Jul 09, 2022 09:23 Asia/Jakarta
  • 9 Juli 2022
    9 Juli 2022

Hari ini Sabtu, 9 Juli 2022 bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 18 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Hari Arafah, Hari Para Pecinta Ilahi
 
Tanggal 9 Dzulhijjah dalam sejarah dikenal dengan nama Hari Arafah dan termasuk hari-hari besar Islam, sekalipun tidak disebut sebagai hari raya atau ied.

Hari Arafah

Di hari ini Allah Swt menyeru hamba-hamba-Nya agar beribadah dan melakukan ketaatan. Allah sendiri mempersiapkan segalanya kepada mereka yang melakukan ibadah dan berdoa di hari ini. Pada hari penuh berkah ini setan begitu terhina dan marah.
 
Sejak tergelincirnya mata hari pada tanggal 9 Dzulhijjah, para jamaah haji melakukan ibadah wukuf di padang Arafah. Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan melakukan wukuf di padang Arafah. Sementara saat matahari terbenam, para jemaah haji bergerak dari Arafah menuju Masy’ar al-Haram dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan manasik haji.

Ghasan Kanani Diteror Mossad
 
50 tahun yang lalu, tanggal 9 Juli 1972, Ghasan Kanani, seorang penulis perjaung kebebasan Palestina beserta keponakannya, tewas akibat teror agen rahasia Israel, Mossad.

Mossad

Kanani merupakan salah seorang pejabat kelompok sosialis untuk pembebasan Palestina. Ia tewas karena mobilnya meledak di Beirut akibat bom yang diletakkan oleh agen Mossad.
 
Enam belas hari kemudian, sekretaris Kanani, Basam Abu Syarif, juga terkena ledakan bom dan terluka parah. Pembunuhan atas tokoh-tokoh pejuang Palestina yang berada di luar negeri merupakan salah satu metode yang dilakukan rezim Zionis dalam upaya untuk menekan perlawanan bangsa Palestina.

Sayid Kazem Akhavan Marashi Wafat

20 tahun yang lalu, tanggal 18 Tir 1381 HS, Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi meninggal dunia di usia 83 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Imam Ridha as di Mashad.

Sejarah

Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi lahir dari keluarga ulama pada 1298 HS di kota Najaf, Irak. Beliau telah kehilangan ayahnya sejak usia lima tahun. Tapi peristiwa ini tidak mengurangi sedikitpun semangatnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Ketika berusia 13 tahun, beliau pergi ke Qom, Iran demi melanjutkan pelajaran hauzahnya. Setelah menyelesaikan pelajaran tingkat menengah hauzah, beliau kemudian mengikuti kuliah-kuliah Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i, Sayid Mohammad Taqi Khonsari, Imam Khomeini dan Ayatullah Boroujerdi.

Selama 17 tahun tinggal dan menuntut ilmu di Qom, pada usia 32 tahun beliau kembali ke kota Najaf. Sekembalinya di sana, Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi belajar kepada ayatullah Sayid Abdul Hadi Shirazi dan beliau sendiri mulai mengajar untuk tingkatan menengah.

Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi tinggal selama 22 tahun di Irak dan pada 1350 HS, beliau kembali ke Iran. Hanya dua tahun beliau tinggal di Qom dan setelah itu memilih tinggal di Mashad. Di sana beliau menyibukkan diri dengan menulis, mengajar, mengeluarkan fatwa dan menjadi imam shalat jamaah.

Ketika kebangkitan Islam di Iran mencapai puncaknya, ayatullah Sayid Kazem Akhavan memainkan peranan penting melawan rezim Pahlevi. Rumah beliau menjadi tempat perundingan dan pengambilan keputusan. Beliau mengambil langkah bersejarah ketika berhasil membobol blokade rumah sakit Imam Ridha as. Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, beliau beberapa kali ikut ke medan pertempuran selama perang 8 tahun dengan pasukan rezim Saddam.

Ayatullah Sayid Kazem Akhavan Marashi banyak meninggalkan karya tulis seperti Manasik Haji, Hasyiah Urwah al-Wutsqa dan Syarah al-Urwah al-Wutsqa.