Mar 18, 2023 17:54 Asia/Jakarta
  • Amo Nowruz
    Amo Nowruz

Salah satu simbol budaya berbeda Nowruz di Iran adalah tokoh " Haji Firuz" atau Khwāje Piruz.

Haji Firuz adalah karakter legendaris dan mitos di Iran yang mendatangi berbagai kota di hari-hari pertama Nowruz bersama Amo Nowruz (karakter lengendaris lain), untuk memberi berita kepada masyarakat bahwa Nowruz telah tiba. Pria kurus berwajah hitam dengan topi runcing dan dengan cincin lonceng di tangannya serta mengenakan gaun merah menciptakan momen bahagia bagi orang-orang di jalanan. Dia melakukan aksi dengan membaca puisi setengah-setengah. Dia membunyikan lonceng dan menari dan bernyanyi: "Haji Firuz, satu hari dalam setahun, semua orang tahu, saya tahu, Hari Raya Nowruz ..."

Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa "Haji Firuz" berakar pada budaya "Rhodan Tengah" (Mesopotamia). Yang lain menganggapnya jauh lebih tua dan berasal dari Babel. Apapun asal dan sejarah "Haji Firuz" dan menurut beberapa sumber " Haji Piruz ", itu membawa kebahagiaan dan janji kepada orang-orang dan dianggap sebagai salah satu simbol budaya penting Nowruz.

Telah kami katakan bahwa Haji Firuz berkeliling di kota dan jalan-jalan bersama Amo Nowruz, dan mereka mengucapkan selamat tahun baru. Tapi dengarkan bersama tentang Amo Nowruz !

Ia merupakan salah satu simbol Nowruz dalam kepercayaan masyarakat Iran, yang membawakan hadiah untuk anak-anak pada malam perayaan Nowruz. Di antara ciri-ciri Amo Nowruz, kita bisa menyebutkan janggut putih dan coklat kekuningan, topi flanel, ikat pinggang sutra biru, selendang putih, dan kerudung datar tipis. Dia berjalan melewati gunung, mengambil tongkat dan pergi ke gerbang kota. Menarik untuk diketahui bahwa di wilayah Sistan di tenggara Iran, alih-alih Baba Nowruz, orang percaya pada Bibi Nowruz (atau Bibi Gol Afrooz).

Ada berbagai legenda dan narasi seputar "Amo Nowruz". Salah satunya terkait dengan Amo Nowruz dan "Nane Sarma". Nane Sarma hadir sebagai simbol keheningan dan kebekuan, dan Amo Nowruz hadir sebagai simbol pertumbuhan dan kebaruan. Sebelum kami menceritakan kisah Nane Sarma dan Amo Nowruz, dengarkan musik indah Mazandarani tentang Nowruz dan Amo Nowruz.

Cerita Amo Nowruz dan Nane Sarma

Suatu ketika, jauh dari pintu kota, rumah Nane Sarma yang dipenuhi dengan cinta kepada Amo Nowruz !

Cerita Nane Sarma dan Amo Nowruz tidak berkaitan dengan satu atau dua tahun lalu, tapi milik ribuan tahun lalu ! Nane Sarma adalah simbol musim dingin, dan ia bangun di awal musim semi ketika matahari terbut, dan ia mulai bekerja ! Ia membersihkan rumah, menyirami halaman dan menyirainya dengan air. Ia juga berdandan.

Ia membawa karpet dan melemparkannya ke teras yang terdapat taman yang penuh dengan pohon buah-buahan. Pepohonan penuh dengan bunga dan bunga musim semi yang berwarna-warni! Dalam nampan yang indah dan bersih; Dia memetik bawang putih, cuka, Somagh (sejenis bumbu dapur dan obat), Senjed (buah pohon lotus), apel, Sabze (tunas gandum), dan Samanou (semacam dodol dari gandum), dan meletakkan tujuh jenis buah dan sayuran kering di nampan lain.

Nane Sarma dengan cepat menyalakan panggangan dan membawa hookah, tetapi tidak menyalakan hookah dan menunggu Amo Nowruz datang. Inilah pikiran yang membuatnya tertidur! Ketika Amo Nowruz datang, Nane Sarma ketiduran ! Dia tidak ingin membangunkan Nane Sarma, Amo Nowruz merokok hookah, makan sedikit dan pergi.

Tapi, hati yang ceroboh, Amo Nowruz datang dan pergi, tetapi Nane Sarma tetap tertidur. Amo Nowruz pergi untuk datang lagi di tahun berikutnya! Dalam narasi ini, tidak ada yang tahu apakah wanita tua itu bisa bertemu Amo Nowruz tahun depan atau tidak. Beberapa orang mengatakan bahwa jika keduanya bertemu satu sama lain, dunia akan berakhir, dan karena dunia belum berakhir, wanita tua dan Amo Nowruz belum pernah bertemu!

Kini mari kita saksikan tradisi Nowruz di antara etnis Kurdi di Iran.

Di kalangan masyarakat Kurdi, selain ritual adat Nowruz, juga terdapat adat istiadat yang berbeda. Dalam mitologi Iran, asal usul Nowruz dikaitkan dengan penobatan Jamshid, raja mitos Iran. Namun orang Kurdi menganggap Nowruz terkait dengan kisah pertempuran antara Kaveh si Pandai Besi (prajurit Iran) dan Zahhāk (mitos raja penindas). Mereka percaya bahwa di Nowruz, ketika Kaveh menang atas Zahhak, orang-orang menyalakan api di pegunungan dan bergandengan tangan untuk merayakan kemenangan tersebut. Sejak itu, setiap tahun pada hari pertama musim semi, orang Kurdi menyalakan api dan merayakan hari keberuntungan itu.

Sementara itu, tradisi Nowruz di antara etnis Azari Iran adalah mereka selain menggelar taplak Haft Sin yang juga menjadi tradisi seluruh etnis Iran lainnya untuk merayakan hari raya Nowruz, mereka juga memiliki jamuan khusus yang berbeda dengan jamuan etnis lain di Iran. Perbedaan jamuan ini kian menambah semarak dan keindahan Nowruz.

Orang-orang berbahasa Azeri menyebut tahun baru dengan berbagai judul seperti "Nowrouz Bayrami" dan "Il Bayrami". Saat  Nowruz, mereka membentangkan taplak meja kain putih yang disebut "Bayram Sofrasi" atau "Yimish Sofrasi" di ruang tamu, dan setiap tamu yang datang duduk di atasnya dan pemilik rumah menyambut para tamu. Meja ini sebenarnya adalah taplak penerima tamu dan taplak Haft Sin; Keluarga juga menerima taplak di meja yang sama.