Lintasan Sejarah 10 Oktober 2022
Hari ini Senin, 10 Oktober 2022 bertepatan dengan 13 Rabiul Awal 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 18 Mehr 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Dimulainya Kekuasaan 500 Tahun Bani Abbasiah
1312 tahun yang lalu, tanggal 13 Rabiul Awal 132 HQ, dimulainya kekuasaan 500 tahun Bani Abbasiah.
Pasca pembantaian yang terjadi demi meraih kekuasaan, masyarakat Islam pada 13 Rabiul Awal 132 HQ, membaiat Abu al-Abbas Abdillah bin Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbas bin Abdil Mutthalib yang lebih dikenal dengan as-Saffah. Dengan demikian, secara resmi (menurut satu riwayat sejarah) dimulailah masa kekuasaan panjang Bani Abbasiah.
Abu al-Abbas as-Saffah, Khalifah Pertama Bani Abbasiah berkuasa hingga 136 HQ. Selama empat tahun berkuasa, ia banyak melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap keturunan Bani Umayah dan juga pecinta Ahli Bait. Itulah mengapa ia diberi julukan Saffah, sebagai orang yang banyak menumpahkan darah. Ia pribadi yang dikenal sangat pendendam. Ia membantai seluruh keturunan Bani Umayah. Ada yang digantung dan ada yang dibakar.
As-Saffah merupakan orang pertama yang menggagas sistem kementerian dalam Islam. Karena sebelum ini, pada Bani Umayah, mereka memilih sejumlah orang untuk berkonsultasi. Akhirnya ia meninggal pada 136 Hq dalam usia 32 tahun.
Negara Fiji Merdeka
52 tahun yang lalu, tanggal 10 Oktober 1970, negara Fiji meraih kemerdekaannya dari Fiji dan hari ini dijadikan sebagai Hari Nasional Fiji.
Negara ini mulai dijajah Inggris pada tahun 1873 dan terus berlangsung hingga lebih dari sembilan puluh tahun kemudian. Pada tahun 1965, diberlakukan undang-undang dasar baru di Fiji yang bertujuan untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Akhirnya, baru pada tahun 1970, Fiji meraih kemerdekaan penuh.
Fiji adalah sebuah negara yang terdiri dari pulau-pulau dengan luas wilayah 18.274 kilometer persegi dan terletak di barat daya Samudera Pasifik.
Solthan Al-Wa’izhin Wafat
51 tahun yang lalu, tanggal 18 Mehr 1350 HS, Sayid Mohammad Solthan al-Wa’izhin Shirazi meninggal dunia pada dalam usia 75 tahun di Tehran dan dikebumikan di pekuburan umum Abu Hossein.
Sayid Mohammad Shirazi anak Asyraf al-Wa’izhin yang lebih dikenal dengan Akbar Shah, lahir di Tehran kira-kira tahun 1275 HS. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hauzah di Tehran dan di usia 12 tahun mengikuti ayahnya ke Irak. Selama dua tahun tinggal di Karbala dan menyelesaikan pendidikan menengah hauzah. Setelah itu bersama ayahnya pergi ke kota Kermanshah dan berdakwah di sana.
Sayid Mohammad untuk kedua kalinya pergi ke Irak untuk menyempurnakan pendidikan agama tingkat tingginya dan setelah itu melakukan perjalanan ke Palestina, Yordania, Mesir dan India. Ia bertemu dengan banyak agama lain seperti Yahudi, Kristen, Brahma dan juga mazhab Ahli Sunnah dan bertukar pikiran dengan mereka.
Al-Wa’izhin Shirazi melakukan dialog dengan dua ulama Ahli Sunnah di Peshawar selama 10 malam dan setiap malamnya lebih dari delapan jam melakukan dialog dengan dihadiri oleh Mahatma Ghandi. Peristiwa dialog ini dipublikasikan oleh seluruh koran India waktu itu dan isinya kemudian dibukukan dengan nama Shabha-ye Peshavar.
Selain buku itu, al-Wa’izhin Shirazi juga meninggalkan karya-karya ilmiah seperti Sad Maqaleh Solthani dar Radde Bar Yahud va Nasara dan Gorouh Rastegaran atau Firqah Najiah dalam dua jilid.