Mar 08, 2022 18:34 Asia/Jakarta

Musim semi tiba dan tumbuh-tumbuhan yang semula tertidur mulai bangun. Mereka mengabarkan kehidupan baru kepada manusia. Burung-burung ikut senang dan mulai mendendangkan musik musim semi

Perlahan-lahan, ranting pepohonan mulai terlihat menghijau. Nowruz petanda kehidupan kembali berlangsung. Tunas-tunas mulai merambah di permukaan tanah. Bunga mulai mekar dan sungai-sungai mulai penuh dengan air. Salju mulai berubah menjadi air dan kegairahan hidup kembali merasuk dalam jiwa manusia.

Permulaan tahun baru dan tibanya musim semi membuat manusia merasa sekelilingnya menjadi baru. Ada kehidupan baru yang dirasakan. Ketika manusia menikmati alam dan memandang dedaunan yang mulai tumbuh saat itu pula ia merasakan keagungannya. Ia memahami betapa musim semi sejatinya satu kesempatan lain yang diberikan kepada manusia, setelah sebelumnya lalai. Dalam pandangan Islam, perubahan merupakan satu dampak penting dari budaya Nowruz.

Ketika manusia mengambil pelajaran dari perubahan yang terjadi pada alam, maka dengan sendirinya ia akan memahami peran penting perubahan jiwa manusia. Hal ini akan membawanya mengerti akan sumber perubahan alam dan kekuasaan hakiki. Dari sini, banyak riwayat yang mengajak manusia untuk meminta agar Allah Swt di saat-saat pergantian tahun agar memberikan perubahan moral dalam dirinya. Bukan kita saja yang membutuhkan perubahan, tapi dalam perubahan itu sendiri kita membutuhkan bantuan Allah. Tanpa bantuan Allah, tidak ada harapan baik untuk kehidupan baru.

Beberapa pekan sebelum kedatangan Hari Raya Nowruz, warga mulai membersihkan rumah, karena mereka ingin bersih dan alami seperti alam. Untuk menyambut kedatangan Nowruz, warga membeli baju baru untuk dirinya maupun anak-anaknya. Jalan-jalan mulai ramai dan toko-toko banyak mendapat keuntungan. Pemandangan hari-hari ini dipenuhi dengan kesibukan warga membersihkan rumah mereka dan jalan menyambut datangnya Nowruz. Mereka mengharapkan musim semi juga berlaku di kehidupan mereka.

Bangsa Iran dan sejumlah negara lainnya menyambut kedatangan Nowruz dengan membersihkan rumah dan peralatannya yang biasa disebut dengan tradisi Khaneh Tekani. Sejatinya, Khaneh Tekani merupakan simbol membersikan kotoran lahir dan batin dari rumah dan penghuninya dengan datangnya musim baru. Tradisi ini juga ditegaskan dalam ajaran agama Islam, bahwa kebersihan sebagian dari pada iman. Khane Tekani dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga.

Tradisi lain dalam menyambut kedatangan tahun baru adalah mempersiapkan pakaian, perlengkapan rumah, serta makanan terutama kacang-kacangan, kue dan manisan. Di akhir tahun, pasar dipenuhi orang yang sibuk berbelanja untuk mempersiapkan keperluan menyambut pergantian tahun. Rakyat Iran juga menyambut kedatangan Hari Nowruz dengan menziarahi kuburan keluarganya. Selain itu, salah satu tradisi baik yang hingga kini masih tetap dilestarikan bangsa Iran adalah membantu sesamanya yang membutuhkan.

Permulaan tahun baru dan tibanya musim semi membuat manusia merasa sekelilingnya menjadi baru. Ada kehidupan baru yang dirasakan. Ketika manusia menikmati alam dan memandang dedaunan yang mulai tumbuh saat itu pula ia merasakan keagungannya. Ia memahami betapa musim semi sejatinya satu kesempatan lain yang diberikan kepada manusia, setelah sebelumnya lalai. Dalam pandangan Islam, perubahan merupakan satu dampak penting dari budaya Nowruz.

Pagi hari pergantian tahun merupakan pagi terindah! Tak penting jam berapa perubahan tahun terjadi, tapi yang paling penting adalah di pagi hari Nowruz, kegembiraan dapat disaksikan di setiap rumah dan senyuman menghiasi setiap anggota keluarga. Suasana gembira ini sangat indah dan menakjubkan. Kini mari kita dengarkan bersama penggalan dari lagu "Sobhe Ied" (Pagi Hari Raya) yang dibawakan oleh Almarhum Fereydoun Pour Reza, penyanyi kondang Iran.

Lagu ini menggambarkan musim semi dan Nowruz. Lagu ini menyebutkan janji datangnya pagi hari raya dan mengajak masyarakat untuk berusaha. Lagu ini berdialek Gilan. Lagu penuh dengan kegembiraan dan mengandng banyak tradisi serta legenda Gilaki (etnis Gilan).

Setiap tahun dengan datangnya musim dingin alam tampak tidak bergairah dan seakan-akan mati. Namun setelah beberapa waktu dengan tibanya musim semi, alam menemukan kembali ruhnya. Bila kondisi semula tidak bergairah, kini terjadi perubahan dan semua seperti menemukan kembali kehidupannya. Musim semi memberi pakaian kehidupan baru kepada alam. Demikian nasib manusia dan dunia di hari kebangkitan.

Musim semi merupakan musim kehidupan dan menjadi petanda adanya Zat yang mengatur segala keindahan ini. Oleh karenanya, musim semi harus menjadi pelajaran besar bagi manusia. Ketika ranting dan daun baru tumbuh di tubuh sebuah pohon, maka manusia harus memahami bahwa masa putus harapan telah berakhir. Manusia harus menjadikan jiwanya muda kembali dan menampakkan perubahan itu dalam dirinya. Musim semi merupakan musim dimana manusia menyerahkan hatinya kepada cahaya ilahi.

Menghiasi ruh dan hati dengan kebaikan dan kecintaan kepada Allah merupakan bukti dari kesucian. Di tahun baru Nowruz manusia diminta untuk tidak membatasi dirinya untuk menghiasi dan membersihkan rumah lahiriah saja. Tapi yang terpenting untuk disucikan adalah rumah jiwa dan hati manusia. Dengan demikian, manusia dapat membersihkan dirinya dari segala keburukan, dosa dan kebencian. Itulah mengapa Allah Swt mencintai manusia yang senantiasa mensucikan diri lahiriahnya demi mencapai kesucian jiwa.

Nowruz berarti hari pertama dari tahun Hijriah Syamsiah yang dipakai Iran. Sekalipun nama ini sudah identik dengan Iran dan memiliki sejarah ribuan tahun, tapi Nowruz menjadi hari raya bersama bagi mereka yang hidup di belahan timur dunia. Negara-negara tetangga Iran seperti negara-negara Asia Tengah,  Kaukasus, Afghanistan, negara-negara di Anak Benua, Turki dan Iran juga merayakan hari Nowruz. Sidang Umum PBB pada 23 Februari 2010 meratifikasi resolusi yang menetapkan tanggal 21 Maret bertetapan dengan 1 Farvardin dalam butir 49 sebagai budaya perdamaian dan Hari Sedunia Nowruz.

Penetapan Nowruz sebagai Hari Sedunia menyebabkan lebih dari 310 juta orang di dunia saat ini merayakan tahun baru ini setiap tahunnya. Oleh karenanya sangat tepat bila di hari-hari menyenangkan dan penuh berkah ini ada penjelasan tentang tradisi Nowruz di negara-negara yang lain. Apa lagi permulaan musim semi dan mekarnya bunga-bunga membuktikan keabadian Sang Pencipta yang Esa dan Bijaksana.