May 14, 2022 09:11 Asia/Jakarta
  • 14 Mei 2022
    14 Mei 2022

Hari ini Sabtu, 14 Mei 2022 bertepatan dengan 12 Syawal 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 24 Ordibehest 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Syaikh Bahai Meninggal Dunia

413 tahun yang lalu, tanggal 12 Syawal 1030 HQ, Syeikh Bahai akibat sakit yang dideritanya kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as di kota Mashad.

Syeikh Bahauddin Muhammad Amili yang lebih dikenal dengan Syeikh Bahai merupakan murid Syahid Tsani dan satu dari ulama besar Syiah, bahkan merupakan kebanggaan dunia Islam. Beliau lahir pada 953 Hq di kota Baalbek, Lebanon dan selama hidupnya, Syeikh Bahai banyak melakukan perjalanan ke pelbagai penjuru dunia dan belajar kepada banyak guru di sejumlah bidang ilmu pengetahuan.

Syeikh Bahai menguasai banyak disiplin ilmu pengetahuan seperti geometri, astronomi, matematika, tafsir al-Quran, fiqih, ushul fiqih, hadis, sastra Persia dan Arab, kedokteran dan juga seorang arsitek hebat. Beliau bahkan menulis buku dalam semua disiplin ilmu yang dikuasainya itu. Syeikh Bahai juga menjadi ulama pertama yang menulis secara lengkap fiqih fatwa dalam bahasa Persia.

Syeikh Bahai dikenal juga sebagai ilmuan yang menjauhi dunia dan riya. Sekalipun memiliki derajat keilmuan yang tinggi dan jabatan tinggi sebagai Syeikh al-Islam, tapi tetap saja Syeikh Bahai tidak menunjukkan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat materi.

Dalam mendidik murid, Syeikh Bahai termasuk ulama yang berhasil. Beliau mampu mendidik murid-murid hebat seperti Mulla Sadra, Mulla Muhammad Taqi Majlisi dan Muhaqqiq Sabszavari. Beliau juga meninggalkan banyak karya tulis tak ternilai seperti Kashkul, Asrar al-Balaghah, Itsna Asyariyat Khams, Arbauna Haditsan, Jami Abbasi, Ain al-Hayat, Bahr al-Hisab dan lain-lain. Karya ilmiah dan arsitek Syeikh Bahai masih dapat disaksikan di kota Isfahan, Iran.

Peresmian Bendungan Aswan
 
58 tahun yang lalu, tanggal 14 Mei 1964, Gamal Abdul Nasser dan Nikita Kruschev secara resmi menandai dimulainya pembangunan Bendungan Aswan dengan menekan sebuah tombol.

Pada sebuah upacara yang diadakan di Mesir selatan, kedua presiden tadi bersama Presiden Arif dari Irak dan Presiden Sallal dari Yaman menekan sebuah tombol untuk meledakkan pasir dan mengubah rute Sungai Nil ke sebuah kanal sehingga tahap pembuatan bendungan yang selanjutnya dapat dimulai.

Bendungan itu dibiayai dan dibangun dengan bantuan Rusia, disaksikan ribuan orang. Ledakan pasir yang membubung menjadikan Sungai Nil mengalir ke saluran yang dibuat manusia.

Amerika Serikat, pada 1956, menolak usulan untuk membiayai proyek bendungan itu. Atas keputusan AS tersebut, Nasser mengatakan kekuatan-kekuatan reaksioner telah berkonspirasi untuk mencegah pembangunan bendungan, tetapi Rusia dan Mesir telah berhasil mengatasi semua rintangan tersebut.

Proyek itu memiliki periode penyelesaian selama empat tahun. Diharapkan, ketika bendungan selesai, wilayah Mesir akan meluas sebanyak sepertiganya. Sumber-sumber daya yang ada juga akan berlipat ganda dan menambah 200 juta pound sterling (sekitar Rp3,56 miliar) ke dalam pos pendapatan nasional Mesir.

Hujjatul Islam Kazem Modir Shanehchi Wafat

20 tahun yang lalu, tanggal 24 Ordibehesht 1381 HS, Hujjatul Islam Modir Shanehchi meninggal dunia pada di usia 75 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Imam Ridha as di Mashad. 

Hujjatul Islam Sheikh Kazem Modir Shanehchi adalah seorang ulama besar di bidang hadis. Beliau lahir dari keluarga agamis tahun 1306 Hs di kota Mashad. Setelah menyelesaikan pendidikan SD hingga SMU, beliau kemudian mempelajari ilmu-ilmu agama. Tingkat dasar dan menengah ilmu-ilmu agama dilaluinya dengan cepat dan setelah itu beliau belajar fiqih dan ushul fiqih untuk menjadi mujtahid bersama Ayatullah Sheikh Hashem Qazvini, Sheikh Mojtaba Qazvini, Sayid Yunes Ardebili, Mirza ahmad Kafai dan Sayid Mohammad Hadi Milani.

Hujjatul Islam Modir Shanehchi juga menguasai ilmu-ilmu rasional dan sejak tahun 1337 Hs beliau memberikan kuliah di Universitas Ilahiyat Mashad. Selain mengajar sejarah Islam, sejarah agama, Ayatul Ahkam (ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan hukum fiqih), periode fiqih dan banyak menulis makalah ilmiah. Beliau menerbitkan sejumlah daftar terkait kumpulan tulisan tangan. Untuk mendapatkan naskah-naskah manuskrip, beliau banyak melakukan perjalanan ke pelbagai negara seperti ke Rusia, Azerbaijan, Uzbekistan, Mesir, Turki, Suriah, Lebanon, Maroko dan Spanyol.

Hujjatul Islam Shanehchi tidak lupa mendidik murid di bidang ilmu-ilmu aqli dan naqli. Pada tahun 1380 Hs, beliau terpilih sebagai tokoh di bidang ilmu dan budaya di Iran.

Tarikh Hadits, Dirayah al-Hadits, Metode Penyimpulan Hukum dan Sunan Nabi dalam 9 jilid termasuk sebagian dari karya-karya beliau.