Lintasan Sejarah 30 Desember 2022
Hari ini Jumat, 30 Desember 2022 bertepatan dengan 6 Jumadil Tsani 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 9 Dey 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Dimulainya Petualangan Tujuh Tahun Nasir Khosrou
1007 tahun yang lalu, tanggal 6 Jumadil Tsani 437 HQ, Nasir Khosrou Qubadiani, penyair dan penulis terkenal Iran memulai petualangan tujuh tahunnya ke berbagai kawasan Timur Tengah dan Mediterania.
Khosrou melakukan perjalanan ke jazirah Arab, Mesir, Irak, dan Roma. Hasil petualangannya itu ia tuliskan ke dalam sebuah buku sastra terkenal berjudul "Safar Nameh" yang artinya catatan perjalanan.
Buku ini kemudian menjadi terkenal dan dianggap penting karena sejumlah alasan. Pertama, dari sisi bahasa, kitab Safar Nameh diakui memiliki kualitas yang sangat hebat. Kemudian, karena Safar Nameh berisikan catatan perjalanan seorang yang jenius seperti Khosrou, maka di dalam buku itu terdapat keterangan-keterangan antropologis penting mengenai budaya, bahasa, dan keyakinan masyarakat di tempat-tempat yang dikunjungi oleh Khosrou.
Ayatullah Boroujerdi Tiba di Qom
78 tahun yang lalu, tanggal 9 Dey 1323 HS, Ayatullah Boroujerdi tiba di kota Qom.
Pasca meninggalnya Ayatullah Haj Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi, pendiri Hauzah Ilmiah Qom pada 1315 HS, tanggung jawab pengelolaan hauzah dipegang oleh tiga marji besar waktu itu; Sayid Mohammad Taqi Khansari, Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Sayid Sadr ad-Din Sadr. Mereka memimpin Hauzah Ilmiah Qom selama delapan tahun dengan baik
Pada 1323 HS, menyusul sakitnya Ayatullah Boroujerdi dan dirawat inap di sebuah rumah sakit di kota Rey, Tehran, para ulama Qom mengajak beliau untuk tinggal di Qom. Setelah sembuh, beliau akhirnya memutuskan untuk tinggal di Qom.
Akhirnya, dengan dukungan para ulama, beliau pada 9 Dey 1323 HS yang bertepatan dengan 14 Muharram 1364 HQ tiba di Qom dan memikul tanggung jawab Syiah sedunia.
Ayatullah Boroujerdi hingga akhirnya hidupnya, selama 17 tahun tinggal di Qom dan memimpin Hauzah Ilmiah Qom dengan baik. Kehadiran ulama besar ini juga memiliki berkah dan banyak mendidik murid-murid hebat.
Diktator Irak, Saddam Hussein di Hukum Gantung
16 tahun yang lalu, tanggal 30 Desember 2006, diktator Irak, Saddam Hussein dihukum gantung menyusul putusan pengadilan tinggi Irak.
Saddam Hussein dilahirkan di dekat kota Tikrit, 140 km utara Baghdad. Pada usia 20 tahun ia bergabung dengan Partai Baath. Menyusul kudeta yang dilakukan partai ini pada tahun 1968, akhirnya Saddam menjadi wakil dari Ahmad Hasan Al-Bakr pemimpin Baath waktu itu. Pada tahun 1979 Saddam berhasil menjadi presiden Irak. Selain memegang tampuk pimpinan tertinggi di Irak, Saddam juga memegang jabatan panglima tertinggi angkatan bersenjata Irak dan sejumlah pos penting lainnya.
Di awal kekuasaannya Saddam mulai menjalankan ambisinya dengan dukungan penuh Barat. Hal ini ditandai dengan serangan Irak ke Iran yang mengakibatkan tragedi kemanusiaan. Dengan bantuan Barat pula Saddam membuat senjata kimia dan digunakan untuk menyerang bangsa Irak dan Iran.
Dua tahun setelah menyerang Iran, Saddam mencaplok Kuwait. Aksi tersebut mendapat kecaman luas dari masyarakat internasional. Setelah penarikan pasukan Irak dari Kuwait, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) memberlakukan sanksi terhadap Irak. Sanksi ini membuat mayoritas rakyat Irak menderita.
Di sisi lain, selama kepemimpinannya, Saddam telah membantai atau mencebloskan ke penjara puluhan ribu warga Irak. Meski diktator Irak ini melakukan berbagai kejahatan, namun ia hanya dituntut hukuman gantung karena telah melakukan pembunuhan massal terhadap warga desa ad-Dajil di Irak pada tahun 1982.