Jan 06, 2023 13:11 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 6 Januari 2023

Hari ini Jumat, 6 Januari 2023 bertepatan dengan 13 Jumadil Tsani 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 16 Dey 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ummul Banin, Istri Imam Ali as Wafat

 

1380 tahun yang lalu, tanggal 13 Jumadil Tsani 64 HQ, Ummul Banin, istri Imam Ali as meninggal dunia di Madinah dan dimakamkan di kota ini.

 

Setelah bertahun-tahun ditinggal oleh istrinya, Sayidah Fathimah az-Zahra as, Imam Ali as menikah dengan Fathimah Kilabiyah, lewat usulan saudaranya, Aqil yang merupakan ahli nasab yang mengetahui dengan baik keturunan Arab. Dari Fathimah Kilabiyah ini, Imam Ali as dikaruniai empat orang anak laki-laki; Abbas, Jakfar, Abdullah dan Utsman. Karena melahirkan empat orang anak laki-laki, akhirnya Fathimah Kilabiyah dijuluki Ummul Banin yang berarti ibu dari anak-anak laki.

 

Keempat anaknya mereguk cawan syahadah dalam peristiwa Karbala, dan ibu mereka tampak tegar dan sabar menghadapi cobaan ini.

 

Ketika beliau mendapat informasi tentang peristiwa Asyura, beliau membawa Ubaidullah, anak Abbas ke kuburan Baqi' dan membacakan puisi memuji anak-anaknya. Rakyat Madinah yang mendengarkan puisi yang dibacakan Ummul Banin berkumpul di Baqi' dan menangis bersama beliau.

 

Pesan Imam Khomeini Pasca Berkuasanya Bakhtiari
 

44 tahun yang lalu, tanggal 16 Dey 1357 HS, Imam Khomeini ra mengirim pesan pasca berkuasanya Bakhtiari.

Pasca berkuasanya Bakhtiari, Imam Khomeini ra pada 16 Dey 1357 HS, menyampaikan pesan kepada rakyat Iran yang isinya:
"Saya mengumumkan kepada seluruh bangsa pemberani Iran bahwa rezim monarki adalah ilegal dan parlemen tidak nasionalisdan ilegal serta pemerintahan penjarah ilegal dan pembangkang. Berikut ini ada beberapa hal yang ingin saya ingatkan, para pegawai seluruh kementerian yang ada agar tidak menerima para menteri korup dan ilegal. Jangan menaati mereka dan bila memiliki kekuatan, hendaknya tidak memberikan mereka jalan ke seluruh kementerian yang ada. Rakyat ini hendaknya tidak membayar air, listrik dan telepon secara mutlak dan menolak membantu pemerintah."
Dalam melaksanakan perintah Imam Khomeini ra, sebagian kementerian tidak memberi kesempatan menteri-menteri yang baru ke kantornya dan terus melakukan aksi protesnya lewat demonstrasi.

 

Indira Gandhi Kembali Terpilih Sebagai PM

43 tahun yang lalu, tanggal 6 Januari 1980,  Indira Gandhi meraih suara mayoritas rakyatnya dan kembali menjadi Perdana Menteri India.

Indira terpilih menjadi Perdana Menteri India pada tahun 1966 menggantikan PM saat itu, Lal Bahadur Shastri, yang meninggal mendadak.

Pada tahun 1971, Indira menang dalam pemilu nasional dan kembali menjadi PM. Namun, pada tahun 1975, ia dijatuhi hukuman karena terbukti melakukan kecurangan dalam pemilu 1971 tersebut. Indira menolak hukuman itu dan menyatakan diri tidak bersalah. Ia kemudian  memberlakukan situasi darurat di India. Selama periode ini, Indira melakukan kontrol ketat terhadap berbagai aspek kehidupan di India dan memenjarakan banyak oposannya.

Pada tahun 1977, Indira menyelenggarakan pemilu untuk meredam kritik bahwa dirinya telah menginjak-injak demokrasi di India. Namun, kali ini Indira Gandhi kalah dan tersingkir dari kursi Perdana Menteri. Pada pemilu 1980, Indira Gandhi kembali terpilih sebagai PM namun pada tanggal 31 Oktober  1984, akibat kebijakan represifnya terhadap kelompok Sikh, Indira ditembak oleh pengawalnya sendiri yang berdarah Sikh.