Lintasan Sejarah 19 September 2022
Hari ini Senin, 19 September 2022 bertepatan dengan 22 Safar 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 28 Shahrivar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Nuqtah Meninggal
815 tahun yang lalu, tanggal 22 Shafar 629 HQ, Ibnu Nuqtah, seorang ulama dan ahli hadis terkemuka abad ke-7 hijriah, meninggal dunia di kota Bagdad.
Ibnu Nuqtah sejak kanak-kanak telah tertarik kepada ilmu hadis dan untuk mengumpulkan hadis, dia melakukan perjalanan ke berbagai negara, di antaranya Iran, Suriah, dan Mesir.
Di samping itu, ia pun mendidik banyak murid di bidang ilmu hadis, di antaranya bernama Ibnu Asakir yang kemudian juga dikenal sebagai seorang cendikiawan muslim. Salah satu di antara karya penulisan Ibnu Nuqtah berjudul al-Istidrak.
Ayatullah Mohammad Ibrahim Arafi Wafat
30 tahun yang lalu, tanggal 28 Shahrivar 1371 HS, Ayatullah Mohammad Ibrahim Arafi meninggal dunia dalam usia 82 tahun.
Ayatullah Sheikh Mohammad Ibrahim Arafi lahir di dekat kota Mibad, Yazd pada 1289 Hs dari keluarga ulama. Setelah menyelesaikan pendidikan awal dan menengah hauzah ilmiah di kota kelahirannya dan di kota Mashad, beliau kemudian pergi ke kota Qom untuk belajar kepada Ayatullah Sheikh Abdolkareem Hairi.
Setelah mencapai tingkat keilmuan yang tinggi sebagai hasil belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi, Sayid Hossein Boroujerdi, Sayid Abolhassan Isfahani, Sayid Abdulhadi Shirazi, Sayid Muhsin al-Hakim dan Imam Khomeini ra. Dari mereka beliau mendapat ijazah ijtihad dan riwayat hadis.
Setelah meninggalnya Ayatullah al-Hakim, secara resmi beliau memperkenalkan Imam Khomeini ra sebagai satu-satunya marji taklid. Bersamaan dengan dimulainya Revolusi Islam Iran, Ayatullah Ibrahim Arafi bersama Ayatullah Sheikh Mohammad Sadouqi dan Sayid Rohoullah Khatami menjadi pemimpin perjuangan rakyat Yazd. Ulama yang sekaligus mujahid ini mengikuti aksi-aksi demo rakyat dan menjadi tempat berlindung para pejuang.
Beliau juga ikut aktif berjuang melawan para aristokrat peninggalan lama dan membangung hauzah ilmiah Mibad untuk membendung pengaruh Bahai. Ayatullah Ibrahim Arafi ikut ambil bagian dalam aksi-aksi sosial seperti pembangunan masjid, tempat penampungan air, penggalian irigasi, mengajar dan menuntun agama masyarakat.
Tentara AS Menyerbu Haiti
28 tahun yang lalu, tanggal 19 September 1994, 20 ribu tentara AS menyerbu Haiti, sebuah negara kecil di Laut Karibia, dari laut dan udara dan kemudian menduduki negara tersebut. Alasan Washington dalam serangannya tersebut adalah untuk mengembalikan Jean Bertrand Aristide, mantan presiden Haiti, ke kursi kepresidenan.
Sebelumnya, pada tahun 1991, Jenderal Raol Cedras melakukan kudeta terhadap Aristide yang delapan bulan sebelumnya terpilih sebagai presiden Haiti. Namun, atas desakan internasional, terutama Amerika, para pelaku kudeta bersedia menyerahkan kembali kekuasaan keapda Aristide. Di luar kesepakatan, tiba-tiba AS menyerang Haiti dan tetap tinggal di negara itu dengan kedok sebagai pasukan penjaga perdamaian. Tindakan AS ini merupakan bukti lain dari pelanggaran undang-undang internasional yang berkali-kali dilakukan oleh negara ini.