Lintasan Sejarah 30 Maret 2022
Hari ini Rabu, 30 Maret 2022 bertepatan dengan 27 Sya'ban 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 10 Farvardin 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini
Ibnu Funduq Lahir
953 tahun yang lalu, tanggal 27 Sya'ban 490 HQ, Abul Hasan Ali bin Zaid, yang terkenal dengan nama Ibnu Funduq, salah seorang ilmuwan besar Islam, terlahir ke dunia di kota Baihaq, Iran.
Ibnu Funduqa menguasai berbagai ilmu, seperti hadis, fiqih, sastra, agama, dan hikmah. Buku terpenting karya Ibnu Funduq berjudul "Sejarah Baihaq". Di dalamnya, dia menuliskan kondisi geografis, sejarah, dan keadaan para bangsawan dan dinasti terkenal di Baihaq.
Buku ini merupakan salah satu sumber sejarah penting pada abad ke-6 Hijriah dan salah satu contoh dari karya berbahasa Persia yang baik. Karya lain dari Ibnu Funduq adalah "Lubabul Ansab", "Tafsir Nahjul Balaghah", dan "Qawaid Ulumith-Thib". Ibnu Funduq meninggal dunia pada tahun 565 Hijriah.
Nanking Jadi Pusat Rezim Boneka Jepang
85 tahun yang lalu, tanggal 1937 Jepang memulai perang melawan nasionalis China Chiang Kai Shek.
Mereka menginvasi kawasan timur laut Cina, mengebom Shanghai, dan membuat negara buatan baru dengan nama Manchukuo.
Jepang kemudian mulai menebar teror di Manchukuo. Dengan jatuhnya Nanking pada 30 Maret 1940 oleh Angkatan Bersenjata Front China Pusat, kekejaman tidak terhindarkan lagi.
Di bawah komando Jenderal Matsui Iwane, mereka membantai lebih dari 50 ribu penduduk sipil dan memerkosa 10 ribu wanita. Nanking dan wilayah sekitarnya dibumihanguskan.
Daerah tersebut kemudian dinyatakan Jepang sebagai pusat pemerintahan baru bentukan Jepang--sebuah rezim boneka yang dipimpin Wang Ching Wei, pembelot dari kaum nasionalis.
Ayatullah Thabathabai Boroujerdi Meninggal Dunia
60 tahun yang lalu, tanggal 10 Farvardin 1340 HS (30 Maret 1961), Ayatullah Al-Udzma Sayid Hossein Thabathabai Boroujerdi, salah seorang ulama terkenal Iran meninggal dunia.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar ilmu-ilmu keislaman di tanah kelahirannya, Boroujerdi, Sayed Hossein melanjutkan pendidikannya ke Hauzah Ilmiah Najaf, Irak.
Selesai berguru dengan para ulama besar Najaf, Ia pun kembali ke Iran. Mulanya hijrah ke Mashad, setelah itu pindah ke Qom, dan berhasil menjadi seorang marji taklid. Ia pun kemudian menjadi pengasuh di Hauzah Ilmiah Qom, hingga akhirnya hauzah ilmiah Qom kian berkembang pesat.
Ayatullah Boroujerdi berjasa besar dalam memperkenalkan kekayaan budaya Islam kepada masyarakat dunia. Ia juga berperan penting dalam mewujudkan persatuan dan pendekatan di antara mazhab-mazhab Islam. Selain itu Ayatullah Boroujerdi juga banyak meninggalkan karya tulis dan berhasil mendidik banyak ulama terkemuka, termasuk pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini.