Jul 07, 2022 09:34 Asia/Jakarta
  • 7 Juli 2022
    7 Juli 2022

Hari ini Kamis, 7 Juli 2022 bertepatan dengan 7 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 16 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Imam Baqir as Gugur Syahid
 
1329 tahun yang lalu, tanggal 7 Dzulhijjah 114 HQ, Imam Muhammad Baqir as, keturunan Rasulullah generasi keempat gugur syahid pada usia 57 tahun.

Imam Muhammad Baqir as, keturunan Rasulullah generasi keempa

Beliau dilahirkan pada tahun 57 Hijriah di kota Madinah. Ayah beliau adalah Imam Ali Zainal Abidin as, imam ke-4 dan putra Imam Husein as. Setelah Imam Zainal Abidin gugur syahid, Imam Baqir pun melanjutkan tampuk kepemimpinan umat Islam. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Umayah yang kekuatannya semakin melemah. Pada masa hidup Imam Baqir, terjadi perpindahan kekuasaan dari Dinasti Umayah ke Dinasti Abbasiah.

Namun, kedua pemerintahan itu memiliki kesamaan, yaitu membenci kepemimpinan Ahul Bait di tengah kaum Muslimin. Setelah Imam Ali Zainal Abidin dibunuh oleh khalifah Dinasti Umayah, Imam Baqir as pun dibunuh oleh khalifah Dinasti Abbasiah.
 
Selama masa hidup beliau yang singkat, Imam Muhamad Baqir as sangat aktif mengembangkan dan menyebarkan ajaran serta keilmuan Islam di tengah masyarakat. Beliau mendirikan pusat pendidikan besar agama Islam yang dipenuhi dengan murid-murid yang datang dari berbagai penjuru dunia Islam. Ketinggian ilmu Imam Muhammad Baqiras membuat beliau dijuluki Baqirul Ulum, yang artinya pemecah inti ilmu.

Imam Muhammad Baqir dimakamkan di pekuburan Baqi, di kota Madinah, di samping makam ayahandanya, Imam Zainal Abidin dan Kakeknya Imam Hasan Mujtaba yang juga gugur syahid dibunuh oleh khalifah yang berkuasa saat itu. Kelak, putranya Imam Jakfar Shadiq, juga dikuburkan di sisi pusara Imam Baqir as.

Sayid Reza Hosseini, Penyair Ahlul Bait Wafat

36 tahun yang lalu, tanggal 16 Tir 1365 HS Sayid Reza Hosseini, penyair Ahlul Bait meninggal dunia di usia 76 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayid Abdolazim, di kota Rey, Tehran.

Sayid Reza Hosseini, penyair Ahlul Bait

Ustad Sayid Reza Hosseini yang lebih dikenal dengan sebutan Saadi Zaman, lahir di kota Azerbaijan pada 1289 Hs. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya dari guru-guru waktu itu, beliau kemudian menjadi tokoh ulama muda. Beliau dikenal dengan penguasaannya yang luar biasa atas sastra Persia, Turki dan Arab. Beliau juga punya perhatian yang luar biasa atas ilmu teologi, logika, sejarah, fiqih, tafsir al-Quran, hukum dan irfan.

Sejak awal pendidikannya, potensi kepenyairan Sayid Reza Hosseini telah muncul dan sejak usia 14 tahun beliau telah membaca syair-syairnya. Sekalipun masih muda, para penyair senior Iran telah mengenalnya. Kecintaannya kepada Ahlul Bait membuat kebanyakan syair-syairnya berbicara tentang keutamaan mereka. Pada waktu itu, ketika untuk pertama kalinya beliau mempublikasikan kumpulan puisinya, para ulama dan penyair hebat Iran. Beliau menjadi populer di Azerbaijan.

Sayid Reza Hosseini termasuk penyair berbahasa Turki Azari paling terkenal dan boleh dikata sebagai pembaharu puisi dan sastra kegamaan Azerbaijan. Puisi-puisi telah menciptakan perubahan besar dalam proses penyempurnaan puisi yang memuji keutamaan Ahlul Bait. Dalam menjelaskan ujian yang menimpa ahlul Bait, beliau merujuk kepada sumber-sumber terpercaya, baik di Ahli Sunnah maupun Syiah, tanpa menambah-nambah sesuatu yang tidak ada.

Penyair Sayid Reza Hosseini meninggalkan banyak karya sastra dan puisi seperti Lama'at Huseini, Nojoum Derakshan dan Bahar Bi Khazan.

Ledakan di kota London
 
17 tahun yang lalu, tanggal 7 juli 2005 terjadi ledakan di sebuah bus dan tiga stasiun metro di pusat kota London menyebabkan 50 orang tewas dan 700 cidera.

Ledakan terjadi di kota London (dok)

Serangan itu terjadi saat berlangsungnya sidang pemimpin 8 negara industri di Skotlandia, utara Inggris. Para pakar politik percaya bahwa ledakan bom London merupakan protes terhadap kerjasama pemerintah Inggris dengan Amerika Serikat yang menduduki Afghanistan dan Irak serta pembunuhan warga kedua negara ini. Di pihak lain, ledakan ini menunjukkan kelemahan sistem intelejen Inggris dalam menegakkan keamanan negara ini.
 
Pemerintah London mengklaim bahwa ledakan didalangi oleh orang-orang Islam. Akibatnya,tekanan terhadap warga muslim Inggris yang sudah ada sejak 11 September 2001 semakin keras.