 4)
Surat At-Tur diturunkan di Mekah dan seperti surat Makkiyah lainnya, membahas isu Ma'ad dan nasib orang baik dan pendosa di Hari Kiamat.
Surat ini seperti surat-surat al-Quran lainnya diawali dengan sejumlah sumpah. Sumpah ayat ini ada dua bentuk, pertama sumpah atas hal-hal suci agama dan yang kedua, sumpah atas nama fenomena alam.
Ayat-ayat ini mengisyaratkan hal-hal suci, salah satunya Gunung Tur, tempat Nabi Musa as menerima Kitab Suci Taurat, dan yang lain kitab samawi yang diturunkan kepadanya dan para nabi lainnya serta disebarkan di antara pengikutnya. Ketiga adalah Ka'bah, pusat tauhid di bumi yang dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim as dan sepanjang sejarah para pengikut monoteisme menggelar ritual akbar haji setiap tahun di tempat suci ini.
Dari empat ayat ini terdapat tiga poin berharga yang dapat dipetik:
1. Sumpah dengan kitab suci di zaman jahiliyah dan buta huruf menunjukkan nilai tinggi buku dan menulis.
2. Menjaga warisan para nabi terdahulu dan mengenang namanya adalah tugas seluruh agama dan tidak terbatas pada pengikut agama tertentu.
3. Kitab Samawi harus ditulis pada bahan terbaik dan disebarluaskan sehingga orang selalu memiliki akses ke pesan dan ajarannya.
وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (5) وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ (6) إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ (7) مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ (8)
dan atap yang ditinggikan (langit), (52: 5)
dan laut yang di dalam tanahnya ada api, (52: 6)
sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, (52: 7)
tidak seorangpun yang dapat menolaknya, (52: 8)
Melanjutkan sumpah di ayat sebelumnya, ayat ini bersumpah atas nama dua tanda penting penciptaan. Salah satunya langit yang tinggi dan agung di mana ilmu pengetahuan manusia dan teleskop yang sangat canggih belum juga membuat para ilmuwan menyadari dimensinya, dan galaksi serta sistem baru ditemukan setiap hari.
Dan yang lain adalah laut yang membentang dan mengamuk. Beberapa menganggapnya sebagai lautan bahan cair dan mendidih yang terbakar yang terletak jauh di dalam bumi dan meletus pada waktu yang berbeda dari kawah gunung berapi dan mengalir di daerah sekitarnya. Beberapa juga percaya bahwa itu berarti lautan yang sama di bumi yang dinyalakan pada malam kebangkitan dan gempa bumi besar di bumi.
Menyusul peristiwa ini, Hari Kiamat akan terjadi. Hari tersebut akan sangat sulit bagi para pendosa dan orang lalim. Saat itu, mereka tidak memiliki jalan untuk lari dan tidak ada halangan untuk mencegah bahayanya.
Dari empat ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Mempelajari tanda-tanda Tuhan di alam, kita akan memahami kekuatan-Nya menetapkan Hari Kiamat.
2. Azab di dunia bersifat sementara, tapi azab sejati terjadi di Hari Kiamat dan tidak ada jalan keluarnya.
يَوْمَ تَمُورُ السَّمَاءُ مَوْرًا (9) وَتَسِيرُ الْجِبَالُ سَيْرًا (10) فَوَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ (11) الَّذِينَ هُمْ فِي خَوْضٍ يَلْعَبُونَ (12)
pada hari ketika langit benar-benar bergoncang, (52: 9)
dan gunung benar-benar berjalan. (52: 10)
Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (52: 11)
(yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebathilan, (52: 12)
Melanjutkan ayat sebelumnya ayat ini mengisyaratkan kondisi langit dan bumi di Hari Kiamat dan menyatakan, " Sistem galaksi dan langit runtuh, bintang-bintang menyimpang dari orbitnya, dan ketika mereka bertabrakan satu sama lain, langit dipenuhi asap dan debu."
Tanah tempat kita tinggal, terlepas dari gerakan postural dan transisional, sangat tenang sehingga kita tidak merasakan gerakan atau getaran apa pun dan hidup di atasnya dengan tenang. Tetapi pada saat Hari Kiamat, dengan terjadinya gempa bumi besar, gunung-gunung tumbang dan mulai bergerak. Secara umum, ayat-ayat ini merujuk pada fakta bahwa pada Hari Kiamat, dunia baru akan menggantikan dunia ini dengan sistem baru. Saat itulah manusia akan dihadapkan dengan konsekuensi dari tindakannya.
Di hari itu, para pengingkar Kiamat bangun dari kelalaian mereka dan menyadari kesalahannya, tapi apa manfaatnya ? Melihat tanda-tanda Kiamat dan siksaan, pengakuan dan penyesalan atas kata-kata palsu yang mereka katakan tentang Kiamat, itu tidak menguntungkan mereka dan tidak menyelesaikan masalah mereka.
Dari empat ayat tadi terdapat dua poin penting yang dapat dipetik:
1. Kehancuran sistem dunia sebuah awal bagi sistem baru terjadinya Hari Kiamat, sistem yang berbeda dari sistem dunia materi.
2. Para pengingkar Kiamat tidak memiliki alasan dan logika. Ucapan mereka saat mengingkari Hari Kiamat adalah kata-kata tak berdasar dan batil yang sekedar mereka ucapkan untuk menghibur diri sendiri dan orang lain.