Lintasan Sejarah 23 Juni 2022
Hari ini Kamis, 23 Juni 2022 bertepatan dengan 23 Dzulqadah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 2 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Nabi Memerintahkan Umat Islam Perangi Yahudi Bani Quraidhah
1438 tahun yang lalu, tanggal 23 Dzulqadah 5 HQ, Nabi Muhammad Saw memerintahkan umat Islam perangi Yahudi Bani Quraidhah.
Orang Yahudi dari Bani Quraidhah memiliki perjanjian damai dan pertahanan bersama dengan umat Islam Madinah. Tapi saat terjadi perang Khandaq atau yang dikenal dengan nama Ahzab, karena pihak musuh terdiri dari kelompok-kelompok seperti Yahudi, Musyrik dan kabilah-kabilah Arab lainnya, orang-orang Yahudi Bani Quraidhah bergabung dengan musuh. Sikap mereka bergabung dengan musuh berarti telah melanggar perjanjian yang telah dilakukan dengan umat Islam di Madinah.
Bergabungnya orang-orang Yahudi Madinah dengan sendirinya memperkuat pasukan musuh dan sebaliknya, melemahkan semangat umat Islam. Oleh karenanya, pasca kemenangan umat Islam dalam perang Khandaq ini lewat Imam Ali as, Rasulullah Saw pada 23 Dzulqadah 5 HQ memerintahkan umat Islam segera bersiap-siap menuju daerah Bani Quraidhah.
Daerah tempat tinggal Yahudi Bani Quraidhah dikelilingi oleh benteng yang kokoh dan mampu bertahan dari blokade umat Islam selama 15 hari (menurut riwayat lain 25 hari). Akhirnya, Yahudi Bani Quraidhah menyerah setelah melihat tidak ada jalan lain. Mereka rela diperlakukan seperti apapun, tapi dengan syarat Saad bin Mu'adz, seorang sahabat Nabi yang memutuskan. Permintaan mereka itu dipenuhi oleh Nabi Muhammad Saw.
Saad bin Mu'adz ternyata memutuskan agar mereka dijatuhi hukuman yang berat bagi mereka. Setiap pria yang berperang harus dibunuh yang kemudian diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, fitnah dan pengkhianatan yang dilakukan Yahudi Bani Quraidhah tercerabut dari akarnya.
Shah Wajibkan Pria Iran Pakai Topi Chapeau
95 tahun yang lalu, tanggal 2 Tir 1306 HS, Parlemen Iran meratifikasi RUU yang mewajibkan pria Iran menggunakan topi chapeau.
Reza Khan Pahlevi, Shah Iran setelah berkuasa, senantiasa berusaha untuk menghapus simbol-simbol agama dan tradisi rakyat. Ia berusaha menggantikannya dengan budara Barat di Iran. Dalam usahanya, setiap kali ada kesempatan berbicara kepada rakyat, ia selalu menyampaikan draf undang-undang bagi pria Iran wajib menggunakan topi chapeau.
Undang-undang ini pada awalnya diterapkan pada menteri-menteri, pengacara, kepala kantor dan pegawai pemerintah. Selain itu, mereka juga dipaksa untuk memakai pakaian yang sama. Setelah itu, peraturan ini akan diterapkan juga di sekolah-sekolah dan mereka harus memakai pakaian seragam.
Golongan yang paling menolak perubahan pakaian ini adalah para pedagang dan menentang segala bentuk tekanan dan nasihat polisi. Selain itu, karena belum ada undang-undang yang mengatur soal memakai pakaian pendek dan jas, mayoritas rakyat dari pelbagai kalangan tidak bersedia meninggalkan pakaian turun temurun mereka. Hal ini akhirnya memunculkan benturan sosial.
Agar peraturan ini memiliki hukum, Reza Khan Pahlevi meminta parlemen untuk meratifikasi draf soal pemakaian topi chapeau. Parlemenpun melakukan sidang dan menyetujui draf itu pada 2 Tir 1306 Hs. Polisi mendapat tugas agar mensosialisasikan aturan ini dan mereka semakin menekan rakyat agar melakukannya. Sebaliknya, banyak tokoh yang menentang aturan ini. Mereka tidak melakukan aktivitas apa-apa dan hanya tinggal di rumah untuk menyatakan penolakannya atas aturan ini.
Tragedi Ledakan Air India, 329 Tewas
37 tahun yang lalu, tanggal 23 Juni 1985, pesawat Boeing 747 milik maskapai Air India jatuh di lepas pantai Irlandia.
Kecelakaan itu menewaskan 329 penumpang dan awak. Air India saat itu dijadwalkan 45 menit lagi tiba di Bandara Heathrow, London, setelah terbang dari Toronto dan Montreal, Kanada. Namun pesawat itu menghilang dari pantauan radar saat berada di atas laut dekat Irlandia.
Pesawat itu diduga jatuh dari ketinggian 30.000 kaki (9.144 meter) dan pilot tidak sempat memberikan pesan darurat (mayday). Tim penyelidik juga menduga bahwa pesawat itu kemungkinan sudah hancur di udara akibat ledakan bom yang disusupi oleh kelompok ekstrimis Sikh.
Sebagian besar penumpang adalah warga India yang akan melanjutkan perjalanan pulang ke Bombay (sekarang Mumbai) maupun New Delhi. Tim penyelamat pesimistis akan menemukan penumpang yang masih hidup dari insiden itu.
Lima bulan kemudian, pihak keamanan Kanada menangkap dua tersangka, yaitu Talwinder Singh Parmar dan Inderjit Singh Reyat, sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kecelakaan itu.